Miliarder Jeff Bezos Dituduh Tak Jujur Soal Praktik Bisnis Amazon

Sejumlah anggota parlemen AS melaporkan bahwa eksekutif di Amazon, termasuk Jeff Bezos, kemungkinan tidak jujur tentang praktik bisnis perusahaan tersebut.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Okt 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 21:00 WIB
Jeff Bezos
Jeff Bezos (AP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah anggota parlemen Amerika Serikat melaporkan bahwa eksekutif di Amazon, termasuk pendirinya Jeff Bezos, kemungkinan tidak jujur kepada Kongres tentang praktik bisnis perusahaan.

Beberapa anggota Komite Kehakiman DPR AS mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk melakukan penyelidikan terhadap Amazon.

Laporan ini datang mengikuti penyelidikan oleh kantor berita Reuters yang mengklaim bahwa Amazon menyalin produk dan mencurangi hasil pencariannya di India untuk meningkatkan penjualan mereknya sendiri.

Amazon dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

"Amazon dan para eksekutifnya tidak menyesatkan komite, dan kami telah menyangkal dan berusaha memperbaiki catatan pada artikel media yang tidak akurat tersebut," kata seorang juru bicara Amazon, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (30/10/2021).

Pada Senin (18/10), lima anggota Komite Kehakiman DPR AS menulis surat kepada bos Amazon Andy Jassy, ​​yang menggantikan Bezos pada Juli 2021.

Mereka menyebutkan "pelaporan yang kredibel" oleh Reuters dan artikel baru-baru ini di media lain "secara langsung bertentangan dengan kesaksian dan representasi dari para eksekutif tinggi Amazon - termasuk mantan CEO Jeffrey Bezos".

"Kemungkinan besar, pelaporan ini menegaskan bahwa perwakilan Amazon menyesatkan Komite. Paling buruk, ini menunjukkan bahwa mereka mungkin telah berbohong kepada Kongres dalam kemungkinan pelanggaran hukum pidana federal," demikian surat tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penyelidikan Sejak 2019

Jeff Bezos
Jeff Bezos (AP Photo/Ted S. Warren, File)

Anggota parlemen telah memberi Andy Jassy waktu hingga 1 November untuk memberikan bukti yang menguatkan kesaksian dan pernyataan Amazon sebelumnya.

Surat dari para anggota parlemen juga memperingatkan bahwa "merupakan tindakan ilegal secara pidana untuk secara sadar dan sengaja membuat pernyataan yang salah secara material, menyembunyikan fakta material, atau memberikan dokumentasi palsu sebagai tanggapan atas penyelidikan kongres".

Sejak 2019, Komite Kehakiman DPR AS telah menyelidiki jalanannya persaingan di pasar digital, termasuk bagaimana Amazon menggunakan data penjual pihak ketiga dari platformnya, dan apakah perusahaan secara tidak adil memfavoritkan produknya sendiri.

Dalam kesaksian di bawah sumpah di hadapan subkomite Komite Kehakiman tahun lalu, Bezos mengatakan perusahaan melarang karyawan menggunakan data pada penjual untuk menguntungkan lini produk merek sendiri Amazon.

Dalam sidang lain pada tahun 2019, Nate Sutton, penasihat umum asosiasi Amazon, mengatakan perusahaan tidak pernah menggunakan data tersebut untuk membuat produk bermereknya sendiri atau memanipulasi hasil pencariannya untuk keuntungan pribadi.

"Algoritma dioptimalkan untuk memprediksi apa yang ingin dibeli pelanggan terlepas dari penjualnya," kata Sutton.

Namun, penyelidikan oleh Reuters - yang didasarkan pada ribuan halaman dokumen internal Amazon yang bocor ke kantor berita tersebut - bertentangan dengan klaim itu.

Kantor berita itu mengklaim bahwa, setidaknya di India, Amazon memiliki kebijakan rahasia memanipulasi hasil pencarian untuk mendukung produknya sendiri, serta menyalin barang-barang penjual lain.

Reuters juga mengklaim bahwa setidaknya dua eksekutif senior perusahaan itu mengetahui kebijakan tersebut.

Surat anggota parlemen juga mengutip laporan terbaru lainnya dari kantor berita Markup, Wall Street Journal, dan Forum Capitol tentang produk merek pribadi Amazon dan penggunaan data penjual.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya