Gambaran Dahsyatnya Ekonomi Dunia Terdampak Bila Rusia Invansi Ukraina

Pasar tengah digegerkan dengan kekhawatiran akan dampak ekonomi dari ketegangan Rusia-Ukraina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Feb 2022, 19:43 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 19:43 WIB
FOTO: Garis Depan Prajurit Ukraina Hadapi Separatis Dukungan Rusia
Seorang prajurit Ukraina memeriksa senapannya pada posisi di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia dekat Gorlivka, Donetsk, 14 April 2021. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Tensi politik yang meningkat antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) terkait Ukraina menarik perhatian dunia. Ketegangan bahkan sudah merembet ke sektor ekonomi dunia. Pasar tengah dibayangi kekhawatiran dampak ketegangan dan kemungkinan invasi Rusia terhadap Ukraina.

Kolumnis asal AS, Rick Newman, melansir laman Yahoo Finance, Selasa (15/2/2022) menyebut pasar sangat berdebar-debar menunggu keputusan yang akan diambil Presiden Rusia Vladimir Putin.

Meski terkait upaya invasi penuh, banyak analis ragu Putin akan mengirim pasukan ke Kyiv - jika dampaknya keluar respons ekonomi dan militer dari Eropa dan AS.

Jika Rusia mengambil alih sebagian besar atau seluruh Ukraina, Eropa dan AS mungkin akan menjatuhkan sanksi yang membatasi atau sepenuhnya banyak hal.

Seperti memblokir ekspor komoditas utama negara itu termasuk aluminium, nikel, paladium, platinum, dan biji-bijian tertentu.

Padahal, produk-produk ini merupakan bahan rantai pasokan penting bagi produsen AS dan Eropa. Negara-negara tersebut akan kehilangan sumber pasokan penting dunia yang bisa mendorong harga naik.

Jika terjadinya larangan ekspor atas produk tersebut dari Rusia, bisa memperburuk inflasi yang sudah mencapai level tertinggi dalam 40 tahun di AS dan banyak negara barat.

Pasar minyak dan gas alam juga akan sangat terdampak, karena Rusia adalah produsen utama masing-masing dan sumber gas alam nomor 1 di Eropa.

"Tetapi kemungkinan penutupan ekspor energi dari Rusia sangat kecil," menurut ekonom dari Economic Outlook Group, Bernard Baumohl.

"Bahkan jika terjadi serangan ke Ukraina, kami tidak memperkirakan akan melihat penurunan signifikan dalam ekspor minyak dan gas dari Rusia ke Eropa," kata Bernard Baumohl.

"Kami berharap melihat Rusia terus mengirimkan minyak dan gas ke Eropa jika terjadi perang," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Prediksi Bila Terjadi Invasi Terbatas Hingga Solusi Diplomatik

FOTO: Rusia - Ukraina Memanas, AS Kerahkan 4.700 Tentara Tambahan ke Polandia
Pasukan AS dari Divisi Lintas Udara ke-82 yang baru-baru ini dikerahkan ke Polandia karena ketegangan Rusia-Ukraina sedang mendirikan kamp di bandara militer di Mielec, Polandia, 12 Februari 2022. Sekitar 4.700 tentara tambahan AS dikerahkan ke Polandia. (AP Photo/Beata Zawrzel)

Dalam hal invasi yang terbatas, Rusia kemungkinan mengirim pasukan ke bagian timur Ukraina yang belum dikendalikan, tetapi berhenti bergerak ke Kyiv.

Terlepas dari seberapa luas, invasi oleh Rusia di Ukraina masih memungkinkan datangnya sanksi berat dari AS.

Invasi terbatas juga dapat memecah belah negara-negara Eropa yang bergantung pada tingkat yang berbeda terhadap ekspor bahan energi dari Rusia.

Harga minyak dan gas mungkin masih akan melonjak di tengah kekhawatiran invasi. Tetapi ada juga kemungkinan harga akan kembali turun ke tingkat normal lebih cepat daripada jika terjadi invasi penuh, kata Newman, yang juga pernah bekerja sebagai koresponden Pentagon untuk U.S. News and World Report.

Jika invasi terbatas terjadi, ekonomi Eropa diprediksi bakal melemah tetapi tidak memasuki resesi. Inflasi AS mungkin memburuk untuk sementara, tetapi jika pasukan Rusia tetap berada di Eropa timur, pasar mungkin akan menghentikan pergerakannya dengan cukup cepat.

Sedangkan jika terjadinya agresi non militer di Ukraina, hal ini akan memunculkan implikasi yang minim bagi pasar keuangan - jika tidak melewati ambang batas yang memicu sanksi atau ancaman apa pun terhadap kontrak energi.

Dalam skenario solusi diplomatik, kemungkinan beberapa kesepakatan antara Putin dan Negara Barat tampaknya telah memudar, dengan Gedung Putih yang sejauh ini belum mengumumkan adanya kemajuan.

Namun, Newman percaya, terobosan diplomatik terkadang datang pada menit terakhir, ketika salah satu atau kedua belah pihak melihat masing-masing kerugian.

Jika kesepakatan diplomatik berhasil meredakan krisis Rusia-Ukraina, premi risiko di pasar energi akan berkurang dan harga akan turun.

Kekhawatiran investor saham juga akan berkurang, terutama soal inflasi, dan bank sentral di berbagai negara akan memiliki jalur yang lebih jelas untuk menaikkan suku bunga.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya