Menko Luhut: Seminggu PPKM Ruginya Sampai Rp 5,2 Triliun

Menurut Menko Luhut, pemerintah dihadapkan dengan dua pilihan. Menjaga kondisi saat ini dengan hati-hati atau menerapkan kembali PPKM.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2021, 13:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 13:30 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal kerugian yang diakibatkan PPKM.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal kerugian yang diakibatkan dengan pemberlakukan kebijakan Pembatasan Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara ketat. Hal tersebut ia sampaikan dalam podcast Deddy Corbuzier.

"PPKM satu minggu itu ruginya sampai Rp 5,2 triliun," jelas Luhut Binsar Pandjaitan seperti dikutip pada Rabu (10/11/2021).

Tak hanya itu, Luhut juga mengatakan bahwa pemberlakukan PPKM yang ketat akan banyak yang harus dikorbankan. Misalnya masyarakat yang kehilangan pekerjaan. "Lapangan kerja hilang berapa banyak, orang yang enggak kerja berapa banyak," kata dia.

Luhut menilai pergerakan masyarakat tetap harus dikendalikan kasus Covid-19. Mobilisasi masyarakat yang terlalu besar dan mengesampingkan pemeriksaan bisa membuat virus kembali berpindah dengan cepat.

"Mobilisasi yang terlalu besar tanpa pemeriksaan dan pengendalian sama aja bikin penyakit berpindah," kata dia.

Untuk itu, pemerintah dihadapkan dengan dua pilihan. Menjaga kondisi saat ini dengan hati-hati atau menerapkan kembali PPKM. "Jadi pilihannya kita mau super hati-hati atau kita mau kembali PPKM?" kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Varian Baru

Rusia Catat Rekor Kematian Covid-19
Seorang perempuan yang mengenakan masker berjalan di Moskow, Selasa (5/10/2021). Rusia pada 5 Oktober mencatat jumlah kematian harian tertinggi akibat virus corona COVID-19 ketika kasus-kasus yang terkait dengan varian Delta melonjak di tengah upaya vaksinasi yang lesu. (DIMITAR DILKOFF/AFP)

Apalagi saat ini telah ditemukan virus turunan dari varian delta yakni Delta AY.4.2 dari Inggris. Luhut pun menyebut varian ini telah sampai terdeteksi di Malaysia.

"UK tiba-tiba ada varian delta AY 4.2 dan sudah masuk di Malaysia, sudah ditemukan (di sana)," kata dia.

Dia pun pengaku telah melaporkan hal tersebut ke Presiden Joko Widodo. Maka untuk mengantisipasinya, diperlukan kehati-hatian dalam mengendalikan pergerakan masyarakat. Terlebih tidak sedikit orang-orang Indonesia yang kembali dari Malaysia.

"Kita harus super hati-hati karena banyak yang datang dari Malaysia, makanya saya pikir kita harus hati-hati," kata dia.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya