Hapus Sekarang! Kata Pakar 7 Hal Ini Sebaiknya Tidak Ada di Resume Kerja

Berikut ini 7 poin penting yang seharusnya tidak dicantumkan dalam sebuah CV atau resume kerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Resume/ CV (Foto: themuse.com)
Ilustrasi Resume/ CV (Foto: themuse.com)

Liputan6.com, Jakarta CV atau resume kerja adalah hal yang diperlukan ketika seseorang hendak melamar pekerjaan. CV ini harus dibuat dengan benar agar peluang lulus ke tahap selanjutnya pun besar.

Oleh karena itu sebelum membuatnya, pelamar perlu memerhatikan apa saja poin penting yang harus dan tidak harus dicantumkan dalam CV.

Beberapa orang mungkin sudah sering membahas tentang apa saja yang harus dicantumkan dalam CV. Karena seringnya bahasan tersebut, Peter Yang yang merupakan pakar karier dan CEO Resume Writing Services perusahaan induk ResumeGo, membahas apa saja hal-hal yang seharusnya tidak perlu dicantumkan dalam CV.

Jika dicantumkan, mungkin akan merusak peluang Anda untuk mendapat kesempatan wawancara atau ke tahap selanjutnya.

Dilansir dari laman CNBC, Kamis (22/07/2021), berikut ini 7 poin yang seharusnya tidak dicantumkan dalam sebuah CV. Jika masih ada dalam CV atau resume kerja , Anda bisa menghapusnya sekarang juga.

1. Hobi dan minat yang tidak relevan

Mungkin Anda senang berolahraga, berkemah, berkebun, atau memiliki hobi unik lainnya. Beberapa orang menganggap bahwa semakin unik hobi, semakin membuat seseorang lebih menonjol dari kandidat lain.

Akan tetapi sebenarnya, kebanyakan perekrut tidak peduli tentang bagaimana Anda menghabiskan waktu luang.

Perekrut tidak memiliki waktu yang banyak untuk meninjau hal seperti ini karena ada banyak CV lain yang harus dilihat. Mereka hanya fokus untuk menemukan kandidiat yang memenuhi persyaratan.

Mencantumkan hobi diperbolehkan saja asal relevan dengan posisi yang dilamar. Jika Anda berminat untuk melamar pekerjaan di bagian keuangan dan hobi Anda memang berinvestasi, kedua hal tersebut berkaitan sehingga bisa untuk dicantumkan dalam CV.

Akan tetapi jika Anda melamar ke bagian penelitian medis, lebih baik tidak perlu mencantumkan hobi tersebut.

2. Terlalu banyak mencantumkan soft skill

Beberapa pelamar mungkin ada yang berpikir bahwa mencantumkan banyak soft skill dalam CV itu bagus. Memang benar begitu.

Akan tetapi, tetap ada batasannya. Perekrut pasti menyadari taktik umum ini ketika para kandidatnya terlalu banyak mencantumkan soft skill.

Peter merekomendasikan untuk menuliskan lebih banyak hard skill dibanding soft skill. Alih-alih mengatakan Anda itu multitasking, alangkah lebih baiknya jika Anda menuliskannya seperti ini “Memimpin lebih banyak proyek dari awal sampai akhir, yang menghasilkan peningkatan X% dalam X”.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Ini


3. Menampilkan headshot atau foto Anda

Perhatikan Penggunaan Bahasa dan Pemilihan Kata
Ilustrasi Membuat CV Credit: pexels.com/pixabay

Anda tidak perlu menyertakan headshot (foto), kecuali jika ingin terpilih menjadi pemeran utama film layar lebar.

Sebenarnya ada pula potensi kerugian untuk melakukannya. Beberapa perekrut mungkin akan berpikir bahwa Anda sebagai pelamar ‘tidak profesional’.

Akan tetapi di samping itu, hal ini terkadang berpotensi memengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perekrut, seperti masalah berpakaian atau penampilan Anda sebagai pelamar.

Bahkan ada kemungkinan kecil pula bahwa foto tersebut dapat memengaruhi format resume Anda. Dari hal itu akan menyebabkan kesulitan teknis ketika melewati proses screening CV.

4. Menggunakan kata ‘saya’

Ternyata masih banyak pelamar yang masih menggunakan kata ‘saya’ di dalam CV. Jika Anda termasuk, segera hapuslah kata tersebut.

Ketika Anda membuat CV, tidak perlu menggunakan kata ‘saya’ karena itu adalah resume Anda. Segala yang tertuang dalam CV itu secara tersirat itu sudah pasti tentang Anda. Daripada menulis “Saya mengelola 5 karyawan”, lebih baik tulislah jadi “dikelola 5 karyawan”.

5. Jenis email lama

Para manajer menginginkan pegawainya setidaknya paham teknologi. Jangan sekali-kali mengirim email menggunakan alamat email dari akun jadul, seperti AOL atau Hotmail. Anda bisa menggunakan alamat Gmail atau Outlook, itu lebih baik.

 


6. Menulis alamat seperti untuk surat

CV
Ilustrasi CV. (Pexels.com/cottonbro)

Menyertakan alamat seperti yang tercantum pada surat memang salah satu hal yang perlu dilakukan dalam membuat CV. Akan tetapi, itu cara lama. Lagi pula perekrut pun tidak akan ingin tahu secara persis di mana Anda tinggal. Bahkan mencantumkan alamat dengan lengkap seperti ini juga memiliki risiko keamanaan.

Ketika mungkin Anda akan melamar pekerjaan di luar negeri, menulis alamat seperti ini sebaiknya jangan dilakukan. Hal itu karena beberapa perusahaan mungkin akan lebih mempertimbangkan kandidat lokal. Sebagai gantinya, pertimbangkan untuk mencatat bahwa Anda berniat untuk pindah.

7. Pengalaman kerja

Jangan mencantumkan pengalaman kerja jika tidak lebih dari 10-15 tahun, kecuali Anda adalah lulusan baru atau eksekutif senior dengan pengalaman puluhan tahun. Semakin sebentar waktunya, hal itu tidak akan dipedulikan oleh perekrut. Terkecuali Anda pernah berpengalaman bekerja di perusahaan besar dan terkenal.

Daripada untuk melampirkan pengalaman kerja, ruang tersebut bisa Anda gunakan untuk menyempurnakan detail pekerjaan atau pencapaian Anda.

 Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya