Tergiur Investasi Bitcoin yang Tembus Rp 930,8 Juta, Tanyakan 3 Hal Ini Dulu

Bitcoin mencapai nilai tertingginya hingga mencapai USD 66 ribu (Rp 930,8 juta).

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 07:00 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Bitcoin menembus nilai tertingginya hingga USD 66 ribu (Rp 930,8 juta) pada Rabu (20/10/2021). Angka tersebut disambut meriah para investor Bitcoin karena peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin AS berhasil dilakukan.

Mata uang kripto terbesar di dunia ini pun kembali dilirik investor. Menurut Coin Metrics, angka tertinggi yang berhasil dicapai mata uang ini membawa prediksi harga yang lebih tinggi selama beberapa bulan terakhir.

“Kuncinya di sini adalah sejauh mana kamu dapat membangun dukungan di atas USD 65 ribu,” jelas CEO crypto robo-advisor Makara Jesse Proudman kepada CNBC, Jumat (22/10/2021).

“Hanya saja, jika kenaikan nilai tersebut mengalami tekanan dari penjualan, upaya kami untuk leg up⎼membalikkan keadaan seperti semula bisa memakan waktu cukup lama untuk mewujudkannya,” tambah Proudman.

Kemudian, investor miliarder bernama Paul Tudor Jones juga memberikan pendapatnya terkait kenaikan mata uang digital tersebut. Kripto dianggap sebagai nilai lindung dari inflasi dibanding berinvestasi dengan emas.

“Bitcoin akan menjadi lindung nilai yang bagus. Crypto akan menjadi lindung nilai yang bagus," tegas Jones.

 

 

Pertanyaan Sebelum Berinvestasi

[Fimela] Investasi
Ilustrasi Investasi | unsplash.com/@m_b_m

Kenaikan yang terjadi pada Bitcoin pada minggu ini menjadi rekor tertingginya sepanjang masa. Nilai yang sebelumnya berkisar USD 64,899 (Rp 915,3 juta) yang terjadi pada pertengahan April.

Dengan semua tren yang mengakibatkan bullish (kenaikan harga), banyak dari para investor berburu dan tergoda untuk membeli dan berinvestasi. Umumnya, perilaku ini dipicu oleh kerumunan atau dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out).

Dorongan perilaku tersebut biasanya disebabkan oleh ketakutan untuk tertinggal dan tidak dapat mengikuti tren yang sedang ada di dalam masyarakat. Apalagi, tren berinvestasi mata yang kripto ini sudah berlangsung cukup lama.

“Banyak orang yang belum masuk ke ruang angkasa atau benar-benar belajar lebih banyak itu, tetapi sudah memberikan banyak pendapatan yang seolah terlihat ‘bising’,” jelas perencana keuangan dan presiden Bone Fide Wealth Douglas Boneparth.

Pertanyaan-pertanyaan seputar berinvestasi sebenarnya harus terlebih dahulu ditanyakan pada diri Anda untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Tidak ada salahnya untuk menunggu dan mengamati sebentar.

 

Berburu Mata Uang Digital

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Menanggapi hal tersebut, Boneparth menyarankan beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan ke diri Anda untuk mempertimbangkan keputusan dalam berinvestasi di mata uang kripto. Di tengah tren yang begitu tingginya, penting untuk diam dan memahami dahulu cara berinvestasi.

1. Mengapa saya berinvestasi?

Pertanyaan pertama merujuk pada tujuan Anda melakukan investasi. Jika jawabannya adalah karena takut tertinggal dengan tren, mungkin lebih baik bagi Anda untuk berhenti sejenak.

Pemahaman akan mata uang digital, seperti cryptocurrency atau Bitcoin sangat penting untuk diketahui dan dipelajari lebih lanjut. Tidak hanya mata uang kripto saja, tetapi seluruh aset investasi.

“Edukasi sebelum mengalokasikan adalah ungkapan yang saya dan teman-teman gunakan sebelum berinvestasi,” papar Boneparth yang telah berinvestasi Bitcoin sejak 2014.

Mengambil langkah mundur atau diam sejenak mungkin sulit, terutama ketika Bitcoin mampu mencapai nilai tertingginya dalam sejarah. Namun, perlu meluangkan waktu untuk meneliti lebih dalam lagi, seperti risiko dari berinvestasi.

2. Dapatkah saya menangani investasi yang ekstrem?

Kemudian, pertimbangkan solusi alternatif dan keputusan Anda dalam menangani harga yang ekstrem. Bitcoin memiliki nilai yang sangat fluktuatif. Boneparth mengatakan bahwa itu bukan hal yang mudah untuk sebagian investor.

Bagi sebagian orang, kenaikan yang disebut volatilitas ini mungkin terlihat baik-baik saja jika masih masuk ke dalam standar Anda terhadap risiko dan toleransi risiko. Ternyata, ditemukan banyak investor lebih suka investasi yang lebih stabil.

Terlepas dari tingkat toleransi Anda dalam berinvestasi, pakar keuangan mengimbau bahwa kenaikan harga yang tidak menentu membuat Bitcoin dan mata uang kripto merupakan investasi yang lebih berisiko. Hal ini perlu diingat dan dicatat.

3. Berapa banyak uang yang bisa saya alokasikan?

Setelah memahami volatilitas yang dapat Anda tangani, jumlah uang yang dialokasikan dapat menjadi pertimbangan selanjutnya. Namun, alokasi keuangan ini harus dilakukan secara hati-hati.

“Berhati-hatilah dengan seberapa banyak Anda mengalokasikan dan memahami apa yang dapat Anda berikan. Jika 80 persen dari kekayaan bersih digunakan untuk Bitcoin, dan turun 30 persen, itu sesuatu yang kasar,” kata Boneparth.

Namun, hal ini bergantung pada kemampuan Anda untuk melindungi aset/uang yang telah dialokasikan dari potensi penurunan di pasar. 

Kemudian, ingat saran pakar keuangan, jika hanya menginvestasikan jumlah yang Anda mampu untuk kehilangan, ada kemungkinan kehilangan seluruh investasi Anda.

 

Reporter: Caroline Saskia

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya