Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan 4 hal yang perlu dilakukan dalam memajukan kerjasama dalam Konferensi Tingkat Tinggi Brunei-Indonesia-Malaysia-the Philippines East ASEAN Growth Area (KTT BIMP-EAGA) ke-14.
“Pertama, percepat penyelesaian proyek infrastruktur konektivitas. Hal ini dilakukan untuk memberikan stimulasi pertumbuhan ekonomi Kawasan,” kata Jokowi, dalam sambutannya di KTT BIMP-EAGA dari Istana Kepresidenan Bogor secara virtual, dikutip Jumat (29/10/2021).
Adapun Indonesia telah menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur yang cukup penting, seperti jalan tol Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, dan perluasan fasilitas bandara maupun pelabuhan
Advertisement
Kedua, pentingnya mengembangkan sistem pertanian yang inklusif dan berkelanjutan. Sebagai lumbung pangan kawasan, Indonesia harus fokus meningkatkan hasil pertanian di wilayah EAGA untuk ketahanan pangan kawasan.
“Saat ini, Indonesia mengembangkan program lumbung pangan (Food Estate) di Kalimantan Tengah sebesar 30 ribu Ha yang selanjutnya akan dikembangkan di daerah lainnya juga,” kata Jokowi.
Ketiga, digitalisasi UMKM sebagai solusi bagi UMKM untuk mengatasi keterbatasan mobilitas di masa pandemic dan dan memperluas akses pasar produk UMKM untuk masuk dalam rantai pasok global.
Terkait hal ini, Presiden mengundang negara lain untuk berpartisipasi dalam ASEAN Creative Economy Business Forum (ACEBF) yang akan diselenggarakan November 2021 di Bali.
Keempat, penguatan ekonomi hijau, sebab pembangunan ekonomi hijau yang berkelanjutan adalah ekonomi masa depan dan harus berjalan beriringan dengan aksi iklim.
Selain itu, pembangunan hijau di kawasan, termasuk alih teknologi, perlu dilakukan guna memperkuat hubungan kerja sama dengan berbagai stakeholders.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2 Koridor Ekonomi
Untuk peningkatan perekonomian secara lebih terarah, maka telah dibentuk 2 (dua) koridor ekonomi yaitu West Borneo Economic Corridor dan Greater Sulu Sulawesi Economic Corridor.
Beberapa proyek di WEBC antara lain keterhubungan antara Pontianak-Kuching-Brunei Darussalam. Sementara, di GSSC beberapa proyek pelabuhan yang telah diselesaikan antara lain di Manado (Sulawesi Utara), dan Puerto Princesa (Filipina). Sementara untuk bandara ada di Zamboanga dan General Santos (Filipina).
Di samping itu, penyelesaian jalan tol Manado-Bitung diyakini akan menurunkan biaya logistik dan distribusi sekaligus untuk mendukung keberlanjutan konektivitas laut antara Bitung-Davao. Secara khusus perluasan koridor ekonomi di East Borneo Economic Corridor dengan memasukkan wilayah di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sarawak, Sabah dan Tawi-Tawi.
Hadir di kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Signing Minister Indonesia, menyampaikan, Pemerintah Indonesia juga membahas perkembangan inisiatif green city yang intinya ingin mewujudkan wilayah perkotaan yang layak huni, ramah lingkungan, kompetitif secara ekonomi dan sejahtera secara sosial.
“ Sejauh ini, kota Kendari, Indonesia telah menyelesaikan tahap pertama dengan menyusun Green Cities Action Plan (GCAP),” tutup Menko Airlangga.
Advertisement