Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi dinilai mampu membuka peluang perubahan pada digitalisasi sistem alusista, yang sebelumnya masih menerapkan sistem konvensional. Telkom Indonesia berdampingan dengan Mabes TNI, berkomitmen membuat inovasi baru untuk mengakomodasi sistem pertahanan dengan perkembangan teknologi yang ada dalam rangka memperkuat kedaulatan NKRI.
Diawali dengan kunjungan Mabes TNI ke Stasiun Pengedali Utama Satelit Telkom yang diwakili hadir Marsda TNI Agus M. Bahron selaku Askomlek Panglima TNI, beserta jajaran pada Kamis, 12 Mei 2022. Kehadiran Mabes TNI disambut oleh Lukman Hakim Abd. Rauf selaku Direktur utama Telkomsat, Puguh Indaryono - Direktur Komersial Telkomsat beserta jajarannya di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Baca Juga
Marsda TNI Agus M. Bahron Askomlek Panglima TNI, mengungkapkan Telkom merupakan partner utama Mabes TNI yang di dalamnya terdapat Merah Putih, dimana dalam hal kedaulatan NKRI selalu menjadi prioritas utama.
Advertisement
“Kami harap hubungan ini dapat terus berjalan dengan baik dan Telkom dapat terus mengakomodasi kebutuhan komunikasi alusista dalam menjaga kedaulatan NKRI." ungkap Agus, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (13/5/2022).
Sementara, Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd. Rauf juga menyampaikan, pusat pengendali satelit nasional ini dapat menjadi benteng cyber security yang terkait dengan kedaulatan pertahanan negara.
Jaringan Telekomunikasi melalui satelit merupakan media yang cukup aman dalam berkomunikasi, serta memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan media lainnya. Sehingga layanan satelit dinilai dapat menunjang kinerja TNI dalam melaksanakan tugas baik skala regional maupun internasional.
"Sebagai anak perusahaan Telkom, Telkomsat mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional mulai dari hulu sampai hilir yang berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented) dengan terus mengembangkan produk dan layanan yang inovatif serta terjangkau untuk berbagai segmen bisnis pelanggannya," katanya.Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Telkom Beri Pinjaman ke Telkomsat Rp 1,2 Triliun
Sebelumnya, Perusahaan telekomunikasi BUMN, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memberikan pinjaman ke anak usahanya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) dalam bentuk shareholder loan sebesar Rp 1,2 triliun.
Hal tersebut disampaikan VP Investor Relations Telkom Indonesia Andi Setiawan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 6 April 2022.
Telkomsat merupakan anak perusahaan Telkom yang dimiliki sebesar 100 persen. Telkomsat bergerak di bidang penyediaan layanan satelit end to end yang berkualitas tinggi dan berstandar internasional.
Menurut Andi, pinjaman dalam bentuk shareholder loan tersebut akan digunakan untuk pembangunan Satelit HTS (high through-put satellite) yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp3,8 triliun.
Telkom dengan pembayaran bertahap disesuaikan dengan termin pembayaran kepada mitra kontraktor satelit. Pemberian shareholder loan dilakukan secara bertahap dan sudah dillakukan sebagian, antara lain pada November dan Desember 2021 serta Maret 2022 dengan jumlah total sebesar Rp750 miliar.
"Pemberian shareholder loan tahap selanjutnya akan menyesuaikan dengan perkembangan pembangunan satelit," kata Andi.
Shareholder loan Telkom kepada Telkomsat tersebut merupakan fasilitas pendanaan yang akan digunakan untuk mendukung rencana investasi pembangunan Satelit HTS Secara keseluruhan. Rencana pendanaan untuk investasi Satelit HTS tersebut akan dilakukan melalui equity Telkomsat sebesar 50 persen dan pinjaman sebesar 50 persen, dimana sebagian pinjaman berasal dari shareholder loan dan sebagian lainnya dari pihak ketiga.
Â
Advertisement
Tenor
Dalam pemberian shareholder loan ini, Telkom memberi tenor pinjaman sebesar 7 tahun, dengan grace period selama 3 tahun. Telkom menetapkan bunga dengan Jibor 3 bulan plus 2,5 persen.
Grace period disesuaikan dengan masa pembangunan dan peluncuran satelit HTS tersebut, yang diperkirakan memakan waktu hingga 3 tahun. Satelit HTS ini ditargetkan dapat mulai beroperasi di 2024.
Andi mengatakan, pengadaan satelit ini akan menambah kapasitas satelit nasional berbasis teknologi HTS untuk melengkapi portofolio Telkom Group. Tujuannya, kata dia, untuk memperkuat infrastruktur digital connectivity agar lebih kompetitif dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar satelit Indonesia yang diperkirakan masih tinggi pada masa mendatang.
"Investasi pembangunan satelit ini diharapkan akan memperkuat kepemimpinan Telkomsat dalam industri satelit dan meningkatkan dominasi dan market share Telkomsat di bisnis satelit di Indonesia," kata Andi.
Berdasarkan data BEI, Telkomsat memiliki total aset sebesar Rp 4,48 triliun.