Menko Luhut Berharap Kasus Positif Covid-19 Melandai Mulai 15 Juli 2021

Luhut Binsar Pandjaitan selaku Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali mengatakan akan terus berupaya menurunkan kasus positif Covid-19 yang melonjak.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Jul 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2021, 09:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dan Menhub Budi Karya. Dok Menko Marves
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dan Menhub Budi Karya. Dok Menko Marves
FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 terlihat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus berupaya mengambil langkah mitigasi demi mencegah kenaikan angka infeksi Covid-19. Salah satunya dengan meningkatkan ketersediaan rumah sakit bagi pasien penderita Covid-19 yang butuh rawat inap.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali mengatakan akan terus berupaya menurunkan kasus positif Covid-19 yang melonjak.

“Hingga hari ini, angka dari kasus positif Covid-19 masih terus naik, tapi kita harapkan di tanggal 15-17 Juli akan mulai terjadi penurunan. Kita juga masih berpacu dengan kecepatan mutasi dari varian Delta ini,” kata Menko Luhut saat memimpin rapat koordinasi, dikutip dari keterangannya, Jumat (9/7/2021).

Menurut Luhut, pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan BNPB akan bekerja sama untuk mengatasi isu kekurangan kapasitas rumah sakit (RS) di seluruh provinsi dengan meningkatkan kapasitas.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hampir seluruh provinsi di Jawa dan Bali RS penuh terisi.

Sehingga hal yang harus dilakukan adalah penambahan kapasitas ICU maupun ruang isolasi. Ini mencakup konversi tempat tidur, penambahan alat, dan tenaga kesehatan.

“Saat ini jumlah tempat tidur nasional adalah 406.253 ribu, di mana tempat tidur untuk pasien Covid-19 adalah 111.890 atau sebanyak 28 persen. Pemerintah telah menargetkan sebanyak 40 persen konversi tempat tidur isolasi. Dengan target konversi 40 persen masih terdapat potensi secara 54,317 isolasi dan 1,459 secara intensif,” ujar Budi.

 

Saksikan Video Ini

Berdayakan Dokter Magang

FOTO: Kesibukan Tim Medis Bawa Pasien COVID-19 ke Wisma Atlet
Petugas jaga mengecek data pasien COVID-19 yang dibawa petugas medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kemudian, dalam hal tenaga kesehatan (nakes), pemerintah akan mendayagunakan dokter internship sebanyak 5.418 orang, dokter pasca-internship sebanyak 4.454 orang, serta perawat fresh graduate sebagai relawan Covid-19 sebanyak kurang lebih 100.000 orang, yang akan terjun membantu para nakes di lapangan.

Menambahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, saat ini konversi RSUD di Jakarta sudah mencapai 89 persen. Dari segi occupancy, pasien bahkan sudah memenuhi lorong.

"Bagaimanapun saat ini kasusnya ada 100.000 lebih, jadi kita harus antisipasi untuk beberapa hari ke depan mungkin bisa sampai angka 120-an ribu. Kami sudah mendata dimana saat ini kebutuhan tempat tidur isolasi untuk ditambah adalah 16.648, serta untuk ICU butuh tambahan 3.622,” papar Anies.

Dalam rakor yang turut dihadiri Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah, Wakil Gubernur Jawa Timur, Gubernur DIY, dan Gubernur Bali, masing-masing provinsi terus mengupayakan pemenuhan kebutuhan rumah sakit, prasarana serta tenaga kesehatan. Pemerintah telah mengimpor sebanyak 1.200 ton suplai oksigen per hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya