China Bukan Satu-satunya Negara Ekonomi Besar yang Kini Kekurangan Batu Bara, Siapa?

Diketahui sekitar 70 persen dari pembangkit listrik India menggunakan batu bara.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2021, 21:26 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 21:26 WIB
Tambang Batubara
Pertambangan batu bara di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (Liputan6.com/ Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Jakarta Persediaan batu bara di pembangkit listrik India semakin menipis. Ancaman krisis listrik kemungkinan memberikan dampak secara langsung pada pemulihan ekonomi India yang saat ini dipimpin oleh sektor industri.

Diketahui sekitar 70 persen dari pembangkit listrik India menggunakan batu bara. Data pemerintah pada 6 Oktober lalu mencatat 80 persen dari 135 pembangkit listrik tenaga batu bara India hanya memiliki persediaan bahan bakar yang bisa bertahan kurang dari 8 hari. Bahkan, lebih dari setengahnya hanya bisa bertahan selama dua hari atau kurang dari dua hari.

Melansir dari CNBC, Selasa (12/10/2021), Hetal Gandhi selaku direktur penelitian di perusahaan pemeringkat CRISIL membandingkan persediaan batu bara selama empat tahun terakhir.

Menurutnya, rata-rata persediaaan batu bara yang dimiliki pembangkit listrik mampu bertahan selama 18 hari.

Permintaan listrik melonjak di India antara bulan April dan Agustus karena perekonomian perlahan pulih kembali setelah melewati gelombang kedua COVID-19.

Gandhi menjelaskan perusahaan pembangkit listrik tidak mengantisipasi lonjakan permintaan tahun ini.

Sebaliknya, sumber pembangkit listrik lainnya, seperti tenaga air, gas, dan nuklir mengalami penurunan permintaan.

Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Curah hujan yang tidak merata di beberapa daerah mempengaruhi produksi pembangkit listrik tenaga air.

Faktor lainnya adalah harga gas meningkat tajam dan pemeliharaan di pembangkit listrik tenaga nuklir harus dihentikan.

Analis Utama Wood Mackenzie, Sandeep Kalia menambahkan bahwa persediaan batu bara yang terbatas juga disebabkan karena adanya permasalahan logistik. Musim hujan membuat transportasi menjadi lebih sulit beroperasi karena banyak rute yang terendam banjir.

Pasalnya, batu bara akan disimpan terlebih dahulu sebelum diangkut ke perusahaan listrik.

Penyebab Turunnya Persediaan

Pembangkit Listrik PLN dengan batu bara. Dok PLN
Pembangkit Listrik PLN dengan batu bara. Dok PLN

India adalah importir batu bara terbesar ketiga di dunia. Namun, melebarnya jarak antara harga batu bara internasional dan domestik membuat aktivitas impor menurun tajam dalam beberapa bulan terakhir. Persediaan yang menurun membuat permintaan semakin meningkat.

Pada Juli dan Agustus, impor batu bara turun sebesar 45 persen dibandingkan dengan tahun lalu, sedangkan sektor nonlistrik India lebih bergantung pada batu bara domestik. Umumnya, industri nonlistrik, seperti aluminium, baja, semen, dan kertas membakar batu bara untuk menghasilkan panas.

Saat itu, impor batu bara sempat terhambat karena pandemi dan permasalahan logistik. Biaya transportasi meningkat seiring dengan permintaan pengiriman yang juga meningkat, serta terjadinya dan kemacetan di pelabuhan karena ekonomi dunia mulai pulih dari pandemi.

Batu bara domestik memiliki nilai kalor yang lebih rendah. Artinya, batu bara yang dibutuhkan menjadi lebih banyak untuk menggantikan batu bara impor sehingga menambah tekanan lebih lanjut pada pembangkit listrik.

Harga batu bara di India sebagian besar ditentukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) India. Ketika harga internasional naik, harga domestik tidak naik secara substansial karena akan mempengaruhi harga listrik dan inflasi.

Perusahaan utilitas tidak bisa membebankan biaya yang lebih tinggi kepada sebagian besar konsumennya.

Menurut keterangan dari Gandhi, sebagian besar listrik disubsidi untuk petani dan rumah tangga di India. Jadi, harga batu bara yang lebih tinggi akan dibebankan kepada sektor industri yang hanya menyumbang 25 persen hingga 30 persen dari pemakaian listrik.

Kementerian India Bantah Menipisnya Persediaan Batu Bara

FOTO: Potret Pedagang Bunga Saat Festival Durga Puja di India
Para pedagang menjajakan bunga untuk dijual selama Festival Durga Puja di pinggir jalan Siliguri, India, Selasa (12/10/2021). Durga Puja juga disebut Durgotsab adalah festival tahunan di Asia Selatan untuk memuja dewi Durga dari agama Hindu. (DIPTENDU DUTTA/AFP)

Menteri Energi India, Raj Kumar Singh memperingatkan krisis listrik bisa berlangsung selama enam bulan mendatang. Musim perayaan di India yang dimulai bulan ini bisa mengakibatkan permintaan listrik semakin meningkat.

Dilaporkan bahwa persediaan batu bara India mulai ditingkatkan kembali untuk memenuhi beberapa kekurangan.

“Jika permintaan naik secara substansial, saya tidak tahu langkah apa yang bisa diambil, tetapi Anda dapat melihat langkah-langkah seperti membatasi ekspor di industri padat energi,” kata Gandhi.

Pihak berwenang di India berusaha menghilangkan kekhawatiran akibat dari krisis ini. Kementerian Batu Bara India mengatakan negara tersebut memiliki persediaan batu bara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Oleh karena itu, kekhawatiran terkait krisis listrik adalah hal yang keliru.

Selanjutnya, kementerian juga menyatakan perusahaan batu bara selalu mengisi persediaan di pembangkit listrik setiap harinya.

“Ketakutan akan menipisnya persediaan batu bara di pembangkit listrik adalah keliru. Faktanya, persediaan batu bara domestik telah menggantikan impor secara substantial pada tahun ini.”

Ekonom India Kunal Kundu menyebutkan India memiliki ketergantungan besar pada tenaga termal. Oleh karena itu, ada potensi pemasok batu bara domestik mengalihkan persediaannya dari industri baja atau semen ke pembangkit listrik termal.

“Ada kemungkinan harga listrik naik seiring dengan impor batu bara yang juga memiliki harga tinggi sehingga berpotensi memicu tekanan inflasi,” ujar Kundu.

Reporter: Shania

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya