Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengumumkan pengaturan baru pada tarif tiket untuk akses naik ke situs Candi Borobudur yaitu Rp 750 ribu bagi turis lokal dan USD 100 bagi turis mancanegara.
Harga tiket Candi Borobudur Ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Rapat Koordinasi pada Sabtu (4/6) antar Kementerian/Lembaga (K/L) di Ruang Avadhana, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.
Namun, Anggota Komisi X DPR RI fraksi Partai Demokrat, Bramantyo Suwondo melihat kenaikan harga tiket secara signifikan dikhawatirkan bisa mengurangi antusiasme masyarakat untuk berwisata ke Candi Borobudur.
Advertisement
"Hal ini tentu kontraproduktif dengan upaya untuk mengembalikan geliat ekonomi dan pariwisata dalam negeri," ujar Bramantyo kepada Liputan6.com, Senin (6/6/2022).
Bramantyo menyebut, harga tiket yang mahal juga bisa dianggap sebagai bentuk deskriminasi dan tidak sesuai dengan arah kebijakan pembangunan pariwisata inklusif.
" Terlebih jika dibandingkan dengan UMP Jawa Tengah dan Yogyakarta yang sebesar Rp 1,8 juta, serta UMK Kab.Magelang sebesar Rp 2 juta," jelasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saran
Bramantyo menyarankan, Pemerintah perlu memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai dasar penetapan harga baru tiket Candi Borobudur tersebut.
"Menurut saya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian candi tanpa harus menetapkan harga yang sangat tinggi. Misalnya dengan reservasi online bagi yang ingin naik Candi Borobudur," lanjut dia.
Menurutnya, hal itu membuat jumlah pengunjung yang ingin naik ke atas Candi Borobudur dapat lebih terkelola.
"Oleh karena itu, saya mendorong pemerintah untuk meninjau kembali rencana penerapan harga tiket Borobudur tersebut. Dampaknya terhadap warga lokal dan UMKM sekitar Candi Borobudur juga harus menjadi salah satu prioritas pertimbangan," tambahnya.
Advertisement
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Bakal Diputuskan Jokowi Minggu Depan
Sebelumnya, wacana tiket masuk ke kawasan wisata Candi Borobudur untuk wisatawan lokal dinaikkan menjadi Rp 750 ribu dari sebelumnya Rp 50 ribu, masih belum diputuskan.
Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, menjelaskan sebagaimana pernyataan dari Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, tarif tersebut masih menunggu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Menko Luhut mengatakan rencana tarif yang muncul saat ini belumlah final, karena masih akan dibahas dan diputuskan oleh Presiden di minggu depan,” kata Jodi, kepada Liputan6.com, Senin (6/6/2022).
Adapun Jodi menjelaskan, sementara rencana kenaikan tarif untuk turis asing menjadi USD100 diyakini tidak akan berubah. Sama halnya untuk tarif pelajar tetap sesuai rencana yang sebelumnya yaitu Rp5.000.
Begitu pula untuk sekedar masuk ke kawasan Candi, tarifnya juga tetap di angka Rp50 ribu seperti saat ini.
Jodi menyebut, alasan Menko Luhut menaikkan tarif untuk naik ke area stupa Candi Borobudur merupakan upaya Pemerintah untuk menjaga Warisan Budaya Dunia tersebut.
Wacana Sebelumnya
Menko Marves menjelaskan, Candi Borobudur merupakan cagar budaya Indonesia yang ditetapkan sebagai situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Dengan relief yang sarat makna khususnya bagi umat Buddha dan umat manusia, penting untuk memberi perhatian khusus demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara tersebut.
Menurut Menko Luhut, sebagai situs sejarah, Candi Borobudur memiliki berbagai kerentanan dan juga ancaman. Berdasarkan kajian dari berbagai ahli yang memberikan masukan kepada Pemerintah, kondisi situs bersejarah itu saat ini mulai mengalami pelapukan.
Tak berhenti disitu saja, pengaruh perubahan iklim, erupsi gunung berapi, gempa bumi, juga menjadi tantangan dalam menjaga Candi Borobudur.
Nantinya, semua calon turis yang ingin mengunjungi Candi Borobudur diwajibkan untuk melakukan reservasi secara online, guna mengatur aliran pengunjung.
Jodi menyampaikan, kata Menko Luhut, Warga lokal pun akan diajak untuk berkontribusi lebih, sehingga para turis nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Candi Borobudur.
Advertisement