The Fed Naikkan Suku Bunga, Pertama dalam 3 Tahun

The Fed sedang berusaha memastikan agar inflasi tidak menggagalkan rencana pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Mar 2022, 11:05 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2022, 11:05 WIB
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuran dalam rapat di Maret 2022 ini. Ini merupakan kenaikan pertama dalam lebih dari tiga tahun. Langkah the Fed mendongkrak suku bunga ini sebagai upaya mengatasi kenaikkan inflasi.

Dalam Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung selama dua hari ditetapkan kebijakan kenaikan suku bunga seperempat poin atau 0,25 persen. Ini merpakan pertama kalinta sejak 2018 dan sejak memangkas suku bunga menjadi nol pada awal pandemi COVID-19. 

"Kami tidak akan membiarkan inflasi tinggi terus. Biayanya akan terlalu tinggi," kata Ketua Federal Reserve Jerome Powell, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (17/3/2022).

Diketahui bahwa The Fed sedang berusaha memastikan agar inflasi tidak menggagalkan rencana pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19. Bahkan ketika invasi Rusia di Ukraina menimbulkan ketidakpastian baru dalam sektor ekonomi.

FOMC sebelumnya sudah mengatakan dampak dari perang di Ukraina kemungkinan akan menciptakan tekanan tambahan pada inflasi dan juga dapat membebani kegiatan ekonomi. Meskipun "implikasinya bagi ekonomi AS sangat tidak pasti".

Powell melihat masalah rantai pasokan bakal terjadi lebih lama dari yang diprediksi. Ia juga mengakui bahwa "inflasi kemungkinan akan memakan waktu lebih lama untuk kembali" ke target dua persen The Fed.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apa Komentar Pakar?

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

"Ketidakpastian yang meningkat seputar dampak ekonomi dan pasar penuh dari perang Rusia-Ukraina membuat para pembuat kebijakan memulai secara konservatif," kata Kathy Bostjancic dari Oxford Economics.

"Namun, suku bunga The Fed yang direvisi dan perkiraan inflasi menandakan FOMC secara keseluruhan dalam suasana yang sangat diperhatikan, karena sangat bertekad untuk menurunkan inflasi," katanya dalam sebuah analisis.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa selain kenaikkan harga minyak dan komoditas global, "invasi dan peristiwa terkait dapat menahan kegiatan ekonomi di luar negeri dan lebih jauh mengganggu rantai pasokan, yang akan menciptakan limpahan ke ekonomi AS."

Tapi dia mengatakan ada sedikit kemungkinan resesi di tahun depan, mencatat bahwa "ekonomi Amerika sangat kuat dan dalam posisi yang baik untuk menangani kebijakan moneter yang lebih ketat."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya