Harga Cabai Rawit Tembus Rp 100 Ribu, Badan Pangan Nasional Turun Tangan

Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) akhirnya turun tangan guna mengendalikan harga cabai rawit merah yang melonjak tajam.

oleh Arief Rahman H diperbarui 13 Jun 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2022, 10:30 WIB
FOTO: Harga Cabai Rawit Kembali Merangkak Naik
Pedagang menghitung menggunakan kalkulatr di atas tumpukan cabai rawit yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/6/2022). Harga cabai rawit hijau naik menjadi Rp 55.000 dari harga sebelumnya Rp 45.000 per kilogram. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) akhirnya turun tangan guna mengendalikan harga cabai rawit merah. Caranya dengan memfasilitasi pendistribusian ke wilayah yang kekurangan stok.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyampaikan harga cabai rawit merah di tingkat pengecer berkisar Rp 95.000-100.000 per kilogram. Sementara harga rata-rata di pasaran bertengger di Rp 78.250 per kilogram.

Selain cabai rawit merah, Arief juga melirik ada kenaikan harga di bawang merah. Menurut catatannya, harganya tembua Rp 45.122 per kilogram.

Ia menyebut Badan Pangan Nasional akan memfasilitasi pendistribusian cabai rawit merah dan bawang merah dari wilayah surplus ke wilayah defisit. Langkah ini sebagai upaya stabilisasi harga di pasaran.

“Saat ini pasokan cabai rawit merah turun sekitar 20 - 30 persen karena sumber panen di daerah sentra produksi mulai berkurang. Adapun sumber cabai rawit merah yang harganya paling murah saat ini ada di Sulawesi Selatan dengan harga di tingkat petani kisaran Rp 50.000 - 55.000/Kg," katanya mengutip keterangan resmi, Senin (13/6/2022).

"Oleh karenanya Badan Pangan akan fasilitasi distribusi logistik untuk suplai pasokan cabai dari petani atau Gapoktan asal Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan ke pasar induk di Jakarta dan sekitarnya, antara lain Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Induk Tanah Tinggi, Pasar Induk Cibitung,” tambah dia.

Menurut data harian pangan per 10 Juni 2022, Arier menyebut harga pangan stabil, mulai dari beras dengan rata - rata nasional Rp 10.807 per kilogram, komoditas daging sapi stabil seperti hari raya Idul fitri dengan rata - rata Rp 134.728 per kilogram, ayam Rp 38.421 per kilogram, dan telur ayam Rp 28.553 kilogram.

Beberapa komoditas pangan lainnya yang mengalami kenaikan adalah cabai merah keriting dengan rata - rata nasional Rp 61.217 kilogram, cabai rawit merah Rp 78.250 per kilogram, dan bawang merah Rp 45.122 per kilogram.

“Kami targetkan sekitar 100 ton Cabai atau 5 - 10 ton/hari akan dikirim ke Jakarta, estimasi pengiriman pekan depan sudah bisa kita lakukan," kata dia.

Sehingga, harapannya, harga cabai rawit merah ditingkat konsumen atau eceran bisa diintervensi menjadi kisaran Rp 60.000 - 65.000 per kilogram. Angka ini jauh dibawah harga rata-rata Jakarta saat ini yang mencapai Rp 100.000 - 120.000 per kilogram.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bawang Merah

Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Awal Ramadhan
Pedagang menunggu pembeli di Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (6/4/2022). Di awal bulan puasa Ramadhan, harga sejumlah bahan pokok merangkak naik. Kenaikan harga kebutuhan pokok mulai terasa sejak dua pekan terakhir untuk komoditi seperti cabai, telur, gula, hingga daging. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain cabai, menurutnya NFA juga akan memfasilitasi distribusi bawang merah dari petani di beberpa daerah sentra produksi. Yakni Kabupaten Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Di daerah tersebut bawang dibeli dengan harga beli di tingkat petani kisaran mulai Rp 30.000-36.000 per kilogram dan dikirim ke Pasar - pasar Induk di Jabodetabek.

“Bawang merah akan dilakukan suplai pasokan ke Jabodetabek sekitar 500 ton atau 40 ton per hari,” katanya.

Jadi, kata Arief, bawang merah diharapkan akan stabil di eceran Jakarta kisaran Rp 40.000 - 45.000 per kilogram, yang sebelumnya di kisaran Rp 55.000 per kilogram.

 

Sinergi

Harga cabai di Depok melejit. (Dicky Agung Prihanto)
Harga cabai di Depok melejit. (Dicky Agung Prihanto)

Fasilitasi distribusi sebagai upaya stabilisasi harga komoditas cabai dan bawang ini dilaksanakan bersinergi dengan Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian dan Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten, serta para pelaku usaha seperti Gapoktan.

Kemudian Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Asosiasi Petani Cabai Indobesia, Pedagang Pasar Induk Kramatjati, serta Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).

"Kolaborasi BUMN Pangan ID FOOD dan BULOG juga akan turut serta membantu distribusi ketersediaan pasokan sebagai upaya stabilisasi harga pangan," terangnya.

Selain itu, fasilitasi distribusi pangan juga terus dilakukan Badan Pangan Nasional (NFA) bersama stakeholder terkait. Salah satunya kolaborasi dengan BUMN Holding Pangan ID FOOD group dan private sector untuk beberapa komoditas pangan lainnya salah satunya fasilitasi distribusi komoditas jagung.

"Hingga 12 Juni 2022 ini telah terdistribusi sebanyak 877 Ton kepada Peternak kecil dan mandiri di Kendal Jawa Tengah dan Blitar Jawa Timur," tukasnya.

 

Peran Badan Pangan Nasional

FOTO: Harga Cabai Rawit Kembali Merangkak Naik
Pedagang menunjukkan cabai rawit yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/6/2022). Dalam tiga hari terakhir, pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengungkapkan harga cabai mengalami kenaikan dengan selisih Rp 5.000 - Rp 10.000 per kilogram. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, guna mengatasi masalah harga cabai yang diikuti oleh berbagai bahan pokok lainnya, Koordinator Komite Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menaruh harap ke Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA). Caranya bisa dengan menugaskan Bulog guna melakukan stabilisasi.

"Setidaknya menjaga kelancaran distribusi dan ketersediaan cabai di pasar yang merata di berbagai wilayah," ujarnya.

Sementara, untuk menekan harga Bulog bisa jadi melakukan operasi pasar. Langkah ini disebut bisa menjadi solusi jangka pendek yang dilakukan.

Kendati begitu, untuk jangka panjang ia menilai diperlukan penguatan budidaya yang merata sepanjang tahun dan tahan perubahan iklim.

"Untuk itu pemerintah perlu mengembangkan kan teknologi yang bisa digunakan petani dan memberikan dukungan yang memadai mulai dari pembiayaan, pengelolaan hama penyakit, akses input dan lainnya," tukasnya.

Infografis Harga Cabai
Di balik harga cabai Jakarta yang melambung (liputan6.com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya