Harga Emas Catat Paling Murah selama 9 Bulan, Saatnya Beli?

Harga emas mencapai level terendah sembilan bulan pada hari Selasa.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 13 Jul 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas
Ilustrasi harga emas. (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas mencapai level terendah sembilan bulan pada hari Selasa. Emas terus terhuyung-huyung di bawah tekanan dari dolar AS yang kuat dan taruhan kenaikan suku bunga.

Sementara investor memposisikan diri untuk serangkaian data ekonomi AS yang dapat menentukan laju pengetatan moneter.

Dikutip dari CNBC, Rabu (13/7/2022), harga emas di pasar spot turun 0,48 persen menjadi USD 1.725,33 per ounce. Emas berjangka AS turun 0,46 persen menjadi $1.723,8.

"Pembelian besar-besaran ke dolar AS (oleh investor) dan antisipasi suku bunga bergerak lebih tinggi, karena inflasi jauh lebih tinggi, menekan emas," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Indeks dolar menguat di dekat puncak 20 tahun, memperkuat statusnya sebagai safe-haven pilihan di tengah meningkatnya risiko resesi. Sementara membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Serangkaian data AS – termasuk harga konsumen, penjualan ritel, dan output pabrik – akan memberikan gambaran sejauh mana inflasi telah melonjak menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan.

“Cetak CPI utama yang lebih tinggi dari perkiraan (pada hari Rabu) akan membuka jalan bagi kenaikan 75 basis poin oleh The Fed akhir bulan ini; skenario yang secara luas ditafsirkan sebagai negatif untuk emas,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suku Bunga Teh Fed

Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Kenaikan suku bunga meredupkan daya tarik emas dengan meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak menghasilkan bunga.

"Setiap kenaikan harga emas yang signifikan atau bertahan lama sedang terhalang tidak hanya oleh dolar AS yang kuat tetapi juga oleh arus keluar ETF yang sedang berlangsung dan kuat," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Sementara itu, penambang Rusia Petropavlovsk berencana untuk mengajukan administrasi setelah sanksi terhadap Gazprombank, pemberi pinjaman utama dan pembeli tunggal emasnya, menempatkannya di antara perusahaan terdaftar pertama yang menghadapi keruntuhan karena perang Ukraina.


Harga Emas Dibayangi Kenaikan Suku Bunga The Fed, Inflasi dan Resesi

Ilustrasi Harga Emas Naik (4)
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Setelah turun USD 60 pekan lalu, harga emas tetap rentan terhadap aksi jual yang lebih besar. Pasalnya, pasar tengah bersiap untuk kenaikan agresif suku bunga The Fed pada pertemuan Juli 2022 ini.

Namun, para analis berfokus pada dasar harga potensial yang akan memicu momentum perputaran untuk harga logam mulia.

Pasar emas saat ini terpukul oleh penguatan indeks dolar AS, yang mengambil banyak minat safe-haven di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.

"Harga emas telah jatuh ke level yang terakhir terlihat pada September 2021 dan secara teknis diperdagangkan di wilayah oversold," kata analis logam mulia Standard Chartered, Suki Cooper dikutip dari laman Kitco, Senin (11/7/2022).

"Sementara harga emas terperangkap di antara risiko inflasi yang meningkat dan kekhawatiran yang berkembang atas resesi, emas telah kembali mengambil isyarat dari USD, yang telah diuntungkan dari arus safe-haven atas emas," imbuhnya.

Di sisi lain, data per Jumat (8/7/2022) lalu telah meyakinkan pasar, The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada pertemuan Juli.

"Yang penting dari sini bagi investor bukanlah seberapa cepat The Fed menaikkan suku bunga, tetapi seberapa tinggi mereka harus melakukannya untuk memperlambat ekonomi," kata ahli strategi investasi senior Allianz Investment Management, Charlie Ripley.


Banyak Risiko

20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY4
Harga jual emas batangan Antam ukuran satu gram dibanderol di harga Rp 599.000 per gram, Jakarta, Senin (10/10). Jumlah itu tidak mengalami perubahan dari harga perdagangan akhir pekan kemarin, yakni Rp 599.000 per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis melihat lebih banyak risiko penurunan untuk emas, sampai kisaran USD 1.700 per ounce atau bahkan berpotensi USD 1.650 per ounce. Namun, analis pasar senior OANDA Edward Moya menilai, itu bakal jadi kisaran harga terendah dimana investor kembali ke logam pada level harga tersebut.

"Begitu harga emas USD 1.800 per ounce pecah pekan ini, tekanan jual luar biasa. Jika keadaan menjadi jelek, harga emas bisa mencapai USD 1.650-1.675. ini jadi momen pembeli untuk kembali. Emas rentan terhadap penurunan ini. Itu level kuncinya," tegas Moya.

Sementara Cooper mengamati USD 1.690 per ounce, menyoroti level ini sebagai dasar harga emas yang lebih lemah. Dia juga menggambarkan periode Juli sebagai periode musiman yang lambat untuk permintaan.

"Emas memiliki premi safe-haven untuk saat ini, tetapi telah terkikis secara signifikan. Kami berharap emas terus mengikuti petunjuk dari pergerakan makro. Dengan demikian, harga dapat menguji lebih rendah di akhir tahun, tetapi kekhawatiran tentang inflasi akan membatasi penurunan," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya