Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menaikkan alokasi kredit usaha rakyat (KUR) hingga Rp 38 triliun pada 2022. Alokasi naik 22,7 persen dibandingkan 2021, senilai Rp 30,95 triliun.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan kenaikan alokasi KUR BNI menjadi langkah yang tepat untuk mengembangkan UMKM nasional.
Baca Juga
“Itu langkah yang tepat. Memang Bank Penyalur KUR harus menaikan plafonnya, karena tahun ini alokasi KUR dinaikkan jadi Rp 373 triliun dari tahun lalu Rp 285 triliun,” kata dia di Jakarta, seperti dikutip Jumat (7/1/2022).
Advertisement
Mulai 2022, plafon KUR yang ditetapkan pemerintah menjadi Rp 285 triliun, naik 30,9 persen dari alokasi 2021. Kebijakan tersebut direspon BNI dengan menaikkan alokasi KUR menjadi Rp 38 triliun.
Teten mengatakan selain menaikkan alokasi KUR, bank penyalur juga harus memastikan plafon tanpa agunan diterapkan secara efektif. Hal ini dibutuhkan untuk mengoptimalkan penyaluran dan penyerapan KUR bagi debitur UMKM.
“Pihak bank juga harus memastikan plafon tanpa agunan sampai Rp100 juta bisa jalan efektif. KUR akan terus kami naikan sampai nanti mencapai 30% kredit perbankan untuk UMKM,” jelas dia.
Secara terpisah Direktur Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto berkata kenaikan alokasi KUR dilakukan BNI sebagai cara perusahaan membantu pemerintah mewujudkan target porsi pembiayaan UMKM perbankan menjadi 30 persen pada 2024.
Alokasi KUR BNI akan dimanfaatkan untuk membantu menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM perseroan yang saat ini mengalami peningkatan permintaan kredit.
BNI juga akan memanfaatkan alokasi KUR untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil di sektor komoditas pada 8 klaster unggulan, sejalan dengan arahan pemerintah untuk membangun industri UMKM yang kuat melalui strategi klaster.
“Kami cukup yakin untuk penyaluran KUR akan sesuai alokasi pemerintah. Terlebih, kami melihat permintaan dan kinerja KUR BNI yang sangat baik," kata Sis Apik.
Strategi BNI
Dia mengatakan, BNI sebagai bank internasional memiliki strategi khusus dalam pengembangan segmen UMKM. Perseroan fokus mendorong UMKM agar bisa go produktif, go digital, dan go global.
“BNI pun mendorong pembiayaan berbasis ekosistem dan rantai pasok untuk memastikan pertumbuhan kinerja UMKM lebih berkesinambungan. Kami pun memiliki program pembinaan dan pengembangan bagi UMKM untuk menjawab semua isu-isu yang mereka hadapi baik proses kredit, teknologi, serta pengembangan kapabilitas tata kelola bisnis,” ujarnya.
Ada 3 fokus strategi yang dimiliki BNI untuk mendorong UMKM agar naik kelas. Pertama, perseroan memberdayakan UMKM Ekspor serta Diaspora, agar pelaku UMKM tidak hanya melakukan ekspansi bisnis keluar negeri, tetapi juga mendorong pengembangan usaha WNI yang tinggal di luar negeri.
Kedua, menciptakan ekosistem bisnis unggulan. BNI akan fokus menggarap 8 klaster prioritas yakni klaster padi, klaster jagung, klaster sawit, klaster tebu, klaster jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan klaster porang.
Ketiga, BNI membentuk Digital Value Chain untuk memberikan dukungan menyeluruh melalui pembiayaan hingga pendampingan para mitra BNI dari hulu ke hilir.
Advertisement