Anggaran Penanganan Covid-19 di 2022 Berpeluang Naik Jika Kasus Masih Melonjak

Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka peluang anggaran penanganan pandemi Covid-19 masih terus naik di 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2021, 17:49 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 17:49 WIB
FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Tumpukan uang terlihat di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020 dengan didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka peluang anggaran penanganan pandemi Covid-19 masih terus naik di 2022. Hal ini dilakukan jika nantinya kasus positif Covid-19 meningkat.

"APBN 2022 sesuai yang sampaikan Presiden Jokowi, temanya sangat jelas pemulihan ekonomi dan reform struktural," ujar Sri Mulyani, Jakarta, Senin (16/8).

"Tentu kita semua tahu bahwa Covid akan menjadi faktor dan sangat mempengaruhi APBN 2022. Jadi di 2022 masih ada anggaran yang cukup signifikan untuk pengendalian kasus Covid dan vaksinasi yang dilanjutkan," sambungnya.

Sri Mulyani melanjutkan, pemerintah akan membuat skema refokusing dan realokasi anggaran secara otomatis. Sehingga diharapkan tidak menimbulkan disrupsi.

"Kita akan membuat skema 2022 refokusing dan realokasi akan dilakukan secara otomatis sehingga diharapkan tidak menimbulkan disrupsi kalau Covid nya lagi melonjak seperti Varian Delta," Jelasnya.

Meskipun demikian, Sri Mulyani berharap kejadian Varian Delta yang menjatuhkan banyak korban tak terjadi lagi. "Kita berharap itu tak terjadi tapi APBN menyiapkan kalau sampai sesuatu hal yang tidak dikendaki terjadi di 2022," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sri Mulyani Sebut Pandemi Virus Corona akan Menjadi Endemi di 2022

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia kemungkinan akan memasuki 2022 dengan peralihan pandemi Virus Corona menjadi endemi. Untuk itu, pemerintah menyiapkan langkah-langkah strategis.

"Kita mungkin melihat di 2022 akan mengalami suatu masa di mana pandemi menjadi endemi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan, Jakarta, Senin (16/8).

Pernyataan tersebut, kata Sri Mulyani seiring dengan masukan berbagai ilmuwan. Namun demikian, peralihan tersebut harus disertai dengan perluasan vaksinasi serta kepatuhan masyarakat dalam melakukan protokol kesehatan.

"Sesuai dengan pandangan dari berbagai para ilmuwan mengenai apa kemungkinan future dari pandemi ini. Presiden menyampaikan kita akan terus merespon berbagai kondisi dengan kebijakan," katanya.

Tahun yang akan datang, kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, akan menjadi tantangan. Sebab, pemulihan ekonomi akan sangat bergantung pada kemampuan suatu negara dalam mengakses vaksin dan menangani pandemi.

"Peralihan menuju endemi tentu sangat bergantung pada perluasan vaksinasi, kepatuhan 3 M dan kedisiplinan masyarakat," katanya.

Anggun P. Situmorang

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya