Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada Rabu 23 Februari 2022. Penguatan rupiah dipengaruhi dinamika geopolitik di Eropa Timur.
Kurs rupiah ditutup menguat 28 poin atau 0,2 persen ke posisi 14.338 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.366 per dolar AS.
Baca Juga
"Sentimen permintaan aset berisiko pulih karena pasar yang mempertimbangkan pesan yang cenderung lembut dari Presiden AS Joe Biden terkait tensi di Ukraina," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Advertisement
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki niat untuk memerangi Rusia. Dia juga mengatakan bahwa AS dan sekutu akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO dan mematuhi komitmen yang dibuat untuk NATO.
Sementara itu Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan tetap terbuka untuk diplomasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain karena menghadapi tindakan dari banyak negara setelah Inggris menerbitkan daftar sanksi dan Jerman membekukan proyek pipa gas Laut Baltik Nord Stream 2, yang akan secara signifikan meningkatkan aliran gas Rusia.
Sanksi bagi Rusia
AS juga memberikan peringatan akan memberikan sanksi jika Rusia melancarkan agresinya ke Ukraina dengan kabar terakhir dilaporkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan bahwa tidak masuk akal baginya untuk bertemu dengan rekannya dari Rusia Sergei Lavrov.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.350 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.338 per dolar AS hingga Rp14.365 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.362 per dolar AS.
Advertisement