Perjuangan Pasok Sembako ke Mahakam Ulu, Butuh 36 Jam Arungi Sungai

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti pentingnya perluasan akses transportasi di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Malaysia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Okt 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2021, 08:00 WIB
Sungai Mahakam di Kalimantan. (Maul/Liputan6.com)
Sungai Mahakam di Kalimantan. (Maul/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menekankan pentingnya perluasan akses transportasi di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Malaysia.

Kabupaten Mahakam Ulu merupakan wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) yang selama 9 tahun berdiri masih mengandalkan Sungai Mahakam sebagai jalur utama transportasinya. Kondisi ini membuat harga sembako di sana cenderung lebih mahal dari yang seharusnya.

"Pengembangan transportasi di Mahakam Ulu penting untuk menekan ekonomi biaya tinggi karena angkutan sembako masih menggunakan transportasi sungai. Sehingga harga kebutuhan bahan pokok relatif lebih mahal, disebabkan biaya angkutan yang cukup jauh dari Samarinda ke Ujoh Bilang kurang lebih 36 jam," terang Djoko dalam pesan tertulis, Sabtu (2/10/2021).

Djoko menuturkan, menggunakan jalan darat antara ibukota kabupaten Ujoh Bilang-Samarinda dengan jarak tempuh dan kondisi jalan yang ada kurang lebih 14 - 15 jam. Waktu perjalanan bisa terpangkas jadi 10 jam andai kondisi jalan menuju sama sudah mulus dan beraspal. Atau, ditunjang pengoperasian bus perintis untuk rute ke Samarinda.

"Membangun bandara baru di dekat Ujoh Bilang yang representatif dapat ditempuh 1 jam dengan pesawat jenis ATR kapasitas 70 penumpang. Lahan untuk membangun bandara baru dekat Kota Ujoh Bilang sudah disiapkan," jelasnya.

Pemerintah saat ini juga tengah membangun Jalan Pararlel Perbatasan Kalimantan sepanjang 1.832,53 km melewati tiga provinsi, yakni Kalimantan Barat (811,72 km), Kalimantan Timur (406,26 km) dan Kalimantan Utara (614,55 km).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jalan Perbatasan

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Pembangunan jalan di perbatasan Kalimantan (Foto:Dok Kementerian PUPR)

Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan yang melintas di Kalimantan Timur jadi terpendek dengan panjang 406,26 km (22,17 persen). Adapun Jalan Paralel Perbatasan yang melewati Kalimantan Timur berada di Kabupaten Mahakam Ulu.

Itu terbagi dalam 4 ruas, yakni Batas Kalimantan Barat-Tiong Ohang sepanjang 69,65 km, Tiong Ohang-Long Pahangai 103,55 km, Long Pahangai-Long Boh 90,69 km, dan Tering-Long Bagun 142,37 km. Semua ruas jalan itu sudah tembus hutan, sehingga tidak ada lagi yang masih berupa kawasan hutan.

Menurut data per 29 September 2021 dari Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, target hingga akhir 2021 antara lain; ruas jalan berupa tanah sepanjang 233,49 km (57,47 persen), agregat 62,36 km (15,35 persen), rigid 4,81 km (1,19 persen), dan yang sudah beraspal 105,60 km (25,99 persen).

Jika Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan ini selesai dibangun, Djoko optimistis itu akan menambah akses ke Kabupaten Mahakam Ulu yang tidak hanya lewat Kabupaten Kutai Barat. Berikutnya, ia menambahkan, tinggal menghubungkan ke Kota Ujoh Bilang sepanjang 157 km.

"Aksesibilitas jalan terwujud, keterisolasian Kabupaten Mahakam Ulu menjadi terbuka dan tidak masuk lagi daerah 3T. Komoditas bahan pokok dapat mudah terdistribusi dan bisa lebih murah nantinya. Perekonomian dan kesejahteraan rakyat akan dicapai. Peradaban akan terbangun dan perekonomian masyarakat akan meningkat," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya