Liputan6.com, Jakarta Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginformasikan adanya temuan harta karun logam yang tertanam di lumpur Lapindo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Disana terdeteksi adanya kandungan logam tanah jarang, dan juga kandungan logam lainnya yang disebut critical raw material.
Baca Juga
Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera, menilai temuan awal di Lumpur Lapindo masih diperlukan kajian lebih mendalam agar bisa menemukan fakta manfaat bisnis dari harta karun tersebut. Dengan demikian masih butuh waktu panjang untuk memanfaatkannya.
Advertisement
“Mesti diperjelas fakta harta karunnya. Jenis dan besarannya. Bisa diminta kampus-kampus kita untuk meneliti,” kata Mardani kepada Liputan6.com, Senin (31/1/2022).
Menurutnya, jika setelah dilakukan penelitian dan terbukti terdapat harta karun logam yang bisa dimanfaatkan, selanjutnya bisa dibahas mengenai status kepemilikan lumpur Lapindo tersebut.
“Jika benar baru dibahas status kepemilikannya. Jika ada hak privat disana perlu dengan seksama diatur untuk kepentingan semua. Bisa diberikan ganti rugi atau tukar guling,” ujarnya.
Sebagai informasi, tukar guling mempunyai arti suatu persetujuan, dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberi suatu barang secara bertimbal balik, sebagai gantinya atas suatu barang.
Lebih lanjut, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan, intinya kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wow, Masih Banyak Harta Karun di Lumpur Lapindo
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, Indonesia masih banyak menyimpan harta karun mineral yang belum tereksplorasi di Lumpur Lapindo.
Seperti kandungan logam tanah jarang (LTJ) yang baru-baru ini ditemui Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Saya yakin kita masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam yang lain, mengingat kita ini negara yang kaya akan sumber daya alam," ujar Mamit kepada Liputan6.com, Minggu (30/1/2022).
Hanya saja, ia mengingatkan, penelitian akan hal itu harus ditopang teknologi memadai, sehingga bisa diolah dan punya nilai keekonomian. Jika itu bisa tercapai, dia pun yakin potensi besar akan didapat.
"Setiap daerah saya kira punya potensi sendiri. Bangka Belitung merupakan daerah yang punya potensi LTJ besar setelah sebelumnya timah," kata Mamit.
Menurut dia, kajian soal nilai keekonomian dari sebuah temuan akan kandungan logam mineral biasanya butuh waktu panjang. Itu semua tergantung dari dukungan pemerintah untuk mengembangkan lebih cepat lagi.
"Sekarang sudah ada BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), harusnya bisa lebih cepat karena dari sisi pendanaan juga sangat besar. Banyak expert-expert di sana yang bisa dioptimalkan untuk menemukan dan mengembangkan mineral-mineral yang ada di Indonesia," tuturnya.
Advertisement