Harga Ayam Anjlok, Mendag Bakal Setop Impor Indukan

Over supply ayam berdampak terhadap harga ayam yang terus turun. Kondisi ini akan merugikan peternak ayam.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2022, 10:40 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2022, 10:40 WIB
Tembus Rp 50 Ribu per Kg, Peternak Keluhkan Harga Bibit Ayam Fluktuatif
Peternak memberi makan ayam pedaging broiler di kawasan Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/7). Tingginya harga daging ayam juga dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan yang masih import seiring kenaikan dolar terhadap rupiah. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memutar otak untuk mengendalikan harga ayam. Saat ini harga ayam turun tajam sehingga merugikan para peternak. 

Zulkifli Hasan menjelaskan, saat ini harga ayam di pasaran anjlok karena terjadi kelebihan pasokan. Untuk itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengendalikan pasokan dengan berbagai cara. 

Salah satunya adalah memutus rantai impor. Menurutnya, denga mengurangi impor indukan ayam. "Ibunya petelur ayam itu kita kurangi karena over supply itu," kata Zulkifli di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Kamis (18/8/2022).

Upaya lain pengendalian harga ayam yaitu memusnahkan beberapa telur yang akan menetas. Hal ini agar ketersediaan ayam tidak lebih banyak dibandingkan kebutuhan pasar.

Dia menuturkan, over supply ayam berdampak terhadap harga ayam yang terus turun. Kondisi ini akan merugikan peternak ayam.

Para peternak menjual ayam mereka ke grosir besar sekitar Rp 15 ribu per ekor. Sementara menurut Zulkifli, harga minimal di tangan peternak Seharusnya di angka Rp 19 ribu per ekor.

"Saya enggak senang, kasian peternak ayam. Kalau Rp 26 ribu di pasar, berarti grosir besar beli Rp 20 ribu, grosir besar beli di peternak ayam Rp 15 ribu. Rugi dong karena pedagang ayam itu paling murah harusnya Rp 19 ribu," ujarnya.

 

Kemendag Dukung Pengusaha Ekspor Ayam ke Singapura

Tembus Rp 50 Ribu per Kg, Peternak Keluhkan Harga Bibit Ayam Fluktuatif
Peternak memberikan makan pada ayam pedaging broiler di kawasan Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/7). Harga daging ayam naik mencapi angka Rp 50 ribu per kilogram. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung langkah industri perunggasan untuk melakukan ekspor ayam ke Singapura. Mengingat, saat ini, komoditas pangan tinggi protein tersebut dalam posisi kelebihan pasokan atau oversupply.

"Kita pada posisi oversupply, kenapa nggak dimanfaatkan," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan di Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (25/6).

Selain itu, Oke menilai harga ayam di Singapura cukup kompetitif. Mengingat, negara tetangga Indonesia tersebut tengah kekurangan pasokan ayam setelah Malaysia menghentikan ekspor untuk sementara waktu.

"Intinya Singapura sekarang sedang kesulitan akibat kebijakan larangan ekspor dari Malaysia," ujarnya.

Rebut Pasar Malaysia, Indonesia Bakal Ekspor Ayam ke Singapura

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan Indonesia akan melakukan ekspor ayam ke Singapura. Lantaran, Malaysia yang menjadi eksportir ayam ke Singapura akan diberhentikan bulan Juni ini.

“Kami diskusi rencana kita mendorong ekspor chicken ke Singapura ini masih awal sekali, dan nanti ada hubungannya dengan krisis global ini. Ekspor ke Singapura untuk ayam akan distop bulan ini, sehingga singapura sangat membutuhkan,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso Media Briefing Global Crisis Response Group (GCRG), di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/6).

 

Peluang Besar Indonesia

Tembus Rp 50 Ribu per Kg, Peternak Keluhkan Harga Bibit Ayam Fluktuatif
Peternak memberikan makan pada ayam pedaging broiler di kawasan Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/7). Harga daging ayam naik mencapi angka Rp 50 ribu per kilogram. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut Susiwijono, ditutupnya pintu ekspor ayam dari Malaysia ke Singapura menjadi peluang besar bagi Indonesia. Pasalnya, di Indonesia sering mengalami over supply atau kelebihan pasokan ayam dalam negeri.

“Ini sangat menarik. Urusan ayam ini kan kita sering mendengar oversupply sehingga sekian juta ayam yang kita punya tiap hari. Sekarang singapura butuh sekali,” ujarnya.

Kendati begitu, untuk peraturannya masih perlu dibahas lebih lanjut terkait rencana ekspor ayam ke Singapura. Oleh karena itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah membahas rencana tersebut lantaran ada hubungannya dengan krisis global.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

Infografis harga telur dan ayam naik
Infografis harga telur dan ayam naik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya