Konferensi TBN Asia 2022, Bejana Peleburan Niat Baik dan Profit Berkelanjutan

Konferensi TBN Asia 2022 menghadirkan panelis dari ranah sosio-religi, pendidikan dengan pendekatan alternatif, pengembang sumber daya hayati, ahli lingkungan dan lainnya

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2022, 15:35 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2022, 14:04 WIB
Konferensi TBN Asia 2022, di Seminyak, Bali.
Konferensi TBN Asia 2022, di Seminyak, Bali.

Liputan6.com, Jakarta Nyata sudah pameo di mana ada niat di situ pun akan ada jalan terbuka. Niat dan rencana baik menghentikan upaya destruktif umat manusia, saat berupaya mengeruk profit tanpa menimbang dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya, membuahkan hasil di Konferensi TBN Asia 2022, di Seminyak, Bali.

Perhelatan yang digagas dan dijalankan Transformational Business Network (TBN) Asia tersebut dibuka pada Kamis (22/9/2022) di Hotel Trans Resort Bali, dengan sebuah pemaparan cantik dari sang pendiri organisasi Datuk Kim Tan.

Pria asal Malaysia itu memberikan introduksi mengenai sebaran topik yang akan dibahas hingga 24 September mendatang.

Beragam ulasan menarik menjadi magnet bagi para audiens yang hadir secara fisik, maupun via live straming.

Event ini menghadirkan panelis dari ranah sosio-religi, pendidikan dengan pendekatan alternatif, pengembang sumber daya hayati, ahli lingkungan, jasa layanan kesehatan, dan pemberdayaan perempuan, yang mempunyai banyak sisi menarik yang jauh dari membosankan.

Satu di antara bintang dari konferensi beraroma investasi dalam gerakan sosial berkelanjutan ini adalah seorang entrepreneur brilian asal Indonesia, Tommy Tjiptadjaja.

Sosok muda penuh energi tersebut adalah seorang dari duet pendiri Greenhope, yang sedari awal gawean akbar ini banyak disebut Datuk Tan, sebagai filantropis Asia Tenggara yang visioner.

Produk unggulan Greenhope adalah kantong plastik yang bersifat biodegradable lantaran dibuat dari singkong! Bahan resin temuan Tommy bersama partnernya itu memiliki sifat identik dengan plastik pada umumnya namun pada akhir penggunaannya tidak memiliki komponen kimia sintetik yang dapat merusak tanah dan air.

Produk ini dapat menjadi 'booming' di masa depan karena dapat menjadi solusi pelarangan penggunaan kantong plastik yang bersifat internasional di pasar tradisional dan toko kelontong modern.

“Saya kenal TBN Asia dari Doktor Kim Tan secara langsung lantaran beliau dapat mengenali potensi besar produk hasil riset saya dan partner selama sepuluh tahun sebelumnya,” jelas Tommy.


Dampak Positif bagi Peradaban

The TBN Asia Conference
The TBN Asia Conference merupakan adalah acara tahunan yang dirancang untuk menyoroti kewirausahaan sosial dan investasi berdampak, yang terbukti menjadi kelas aset yang mampu menciptakan pemberdayaan ekonomi yang positif.

Oleh lelaki perlente asal Jakarta itu, bioplastik Greenhope telah dipatenkan di Amerika, Malaysia, Singapura, dan Indonesia lewat uluran tangan sejumlah investor sosial dalam TBN Asia.

Harapannya lewat proses teknologi yang lebih terjaga kualitas mekanisme produksinya, pemanfaatan singkong kian banyak dan efektif sehingga makin mensejahterakan petani ubi kayu tersebut.

“Sejak Greenhope didirikan pada 2017 saya selalu disegarkan dalam sejumlah pertemuan TBN Asia seperti ini. Kami saling mempengaruhi dengan cara yang mulia secara kolektif karena niat yang baik dari orang-orang yang berkumpul di dalamnya,” jelas Tommy.

Menurutnya, TBN ibarat sebuah bejana peleburan orang-orang yang tidak sekadar mencari keuntungan ekonomi semata. Beragam pihak justru melihat dan mengutamakan agregasi positif gerakan ini pada lingkungan hayati dan sosial sebuah peradaban.

Kristalisasi dari nilai-nilai positif yang ditunjukkan dalam wadah konferensi yang diikuti para peserta eksebisi, pembicara, dan investor dari Thailand, Indonesia, Singapura, dan Malaysia ini langsung terjadi pada akhir sesi hari pertama.

Pada sore hari hingga menjelang malam, sejumlah nara sumber dan peserta pameran bertemu satu sama lain dan publik umum peserta konferensi dalam forum Impact Cafe.

Ajang ngobrol-ngobrol kecil ini dibagi dalam beberapa ruangan berukuran sedang berisi meja-meja mungil yang berisi 2-5 orang yang saling melempar ide dan pertanyaan.

Ujungnya diharapkan lirikan investor yang berniat mengurangi beban pajaknya dengan menggaet sejumlah pemilik start up berwawasan lingkungan dan sosial ini bakal berjodoh bak gayung bersambut. (Darojatun/KLY).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya