Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melepas ekspor manggis ke China. Manggis ini merupakan hasil petani binaan Partai Golkar di Bali.
"Apresiasi untuk Partai Golkar Bali yang melakukan program riil ke masyarakat membantu dan menjangkau kaum petani, mendorong ekspor manggis," jelas Airlangga Hartartoseperti dikutip Jumat (17/12/2021).
Pelepasan ekspor manggis ke China ini merupakan hasil petani binaan Badan Pemberdayaan dan Pelatihan Petani Golkar Provinsi Bali yang bekerja sama dengan Asosiasi Eksportir Manggis dan Buah Hortikultura Indonesia
Advertisement
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar ini mengatakan, beberapa negara memilih untuk menerima buah organik. Oleh sebab itu ada beberapa komoditas Indonesia yang belum bisa masuk pasar ekspor karena belum menerapkan pertanian organik.
Langkah ekspor manggis ke China ini akan mendorong nilai buah manggis asal Bali. Dengan kenaikan nilai ini maka kesejahteraan para petani juga bakal terdongkrak.
Di tempat yang sama, Airlangga Hartarto juga menyerahkan berbagai bibit unggulan. Bibit tersebut antara lain, jagung, alpukat dan vanili atau vanila kepada petani Bali.
Jagung dan Vanili merupakan produk klasik Indonesia yang dibutuhkan oleh banyak industri makanan dan minuman. Jika dikelola dengan baik, produk pertanian ini akan memiliki nilai yang tinggi sehingga petani bisa makmur.
Airlangga juga meminta kepada para petani agar mulai mengolah produk mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Hal ini akan memiliki nilai tambah sehingga semakin mendorong petani untuk maju.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Manggis hingga Pasir Kuarsa RI Senilai USD 1,43 M Siap Serbu Pasar China
Sebelumnya, berbagai produk Indonesia siap membanjiri pasar China. Pasalnya, pelaku usaha Indonesia dan China sepakat melakukan kerja sama bisnis yang dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan Letter of Intent (LoI) senilai USD 1,43 miliar. Penandatanganan kerja sama digelar secara virtual pada Selasa (30/11/2021) kemarin.
Adapun produk Indonesia tersebut yaitu nanas kaleng, manggis, produk buah lainnya, sarang burung walet, kopi, produk pertanian, makanan dan minuman, elektronik, pasir kuarsa, dan kayu ringan (balsa wood).
Penandatanganan MoU dan LoI ini merupakan tindak lanjut dari Trade Expo Indonesia Digital Edition (TEI-DE) 2021 yang digelar pada 21 Oktober—4 November 2021 secara interaktif dan secara showcase akan berakhir pada 20 Desember 2021.
Turut menyaksikan penandatanganan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi, dan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Bambang.
Wamendag menyampaikan, penandatanganan kerja sama menjadi batu loncatan untuk meningkatkan pertumbuhan perdagangan dan mengembangkan hubungan kemitraan antara Indonesia dan China.
“Melalui kesepakatan dagang ini diharapkan kedua pihak dapat saling bersinergi untuk mendorong peningkatan nilai perdagangan kedua negara,” ujar Wamendag dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/12/2021).
Wamendag mengapresiasi KBRI Beijing yang telah melakukan sosialisasi, promosi, dan penjajakan bisnis sebagai tindak lanjut gelaran TEI-DE 2021.
Sebelumnya, pameran ini telah menghasilkan berbagai kesepakatan dan komitmen dagang antara pelaku usaha Indonesia dengan mitranya. Di antaranya penandatanganan MoU dengan pelaku usaha Tiongkok untuk produk bambusae concretio silicea (bahan baku herbal tradisional China) senilai USD 100 juta saat pembukaan TEI-DEpada 21 Oktober lalu.
Selain itu, penandatanganan MoU untuk beragam produk senilai USD 150 juta di KBRI Beijing pada 11 November 2021.
“Saya menyampaikan selamat kepada perusahaan Indonesia yang telah berhasil mencapai kesepakatan bisnis dan mengapresiasi importir Tiongkok yang telah berkomitmen membangun bisnis jangka panjang dengan Indonesia,” tandas Wamendag
Advertisement