Liputan6.com, Jakarta - Peran perempuan ternyata masuk dalam tiga isu prioritas yang diangkat Indonesia dalam Group of Twenty (G20) EMPOWER 2022. Begitu juga dengan perempuan pengusaha pun diharapkan nyata berkecimpung langsung dalam pertemuan internasional yang melibatkan puluhan kepala negara dunia tersebut.
Dalam Media Talk menuju Plemary Meeting G20 EMPOWER, para stakeholder memaparkan adanya tiga isu prioritas yang diusung oleh Indonesia. Yaitu, meningkatkan akuntabilitas perusahaan dalam pencapaian Key Performance Indicator (KPI) untuk peningkatkan peran perempuan, mendorong peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) milik perempuan sebagai penggerak ekonomi, serta membangung dan meningkatkan ketahanan dan keterampilan digital perempuan.
Chair G20 Empower Yessie D. Yosetya membuka pertemuan ini dengan mengatakan, secara global, memang terjadi peningkatan setiap tahunnya untuk keterwakilan perempuan pada level pengambil keputusan di sektor swasta maupun publik, tetapi belum cukup memberdayakan perempuan sendiri.
Advertisement
Lima indikator pengukur KPI yang telah ditetapkan pada G20 EMPOWER presidensi 2021 di Italia yang lalu adalah kontribusi tenaga kerja perempuan, peran perempuan dalam promosi, kesenjangan pembayaran upah, kontribusi perempuan dalam jajaran Dewan Direksi perusahaan, dan peran perempuan terkait pekerjaan teknis.
"Kelima indikator ini ditargetkan dapat tercapai 100 persen di seluruh negara anggota G20 pada tahun 2025 yang akan datang," katanya.
Dilain pihak, pengusaha perempuan yang terwakilkan oleh Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) terus menyuarakan tiga prioritas utama keterlibatan perempuan dalam memajukan ekonomi tersebut.
Menurut Rinawati Prihatiningsih yang juga Co-Chair G20 EMPOWER, sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, G20 EMPOWER membuka kesempatan bagi setiap pemangku kepentingan untuk bersama-sama sinergi mendorong aksi nyata dan membuat terobosan sesuai visi dari G20 EMPOWER, terkait pemberdayaan dan kemajuan ekonomi perempuan yang masih tertinggal dalam hal sebagai pengambil keputusan di perusahaan maupun di bisnis melalui kegiatan yang telah direncanakan dan siapkan sepanjang tahun 2022.
Seluruh rekomendasi yang dihasilkan dari G20 EMPOWER nantinya diharapkan dapat menghasilkan implementasi terbaik yang diberlakukan di sektor swasta dan publik. Lebih jauh, memudahkan negara anggota G20 untuk memonitor implementasi KPI tersebut, serta mendorong percepatan pencapaian target agar semakin banyak perempuan yang memiliki peran strategis sebagai pengambil keputusan,"kata Rinawati.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pipa Bakat
Rinawati, juga memaparkan, aksi nyata Iwapi dalam G20 EMPOWER bersama pemerintah sebagai fokal poin adalah mendorong komitmen pemerintah dan swasta bersama dalam aksi kolektif.
"Seperti, mewujudkan rencana aksi perusahaan swasta mengimplementasi KPI untuk membuka akses 'pipa bakat' perempuan menuju posisi kepemimpinan di perusahaan, agar tidak tersumbat. Sebab, saat ini posisi perempuan di tingkat C-suite masih kurang dari 25 persen," katanya.
Lalu, dukungan aksi nyata menumbuhkan perempuan di UKM sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi melalui program dan pelatihan untuk meningkatkan literasi, keterlibatan teknologi, digital dan kemampuan leadership perempuan untuk mendukung ekonomi dan tenaga kerja di masa depan.
Senada dengan Rinawati, Ketua Umum Iwapi, Nita Yudi menambahkan, bila G20 EMPOWER ini membahas dua arus isu, yaitu Financial track dan Sherpa Track. Financial pembahasab keuangan dan ekonomi. Sherpa Track membahas soal geopolitik, anti korupsi, perdagangan, kesetaraan gender dan lainnnya.
"Kalau bicara ekonomi artinya bagaimana meningkatkan ekonomi, investasi dan UMKM pastinya. Bila tadi Indonesia diuntungkan dengan adanya G20 ini, maka roda ekonomi akan bergerak lebih cepat dan ini imbasnya ke pelaku UMKM,"katanya. (Pramita Tristiawati)
Advertisement