Desa Wisata Jadi Harapan Kebangkitan Parekraf Pascapandemi

Pengembangan desa wisata didorong sebagai salah satu langkah untuk kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) pascapandemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2021, 12:00 WIB
Wisata Desa Adat di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 bagi wisatawan yang berkunjung
Wisata Desa Adat di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 bagi wisatawan yang berkunjung. (Liputan6.com/Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong pengembangan desa wisata sebagai salah satu langkah untuk kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) pascapandemi.

Desa Wisata yang dimaksud sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Ia menjelaskan bahwa tren pariwisata Indonesia ke depan lebih mengarah kepada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Sebagai salah satu kekuatan pariwisata yang mengedepankan pelestarian budaya dan lingkungan, desa wisata memiliki peranan besar dalam mewujudkan hal tersebut. Karenanya Kemenparekraf sepenuhnya mendorong pengembangan desa wisata.

"Saya mengamplifikasi, bahwa ini ada perubahan yang signifikan secara fundamental bahwa pariwisata itu lebih customize, localized, personalized dan smaller in size. Oleh karena itu, desa wisata adalah solusinya," kata Sandiaga Uno dikutip dari keterangannya pada Kamis (29/7/2021).

Desa wisata memiliki daya tarik bagi wisatawan lantaran suasana pedesaan yang begitu kental. Wisatawan juga akan merasakan pengalaman berbeda dengan hangatnya kearifan lokal, adat-istiadat di tiap desa serta kuliner yang khas .

Selain itu, kata Sandiaga, desa wisata juga mampu menjadi destinasi dengan penerapan protokol kesehatan yang sejalan di tengah pandemi Covid-19. Sebab, di desa wisata minim kerumunan yang berbeda jauh seperti lokasi wisata populer. Terakhir, desa wisata diharapkan mampu mengurangi urbanisasi masyarakat dari desa ke kota karena banyak aktivitas ekonomi yang dapat diciptakan.

"Ini dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, baik di sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif dan memiliki manfaat ekonomi secara berkeadilan yang dapat dirasakan," tuturnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021

Ajak Youtuber Atta Halilintar, Sandiaga Uno Promosikan Desa Wisata
Menparekraf Sandiaga Uno dan Youtuber Atta Halilintar menyusuri sungai menggunakan perahu pada peresmian Kampung Karst Rammang Rammang, Sulawesi Selatan, Kamis (17/06/2021). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian promosi dalam program Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. (Liputan6.com/HO/Parekraf)

Sandiaga pun mengapresiasi antusiasme pemerintah daerah bersama pengelola desa wisata yang antusias mengikuti ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Tercatat ada 1.831 desa wisata yang mendaftar di ajang ini.

"Komoditas yang harus kita jaga agar desa wisata ini menjadi tulang punggung perekonomian dan memberikan manfaat bagi masyarakat banyak adalah ‘Hope’ atau harapan. Dan desa wisata ini mencerminkan suatu harapan di tengah-tengah keterpurukan di kala pandemi," kata Sandiaga.

Sandiaga juga menjelaskan bahwa sebelumnya dalam RPJMN, Kemenparekraf menargetkan 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri pada 2024. Namun Kemenparekraf akan berupaya maksimal agar lebih banyak desa wisata yang tersertifikasi nantinya.

"Sekarang kami menargetkan lebih dari 60 desa wisata per tahun yang ingin kita kembangkan. Kita tingkatkan atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A), baik program infrastruktur dasar sampai pengembangan SDM. Di sisi pelatihan-pelatihan, kita akan dorong tidak hanya berjualan di online, tapi membuat konten yang baik. Menciptakan event-event yang khas dan terjadwal serta terkomunikasikan dengan baik. Desa wisata harus adaptif dan relevan di tengah situasi saat ini," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya