BERANI BERUBAH: Rezeki Wastafel Injak Karya Difabel

Beni Agus Prasetyo kehilangan tangan kanan karena kecelakaan. Namun, hal itu tidak membuatnya putus asa. Kini ia sukses memiliki bisnis wastafel injak saat pandemi Covid-19.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 20 Sep 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2021, 06:00 WIB
Beni Agus Prasetyo, Difabel
Beni Agus Prasetyo membuat wastafel injak untuk bisa berpenghasilan di tengah kondisi pandemi. Meski tak memiliki tangan kanan, kerja kerasnya membuat dia sukses dan kini bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain. (Foto: Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Hidup penuh dengan tantangan, Beni Agus Prasteyo tidak lantas menyerah dengan keadaan. Semangatnya untuk berjuang tidak luluh meski kecelakaan sengatan listrik yang dialaminya membuat dia harus kehilangan tangan kanan. Saat pandemi Covid-19 terjadi, Beni pun juga tak hanya tinggal diam menerima nasib.

Pria asal Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini berembuk ide dengan temannya untuk mencari cara berpenghasilan. Sebab, pekerjaan sebagai ojol sulit dijalani di tengah situasi jaga jarak. Tak lama, mereka memutuskan untuk membuat produk wastafel injak.

“Awal-awal pandemi, ada pikiran di saya, saya tidak bisa seterusnya seperti ini menjadi beban, apalagi kondisi pandemi yang makin hari makin tidak pasti. Di situlah ada teman yang mengajak saya berbisnis wastafel untuk penanganan anti corona ini,” tutur Beni kepada Tim Berani Berubah.

“Dan salah satu yang sekarang lagi banyak sekali permintaan tuh wastafel marmer teraso. Dan keunggulannya itu kita aplikasikan pedal, jadi tidak sekadar manual pakai tangan keran biasa, tapi kita pakai pedal,” lanjut dia.

Beni menekuni ide desain wastafel miliknya dengan serius. Kerja kerasnya pun berbuah hasil. Beni juga mampu turun ke lapangan dan ikut membantu membuat wastafel injak, meski dalam kondisinya sekarang ini.

Soal omzet, hasilnya pun sangat baik. Inovasi Beni juga memungkinkan dia untuk mempekerjakan beberapa orang lainnya dalam membuat wastafel.

“Karena saya melihat teman-teman saya, tetangga-tetangga saya terdampak pandemi ini banyak yang diberhentikan, dirumahkan, saya berpikir untuk mengajak mereka kerja sama,” ujar dia.

“Kalau omzet dari awal pandemi itu rata-rata perbulan itu mungkin 3-4 PO yang masuk itu omzet kotor kami itu sekitar Rp 35-60 jutaan per bulan. Saya rata-rata mendapat pesanan dari instansi, terutama sekolah,” sambung Beni.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kesempatan Kedua dalam Hidup

Beni Agus Prasetyo Membuat Wastafel
Beni Agus Prasetyo kerap ikut turun tangan langsung dalam membuat wastafel injaknya. (Foto: Liputan6.com).

Beni sangat bersyukur atas hidupnya. Buat dia, kecelakaan yang dialaminya adalah sebuah pelajaran hidup yang berarti. Dia bagai diberikan kesempatan kedua dalam hidup untuk bisa lebih banyak bekerja dan memberi.

“Saya masih dikasih hidup, artinya saya masih harus berguna, masih harus ada manfaatnya,” ungkap Beni.

“Yang penting sekarang saya harus bergerak, saat ini saya harus bergerak. Masalah hasil, masalah rencana kedepannya seperti apa, itu saya pasrahkan sama yang di atas aja,” dia mengakhiri.

Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTVIndosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.

Ingin tahu cerita lengkapnya, simak dalam video berikut ya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya