Ciptakan Ekonomi Berkualitas, Indonesia Harus Mampu Bangkit dan Pulih

Kombinasi antara kebangkitan (rebound) dan pemulihan (recovery) menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi di 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2021, 16:00 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kombinasi antara kebangkitan (rebound) dan pemulihan (recovery) menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi di 2021. Pandemi Covid-19 dinilai masih jadi musuh utama pergerakan ekonomi.

“Salah satu tantangan kita tahun ini adalah kita bisa mengkombinasikan antara rebound dan recovery,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dalam rapat dengan DPR, Jakarta, Senin (30/8/2021).

Kebangkitan ekonomi memiliki arti ekonomi tumbuh tinggi karena adanya dasar pencapaian yang rendah pada kuartal sebelumnya. Sementara untuk menciptakan ekonomi berkualitas, Indonesia harus mampu rebound sekaligus recovery yaitu motor penggerak perekonomian harus pulih dan lebih baik.

“Rebound bisa saja hanya karena base-nya rendah tapi tidak menjadi translate recovery. Orang bisa rebound tanpa recovery hanya karena pick up base-nya rendah,” kata Sri Mulyani.

Dengan demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Direktur itu menegaskan, kombinasi ini harus diwujudkan mengingat adanya kebijakan PPKM. PPKM menyebabkan hampir seluruh aspek pendukung perekonomian lumpuh kembali setelah sempat mengalami perbaikan.

“Kuartal III mengalami koreksi dari berbagai indikator. Kita berharap, mungkin September masih bisa mengejar. Karena Juli kita mengalami PPKM seluruh bulan dan Agustus sampai dua minggu,” tandas Sri Mulyani.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Vaksinasi Penting untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Menkeu Sri Mulyani Beberkan Perubahan Pengelompokan/Skema Barang Kena Pajak
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat membahas konsultasi terkait usulan perubahan pengelompokan/skema barang kena pajak berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, terdapat dua hal yang perlu dijalankan di tengah pandemi covid-19 ini agar pertumbuhan ekonomi bisa melaju. Pertama adalah akselerasi vaksinasi dan kedua adalah pengetatan protokol kesehatan.

"Protokol kesehatan dan vaksinasi menjadi sangat penting dan ini fokus kita agar ekonomi tetap bisa tumbuh tanpa menimbulkan jumlah kasus Covid-19 yang meningkat," ujar Sri Mulyani, di Jakarta, Rabu (25/8/2021).Dengan berbagai langkah yang dijalankan oleh pemerintah dan dibantu oleh semua pihak, indikator konsumsi sudah mulai membaik di 2021 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Konsumsi ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi sehingga di kuartal II 2021 bisa mencapai 7,07 persen.

Namun seluruh masyarakat tidak boleh terlena. Perlu diwaspadai mengingat adanya Varian Delta yang penyebarannya sangat cepat. Oleh karena itu, pengetatan mobilitas melalui PPKM dijalankan. Namun memang, Menkeu melanjutkan, dengan kegiatan tersebut aktivitas belanja masyarakat terganggu.

"Memang terlihat mobilitas menurun, kegiatan retail menurun, rekreasi menurun bahkan grosery juga menurun. Indeks belanja masyarakat juga menurun signifikan waktu Juli. Ini trennya membalik. Transaksi belanja juga menurun pada bulan lalu. Covid naik, PPKM terjadi langsung terlihat pada konsumsi," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya