Liputan6.com, Jakarta - Percepatan transformasi birokrasi di kementerian dan lembaga menjadi salah satu jalan Indonesia menuju negara menengah atas di 2023. Hal ini perlu dipercepat di tengah pemulihan ekonomi nasional.Â
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, salah satu bentuk transformasi birokrasi ialah meninggalkan cara kerja berbasis business as usual. Pandemi Covid-19 menuntut proses birokrasi yang lebih efisien dan tidak berbelit seperti saat ini.
"Perlu saya sampaikan, apabila kita hanya melakukan proses (birokrasi) business as usual artinya kita belum bisa mengembalikan trajectory perekonomian Indonesia pada trjectory ekonomi sebelum krisis Covid-19," terangnya dalam webinar bertajuk Outlook Perekonomian Global dan Indonesia, Jumat (20/8/2021).
Advertisement
"Kalau kita tidak bisa mengembalikan ekonomi Indonesia kepada trajectory sebelum krisis, maka kekhawatiran kita dapat menghambat tujuan atau cita-cita Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah sebelum tahun 2045," tambahnya.
Oleh karena itu, dia meminta kepada para pemangku kebijakan terkait untuk terus mendorong proses tranformasi birokrasi di masing-masing kementerian dan lembaga. Dengan begitu, laju pertumbuhan ekonomi positif bisa terus dijaga setelah terciptanya alur birokrasi yang lebih efektif dan tidak berbelit.
"Artinya inisiatif yang kami lakukan di kedeputian ekonomi yaitu melakukan re-desaign transformasi ekonomi dan birokrasi Indonesia pasca Covid-19 ini pelru menjadi komitmen bersama. Karena ini menjadi upaya kita bersama untuk bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19," pungkasnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa berharap, Indonesia bisa kembali menjadi negara dengan kelas pendapatan menengah atas pada 2022 atau 2023.
"Kita sempat naik ke kelas pendapatan menengah atas sebelumnya, namun turun pada tahun ini menjadi pendapatan menengah bawah," ucap Suharso dikutip dari Antara, Rabu (3/8/2021).
Penurunan kelas tersebut disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 yang secara tiba-tiba sedikit mengubah jalur visi Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap sebelum tahun 2045.
Meski demikian, Suharso menegaskan bahwa akan mengembalikan Indonesia kembali ke jalur tersebut melalui transformasi ekonomi.
"Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa berangsur keluar dari jebakan kelas menengah yang ditargetkan pada tahun 2045," katanya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement