Proyek Industri Hijau Jadi Solusi Kelebihan Pasokan Listrik PLN

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan PLN saat ini tengah mengalami over suplai.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 23 Feb 2022, 16:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 16:30 WIB
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (Foto:PLN)
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (Foto:PLN)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan PLN saat ini tengah mengalami over suplai. Bahkan ada potensi lebih besar lagi hingga akhir tahun 2022 ini.

Darmawan menyebut, adanya kelebihan pasokan listrik yang terjadi saat ini akibat masih minimnya permintaan atau demand dari listrik yang ada. Sehingga salah satu upayanya dengan membuat ekosistem green energy lewat green industry cluster bisa jadi jawaban mengatasi over supply ini.

“PLN saat ini mengalami over supply yang sangat luar biasa, di Jawa saja, di akhir tahun ini ada penambahan sekitar 6 Gigawatt. Sementara penambahan demand hanya sekitar 800 Megawatt, ada sisa kurang lebih 5 Gigawatt,” katanya dalam penandatanganan MoU Green Industry Cluster, Rabu (23/2/2022).

Diketahui, PLN bersama Pertamina dan Pupuk Indonesia menandatangani perjanjian kerja bersama untuk membangun ekosistem industri hijau. Ini dalam rangka memproduksi green amonia dan green hidrogen.

Selain dari potensi penambahan supply di pulau Jawa, Darmawan juga menyebut ada potensi penambahan lagi yang bersumber di Mamberamo, Provinsi Papua. Bahkan besaran potensinya sebesar 23 Gigawatt.

“Tentu saja ada tantangan yang luar biasa dimana source of energi dengan demand of energy ini tidak nyambung, bagaimana ini menyambungkan? Tentu saja kita membangun suatu energi storage system yang mampu mentransformasi energi ini dalam jangka waktu yang cukup jauh tapi juga masih ekonomis,” katanya.

 


Bangun Ekosistem

Dari Biodiesel, DME Hingga Carbon Capture, Pertamina Wujudkan Ekonomi Hijau
Dari Biodiesel, DME Hingga Carbon Capture, Pertamina Wujudkan Ekonomi Hijau

Dalam menyambut hal itu, sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir, diperlukan untuk membangun suatu ekosistem yang kokoh. Itu bisa diartikan masuk ke upaya membangun green industry cluster ini.

“Dalam rangka itu, adanya suatu green energi, sesuai arahan Pak menteri kita harus membangun suatu ekosistem yang kokok, itulah hari ini kita membangun suatu kolaborasi menuju green industry cluster,  ini adalah agenda bernilai strategis, salah satunya pengembangan green hidrogen, green amonia, kami sekali lagi mengucapkan terima kasih,” paparnya.

Ia berharap dalam proses kolaborasi tiga perusahaan pelat merah dalam membangun transisi energi ini juga mampu membangun value creation dan membuka manfaat-manfaat baru.

 


Kompetensi Masing-Masing

Pabrik Pupuk milik Pupuk Indonesia Holding Company
Pabrik Pupuk milik Pupuk Indonesia Holding Company (dok: Pupuk Indonesia)

Lebih lanjut, Darmawan menyampaikan dari tiga BUMN ini memiliki bisnis modelnya masing-masing. Artinya dengan fokus bisnis yang berbeda, diharapkan bisa terjadi sinergi dalam membangun ekosistem.

“Tentu saja kami paham, disini ada core kompetensi masing-masing, tentu saja soal masalah pembangkit kami ahlinya, kita bicara karbon pertamina ahlinya, di sini ada pupuk kalau green amonia, green hidrogen Pupuk Indonesia yang punya ahlinya,” katanya.

“Sehingga tadinya core competition yang terfragmentasi, sehingga ini bergabung menjadi satu menjadi kekuatan yang magnification, dimana semua tantangan semoga bisa bisa dihadapi dan menjadi opportunity,” imbuh dia.

Ia mengatakan, dalam proses transisi energi salah satunya menurunkan emisi karbon, ini jadi tantangan industri energi di Indonesia dan dunia kedepannya. Namun, ia berharap tantangan ini, melalui kolaborasi tiga BUMN bisa merubahnya menjadi peluang.

“Bagaimana dalam proses menurunkan emisi ini kita semua bisa menantang mengubah tantangan ini menjadi suatu kesempatan dlm rangka itulah bukti hari ini berkumpul bersama sama berkolaborasi agar tabtaganbini bisa kita ubah menjadi suatu opportunity,” terangnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya