Liputan6.com, Jakarta Mantan Anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha, mempertanyakan langkah Garuda Indonesia yang mengeluarkan uang di luar batas untuk menyewa pesawat.
Peter meminta pertanggungjawaban dari Garuda Indonesia soal harga sewa pesawat Boeing 777 yang lebih besar dua kali lipat dari harga pasaran.
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan Itu dikeluarkannya melalui akun Instagram @petergontha. Atas izin yang bersangkutan, Liputan6.com dipersilakan untuk mengutip informasi tersebut.
Advertisement
"Ini Boeing 777, harga sewa di pasar rata-rata USD 750.000 per bulan. Garuda mulai dari hari pertama bayar dua kali lipat? USD 1,4 juta per bulan. Uangnya kemana sih waktu diteken? Pingin tahu aja," tulis Peter Gontha, dikutip Jumat (29/10/2021).
Postingan tersebut turut ditanggapi mantan Komisaris Garuda Indonesia lainnya, Triawan Munaf yang menampilkan sebuah emoji.
Peter lantas meminta izin kepada beliau untuk membongkar sisi internal Garuda Indonesia di depan publik.
"Pagi Pak @triawanmunaf, Garuda mau dibangkrutkan, jadi enggak apa buka-bukaan aja kan! Saya ngarang ya pak? sebut Peter.
Triawan pun mempersilakan Peter untuk berbicara. Menurutnya, Peter lebih mengerti soal permasalahan tersebut.
"Pak Peter yang dulu mengalami, Pak Peter yang paling pantas bersaksi," ujar Triawan.
Sebagai informasi, Garuda Indonesia total tercatat memiliki 142 unit pesawat, dimana 136 unit diantaranya berstatus sebagai sewaan.
Adapun pesawat yang jadi perbincangan antara Peter dan Triawan berjenis Boeing 777-300, yang jumlahnya ada sebanyak 10 unit.
Lihat postingan ini di Instagram
Efisiensi Anggaran, Jokowi Pilih Pakai Garuda Indonesia Kunjungan ke Eropa
Presiden Jokowi melakukan kunjungan luar negeri perdananya di masa pandemi Covid-19 dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Pemilihan pesawat Garuda Indonesia dalam kunjungan ke Italia, Inggris Raya, dan Uni Emirat Arab ini didasarkan pertimbangan keamanan maupun efisiensi.
Menteri BUMN Erick Thohir yang ikut mendampingi Presiden dalam lawatan itu menilai dipilihnya Garuda membuktikan kualitas protokol kesehatan yang baik dimiliki maskapai nasional tersebut. Erick pun mengapresiasi seluruh kru Garuda yang telah maksimal menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dan edukatif pada setiap penumpang di Indonesia.
"Sebuah kehormatan tentunya bagi Garuda yang menjadi moda transportasi udara pertama yang digunakan Presiden dalam lawatan luar negeri pertamanya di masa pandemi. Ini membuktikan kualitas protokol kesehatan yang sangat baik. Apresiasi untuk seluruh awak Garuda," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/10/2021).
Kunjungan Presiden ke tiga negara membutuhkan pesawat yang memiliki kemampuam jarak tempuh yang jauh. Oleh karenanya Garuda tipe Boeing 777-300ER dipilih ketimbang pesawat kepresidenan.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pemilihan pesawat maskapai nasional ini telah dipertimbangkan secara matang, seperti pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan juga protokol kesehatan.
“Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini bisa dilakukan langsung tanpa perlu transit. Bila kita menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, kita harus transit. Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri di masa pandemi, kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit,” ucap Heru.
Advertisement