Usung Inovasi Digital, BSI Jajaki Kerjasama Open Banking

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkolaborasi dengan Ayoconnect melalui pengembangan solusi berbasis teknologi Open Banking.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 12 Mei 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2022, 13:00 WIB
FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mengoptimalkan percepatan inklusi perbankan syariah di Indonesia, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkolaborasi dengan Ayoconnect melalui pengembangan solusi berbasis teknologi Open Banking.

Itu dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BSI dan Ayoconnect mengenai layanan API open banking dan program-program lainnya.

BSI memiliki layanan open banking dengan konsep Bank as a Service (BaaS), dan akan diperluas melalui jaringan yang dimiliki Ayoconnect. Penjajakan kerjasama antara BSI dan Ayoconnect ini nantinya akan memberikan dampak positif bagi nasabah, yang ingin menikmati layanan Bank Syariah Indonesia melalui sistem yang terintegrasi API dan terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Inovasi digital menjadi salah satu strategi yang terus dibangun BSI untuk mempercepat inklusi perbankan syariah. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan mampu mendorong aktivasi masyarakat untuk menjadikan Bank Syariah sebagai pilihan financial solution bank," kata Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii, Kamis (12/5/2022).

Syafii mengatakan, BSI berupaya penuh mempercepat akselerasi digital dan pengembangan ekosistem syariah melalui open banking.

Dia berharap, integrasi sistem antara BSI dan Ayoconnect dapat mendorong lebih banyak lagi muslimpreneur untuk memanfaatkan layanan BSI melalui API open banking ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Open Banking Ayoconnect

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja beraktivitas di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebagai contoh, dalam waktu dekat melalui pemanfaatan ekosistem Open Banking Ayoconnect, nasabah BSI nantinya dapat menikmati fitur Direct Debit. Itu merupakan fitur yang memungkinkan nasabah BSI untuk melakukan pembayaran online melalui pendebitan dana langsung dari rekening.

"Kami berharap dengan hadirnya inovasi bersama Ayoconnect dapat memacu masyarakat dn khususnya muslimpreneur di Indonesia untuk bertransaksi yang halal, aman dan cepat melalui teknologi digital yang dimiliki Bank Syariah Indonesia," ungkap Syafii.

Adanya pengembangan solusi open banking ini juga akan diaplikasikan dalam BSI Mobile yang telah dirancang sebagai super apps. Aplikasi ini bakal memfasilitasi berbagai hal, mulai dari transaksi, akses pembiayaan, sampai fitur-fitur lifestyle muslim yang menjadi unique selling bank syariah.

Sementara COO Ayoconnect mengutarakan, kerjasama strategis antara pihaknya dan BSI jadi bentuk dukungan dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia melalui perbankan syariah.

"Kami akan terus menggandeng lebih banyak institusi finansial dalam berinovasi dan membangun infrastruktur teknologi finansial sebagai salah satu pilar pendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," tuturnya.

BSI Salurkan Kredit Rp177,51 Triliun di Kuartal I 2022

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat, nilai penyaluran pembiayaan mencapai Rp177,51 triliun di kuartal I-2022. Angka ini tumbuh sebesar 11,59 persen secara tahunan atau year on year (yoy)

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan, capaian positif tersebut diakibatkan oleh berlanjutnya tren pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Di sisi lain, tingkat literasi dan inklusi perbankan syariah di Tanah Air semakin meningkat dan mendorong kepercayaan masyarakat terhadap BSI.

"Hal itu menjadi kunci kinerja cemerlang BSI pada triwulan I-2022," ujarnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (28/4).

Hery merinci, petumbuhan nilai pembiayaan sebesar Rp177,51 triliun ini terdiri dari pembiayaan konsumer yang tumbuh 20,73 persen. Kemudian, pembiayaan mikro tumbuh 22,42 persen, dan gadai emas tumbuh 8,96 persen.

Selain itu, BSI konsisten untuk terus memberikan penyaluran pembiayaan berkelanjutan di Tanah Air. Per Maret 2022, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan sebesar Rp48,25 triliun atau berkontribusi sekitar 27 persen dari total portofolio pembiayaan.

"Capaian tersebut didukung pula pembiayaan sehat dengan rasio non performing financing (NPF) net sebesar 0,90 persen," imbuhnya.

 

Dana Pihak Ketiga

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Rupiah dibuka di angka 13.355 per dolar AS, melemah tipis dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.341 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, untuk perolehan dana pihak ketiga mencapai Rp238,53 triliun tumbuh sekitar 16,07 persen secara yoy. Pencapaian ini merupakan hasil implementasi keseriusan BSI dalam menggarap dana murah sebagai salah satu strategi yang konsisten dijalankan dalam memacu pertumbuhan.

Di sisi lain Tabungan BSI secara keseluruhan mencapai Rp100,73 triliun atau tumbuh 15,48 persen. Sedangkan tabungan yang paling diminati masyarakat adalah Tabungan Wadiah yakni tabungan yang tidak memberikan bagi hasil maupun biaya administrasi bulanan.

"Dari sisi bank, hal ini memberikan efek positif untuk meningkatkan effisiensi beban bagi hasil," bebernya.

Kinerja yang solid dan sehat juga ditunjukan dari pertumbuhan aset sebesar 15,73 persen secara yoy menjadi Rp271,29 triliun. Adapun rasio kecukupan modal atau cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 150,09 persen. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan effisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 75,35 persen.

Hery pun menekankan dengan kinerja yang terus tumbuh, BSI semakin siap menjadi Energi Baru Untuk Indonesia. Sehingga, lanjut dia, perbankan syariah diharapkan mampu menjadi prioritas & kompetitif, bukan hanya sebagai alternatif layanan perbankan yang dipilih masyarakat.

"Bank Syariah Indonesia hadir dengan nilai-nilai syariah yang menjadi pondasi utama untuk membangun keberlanjutan ekonomi syariah. Karena kami meyakini bahwa hal inilah yang menjadi keunikan yang harus terus dibangun sehingga fungsi perbankan syariah dapat menjadi salah satu katalis penting dalam fondasi pembangunan ekonomi bangsa," tutup Hery. 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya