PGE Ciptakan Teknologi Binary demi Dukung Transisi Energi Berkelanjutan G20

memiliki peta jalan pengembangan kapasitas terpasang di wilayah kerja panas bumi PGE hingga lima tahun ke depan.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Jul 2022, 17:57 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2022, 17:57 WIB
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menginisiasi proyek percontohan peningkatan kapasitas terpasang panas bumi.

Ini sebagai bentuk dukungan bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) dalam mempercepat transisi energi berkelanjutan sebagai salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia.

Penerapan teknologi Binary dilakukan dengan membangun Binary Unit di Lahendong, Kota Tomohon, Sulawesi Utara untuk menghasilkan potensi tambahan kapasitas listrik hingga 25 MW.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto, mengatakan perusahaan memiliki peta jalan pengembangan kapasitas terpasang di wilayah kerja panas bumi PGE hingga lima tahun ke depan. Hal ini untuk mempersiapkan panas bumi sebagai base load energi baru terbarukan di Indonesia.

”PGE mengundang negara anggota G20 untuk bekerja sama dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia sebagai salah satu solusi dalam menghadapi isu-isu besar seperti pemanasan global dan dekarbonisasi menuju net zero emission 2060” kata dia dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.

Ahmad menyebutkan, ada tiga area di mana kemitraan bisa dilakukan, yakni Co-generation, Co-production, dan Co-development.

Pembangkitan bersama bisa dilakukan melalui optimalisasi uap air panas (Steam n Brines to green power) untuk melahirkan listrik ramah lingkungan (green electricity).

 

 


Kerjasama 4 Bidang

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.

Selain itu, ada empat bidang yang bisa dikerjakan bersama-sama (Co-production), yaitu pemanfaatan CO2 untuk bahan bakar alternatif; ekstraksi nano material yaitu dengan pemanfaatan kandungan berharga di fluida panas bumi (rare earth element); green hidrogen sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan; dan green Metanol.

Pengembangan bersama( co-development) bisa dilakukan untuk membangun Geo-eco tourism, dan Geo-agro industry. “Pada prinsipnya, operasi PGE harus efisien, termasuk dalam memanfaatkan waste,” ujar Ahmad Yuniarto.

Indonesia harus memanfaatkan secara optimal karunia Tuhan kepada negeri ini dalam bentuk cadangan panas bumi yang besar. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat saat ini Indonesia memiliki cadangan panas bumi sebesar 23,7 GW.


Komitmen PGE

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam acara G20 Sustainable Finance For Climate Action di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.

Ahmad Yuniarto menjelaskan, dalam menjalankan bisnis, PGE berkomitmen untuk pengembangan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.

Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.

Komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan goals ke 7 (energi bersih dan terjangkau),goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals).

sekadar informasi, PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi Utara.

Dalam wilayah kerja tersebut telah terbangkitkan listrik panas bumi sebesar 1877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri (own operation) oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama(Joint Operation Contract).

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkonstribusi sebesar sekitar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya