PLTM Madong Beroperasi, Bauran EBT Sulsel Naik Jadi 38,8 Persen

Beroperasinya PLTM Madong akan membantu industri dalam negeri untuk memenuhi syarat ekspor, yaitu penggunaan listrik hijau.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Apr 2022, 16:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2022, 16:30 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Madong berkapasitas 2x5 megawatt (MW)
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Madong berkapasitas 2x5 megawatt (MW). (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menyatakan sistem kelistrikan di Sulawesi bagian selatan kian andal dan hijau seiring dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Madong berkapasitas 2x5 megawatt (MW). PLTM yang terletak di Desa Madong, Kecamatan Dende' Piangan Napa, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, itu beroperasi sejak Maret 2022.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat Awaluddin Hafid mengatakan, pengoperasian PLTM Madong meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sistem kelistrikan PLN di Sulawesi bagian selatan menjadi 38,8 persen dan meningkatkan rasio elektrifikasi. Saat ini rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan adalah 99,78 persen.

“Kami optimistis rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan terkhusus Kabupaten Toraja Utara dapat meningkat,” kata Awaluddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/4/2022).

Menurut Awaluddin, PLTM Madong dapat melistriki industri skala menengah serta 10 ribu rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere (VA). PLTM itu juga dapat mendukung industri dalam negeri untuk memenuhi syarat ekspor, yaitu penggunaan listrik hijau. “Dengan begitu, perkembangan industri semakin bergairah,” ucap dia.

PLTM Madong merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh produsen listrik swasta (independent power producer atau IPP), yaitu PT Nagata Dinamika Hidro Madong. Pembangkit ini turut memperkuat sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN UIW Sulselrabar dengan memanfaatkan debit Sungai Maiting di daerah aliran sungai (DAS) Saddang dengan luas 185 kilometer persegi.

Awaluddin menjelaskan, energi hijau yang dihasilkan oleh PLTM Madong akan dikirim melalui jaringan tegangan menengah (JTM) 20 Kilo Volt (kV) sepanjang 14 kilometer sirkuit (kms) ke titik interkoneksi IPP dan PLN di Gardu Hubung Alang-alang. Setelah itu, listrik dialirkan kepada pelanggan di Kabupaten Toraja Utara.

“PLN mendukung transisi ke energi terbarukan, salah satunya dengan beroperasinya PLTM Madong. Pembangkit ini juga berperan dalam salah satu pilar G20 tahun 2022. Yaitu pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif dengan _sustainable energy transition_ menjadi isu prioritas," kata Awaluddin.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PLN Resmikan Pembangkit Terapung Pertama Buatan Indonesia

PLN bersinergi dengan PT PAL dalam pembangunan Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1.
PLN bersinergi dengan PT PAL dalam pembangunan Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1. (dok: PLN)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan pembangkit listrik terapung pertama buatan Indonesia yang diberi nama Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara-1.

Pengoperasian pembangkit listrik berkapasitas 60 megawatt (MW) ini bakal memperkuat keandalan pasokan listrik di Ambon, Maluku dan meningkatkan kemandirian energi di Indonesia Timur.

Dalam mengembangkan pembangkit terapung senilai Rp 997 miliar tersebut, PLN melalui anak usahanya PT Indonesia Power berkolaborasi dengan BUMN galangan kapal, PT PAL.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan dengan hadirnya BMPP Nusantara 1 maka mampu menopang kelistrikan Ambon dan menghadirkan kemandirian energi nasional. Sebab, dahulu sistem kelistrikan Ambon ditopang salah satunya oleh Pembangkit Listrik di atas kapal LMVPP berkapasitas 54 MW yang disewa dari luar negeri.

"Seperti diketahui bersama, kebutuhan sistem di Ambon saat ini adalah 63,7. Sekarang, kita sudah punya sendiri, dan apalagi ini adalah produk kita sendiri. Kita sudah satu langkah lagi ke depan dalam membangun pondasi kemandirian energi nasional,” ujar Darmawan, Kamis (14/4/2022).

Ia menjelaskan, BMPP Nusantara 1 dengan kapasitas 60 MW merupakan satu-satunya mobile power plant dalam bentuk barge mounted terbesar dan sepenuhnya akan dikelola oleh PLN Group sistem kelistrikan di wilayah Ambon akan semakin solid.

Revolusioner

Petugas PLN saat memperbaiki jaringan listrik Madura di gardu induk Sampang. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Petugas PLN saat memperbaiki jaringan listrik Madura di gardu induk Sampang. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Dalam pengembangannya, BMPP dicanangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 merupakan salah satu dari tipe pembangkit yang revolusioner yakni Mobile Power Plant (MPP).

Menurut Darmawan, pencanangan program MPP dalam rangka memenuhi pasokan listrik dalam waktu yang singkat dan bersifat sementara, reserve margin bergerak dan menaikkan rasio elektrifikasi secara cepat.

Tidak hanya itu, MPP memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih memerlukan, khususnya pada remote area atau wilayah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal) yang dominan banyak tersebar di wilayah kepulauan Indonesia timur.

"Kami PLN berkomitmen penuh untuk mendukung regional development di seluruh Indonesia,” ucap Darmawan.

BMPP Nusantara 1 ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi BUMN untuk bisa memberikan kontribusi lebih bagi masyarakat.

“Ini semua adalah hasil kolaborasi industri dalam negeri dan merupakan sebuah titik awal. Setelah ini, perjuangan kita adalah memastikan munculnya kolaborasi-kolaborasi lebih lanjut, terutama pada bagaimana pembangunan, perekonomian, dan perindustrian bisa kembali bangkit dan berkembang," ungkapnya.

Kontribusi Putra-Putri Bangsa

PLN mengimbau pelanggan untuk secara rutin melakukan pengecekan dan perawatan instalasi listrik di rumah. (Dok PLN)
PLN mengimbau pelanggan untuk secara rutin melakukan pengecekan dan perawatan instalasi listrik di rumah. (Dok PLN)

Direktur Produksi PT PAL, Iqbal Fikri menjelaskan kolaborasi antara PAL dan PLN merupakan kontribusi putra-putri bangsa untuk memberikan akses energi berkeadilan bagi semua masyarakat. "Ini merupakan kerja sama yang baik dan akan terus ditingkatkan," tambah Iqbal.

Iqbal merinci, selain memiliki kelebihan bisa mobile, BMPP Nusantara ini juga memiliki ketahanan yang cukup lama. Memakai teknologi khusus, PT PAL merancang BMPP Nusantara untuk bisa mengapung diatas air dengan minim risiko.

"Kapal ini bisa tahan sampai 20 tahun ke depan, tetap akan andal memasok kelistrikan khususnya untuk masyarakat daerah remote," ujar Iqbal.

Kedepan, PLN dan PT PAL masih akan melanjutkan kolaborasi dengan pengembangan BMPP Nusantara 2 dan 3. Dengan beroperasinya 3 BMPP ini maka PLN akan mengoperasikan Pembangkit Listrik di atas kapal dengan kapasitas 150 MW.

Gubernur Provinsi Maluku Murad Ismail mengapresiasi langkah PLN dan kolaborasinya bersama PT PAL dalam memberikan akses listrik yang andal bagi masyarakat Maluku. Menurut dia, dengan kehadiran listrik yang prima mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Geliat investasi di Indonesia Timur saat ini juga sangat besar sehingga perlu didukung pasokan listrik yang andal.

"Kolaborasi ini sangat kami apresiasi. Dengan kehadiran BMPP Nusantara 1 bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga meningkatkan iklim investasi di Indonesia Timur, khususnya di Maluku," ujar Murad.   

Infografis Pemicu Munculnya Isyarat Kenaikan Tarif Listrik dan Pertalite
Infografis Pemicu Munculnya Isyarat Kenaikan Tarif Listrik dan Pertalite (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya