Wall Street Melambung Usai The Fed Dongkrak Suku Bunga

Wall street menguat setelah the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga dan beri sinyal beberapa kali kenaikan suku bunga pada 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mar 2022, 06:11 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2022, 06:11 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street reli pada perdagangan Rabu, 16 Maret 2022. Hal ini setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS menaikkan suku bunga dan akan menaikkan enam kali lagi suku bunga pada 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 518,76 poin atau 1,5 persen ke posisi 34.063,10. Sebelumnya indeks Dow Jones tertekan setelah rilis pernyataan the Fed. Indeks S&P 500 menguat 2,2 persen menjadi 4.357,86. Indeks Nasdaq bertambah 3,7 persen menjadi 13.436,55.

The Fed mengumumkan hasil pertemuan selama dua hari pada Rabu waktu setempat. The Fed mengumumkan akan meningkatkan suku bunga jangka pendek 25 basis poin, sebuah langkah bank sentral untuk mengendalikan lonjakan inflasi. Namun, prospek bank sentral agak mengejutkan trader dan awalnya menekan wall street.

The Fed memperkirakan tingkat kenaikan suku bunga 1,9 persen pada akhir tahun, yang berarti kenaikan pada setiap pertemuan bank sentral yang tersisa pada tahun ini.

"Ini adalah langkah yang sangat agresif,” ujar Chief Global Strategist JP Morgan Asset Management, David Kelly dilansir dari CNBC, Kamis (17/3/2022).

Ia ingin the Fed mempertahankan fleksibilitas. Dalam jangka panjang, Kelly menuturkan, bank sentral harus mengembalikan suku bunga ke tingkat riil yang positif.

"Tapi ada banyak ketidakpastian di sini, dan ingat kita punya banyak aset keuangan yang dibangun di atas tarif super rendah, dan Anda tidak bisa begitu saja menaikkan tarif ke tingkat normal dalam semalam, dan mengharapkan tidak ada hal buruk yang akan terjadi,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Langkah The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Wall street yang sempat tertekan pada awal sesi perdagangan, kemudian berbalik arah ke zona hijau pada akhir perdagangan seiring investor mendukung sikap agresif the Fed menaikkan suku bunga. Investor yakin hal itu akan membantu ekonomi dalam jangka panjang dengan menurunkan inflasi.

“Pasar tampaknya menerima berita hari ini dengan tenang, yang berarti kemungkinan menyesuaikan pengumuman hari ini,” ujar Direktur Pelaksana E-Trade Mike Loewengart.

Ia menambahkan, pengetatan moneter berarti the Fed percaya ekonomi berada pada pijakan yang kokoh yang merupakan hal baik pada akhirnya.

Sementara itu, Senior Market Strategist Allianz Investment Charlie Ripley menuturkan, pengumuman the Fed menunjukkan investor tidak lagi menunggu untuk membuat langkah signifikan untuk memperketat kebijakan moneter saat ini.

“Kenyataannya adalah ekspektasi inflasi telah berkembang ke titik di mana the Fed akhirnya menyadari ada beberapa hal signifikan yang harus dilakukan,” ujar dia.

Ia menambahkan, dengan inflasi tetap tinggi, the Fed perlu menegaskan tindakan kebijakan agresif tidak hanya melalui serangkaian kenaikan suku bunga, tetapi melalui perubahan tambahan pada neraca the Fed. "Sekarang terserah pasar untuk menjadi lebih nyaman dengan sikap hawkish," kata dia.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi sejak 2019 setelah pernyataan the Fed. Saham bank naik karena optimisme laba bersih akan mendapatkan dorongan dari suku bunga lebih tinggi. Saham JPMorgan bertambah 4,4 persen, sementara bank of America naik 3,1 persen.

Sentimen Invasi Rusia ke Ukraina

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Pada awal sesi perdagangan, saham menguat setelah laporan Financial Times menyebutkan Ukraina dan Rusia telah membuat kemajuan signifikan pada rencana perdamaian dan penarikan Rusia. Sebelum laporan Financial Times, saham menguat di tengah harapan semacam gencatan senjata sudah dekat.

Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy mengatakan perjanjian damai mulai terdengar lebih realistis. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi.

"Anda mulai melihat beberapa resolusi dari beberapa masalah ekonomi yang lebih luas," ujar Chief Invesment Officer Homrich Berg, Stephanie Lang.

Ia menuturkan, pasar mengharapkan resolusi di Ukraina tetapi tentu saja itu hanya pembicaraan saat ini. "Kita benar-benar perlu melihat gencatan senjata," kata dia.

Perang antara Ukraina dan Rusia telah mengirimkan riak melalui pasar keuangan global mendorong harga komoditas naik tajam dan saham tertekan. Namun, beberapa harga komoditas telah mereda dalam beberapa hari terakhir, sedangkan pasar saham AS mencoba menemukan pijakannya.

Saham Micron Technology mencatat kenaikan lebih dari 8,9 persen. Saham Starbucks naik 5,1 persen setelah dinaikkan oleh JP Morgan. Saham Boeing melonjak 5 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya