Pemerintah Targetkan Uji Jalan B40 Kelar Desember 2022

Sebelumnya pemerintah sukses dengan pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak jenis Minyak Solar sebesar 30 persen alias B30.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Sep 2022, 23:24 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2022, 22:12 WIB
Jokowi Luncurkan Implementasi B30 di SPBU Pertamina
Presiden Joko Widodo (kanan) mendengarkan keterangan Dirut Pertamina Nicke Widyawati saat meresmikan Implementasi Program Biodiesel 30 persen (B30) di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019). Jokowi menargetkan implementasi program B40 pada 2020 dan B50 pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan uji jalan (road test) pencampuran Bahan Bakar Nabati ke dalam Bahan Bakar Minyak jenis Minyak Solar sebesar 40 persen (B40) yang saat ini sedang berjalan dapat diselesaikan pada bulan Agustus 2022.

Sebelumnya pemerintah sukses dengan pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak jenis Minyak Solar sebesar 30 persen alias B30. 

"Road Test B40 ditargetkan selesai di Desember 2022, uji jalan ini untuk menghasilkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40," tutur Direktur Bioenergi Edi Wibowo, melansir laman Kementerian ESDM.

Road test B40 tersebut dilakukan melalui 2 tahap pengujian jenis campuran bahan bakar yakni, B30D10 dengan formula campuran 30 persen Biodiesel (B100*) + 10 persen Diesel Nabati/Diesel Biohidrokarbon/HVO (D100) + 60 persen Minyak Solar (B0), dan B40 dengan formula campuran 40 persen Biodiesel (B100*) + 60 persen Minyak Solar (B0).

"Adapun terhadap Spesifikasi Biodiesel (B100) mengacu pada usulan Komite Teknis 27-04 Bioenergi Cair, dengan perbaikan parameter kadar air yang semula maksimal 350 ppm diubah menjadi maksimal 320 ppm, kadar monogliserida yang semula maksimal 0,55  persen massa menjadi maksimal 0,5  persen massa, kestabilan oksidasi yang semula minimal 600 menit menjadi minimal 720 menit," tambah Edi.

Edi mengungkapkan, pada pengujian ini, kendaraan uji yang digunakan 3 merek kendaraan bermesin diesel <3,5 ton masing-masing 2 unit, serta 3 merek kendaraan bermesin diesel >3,5 ton masing-masing 2 unit.

"Pada awal Road Test B40 terdapat tantangan berupa pengadaan sparepart setelah overhaul awal, namun dapat kami sampaikan bahwa saat ini seluruh kendaraan telah melaksanakan uji jalan," ungkap Edi.

Untuk mengejar ketertinggalan dan dapat mencapai target yang ditetapkan pada bulan Desember 2022, maka diberlakukan penambahan jarak dan rute yakni, untuk kendaraan uji < 3,5 ton jarak tempuh yang semula ditargetkan 560 km/hari menjadi 650 km/hari dengan rute perubahan menjadi Balitsa - Tol Cileunyi - Ciamis - Kuningan - P3GL - Pemalang (puter balik) - Subang - Balitsa

Sedangkan untuk kendaraan uji > 3,5 ton jarak tempuh yang semula ditargetkan 400 km/hari menjadi 550 km/hari dengan rute perubahan menjadi Balitsa - Pasteur - Cikampek - Cipali - P3GL - Tegal (puter balik) -Cipali - Subang - Balitsa

 

Yang Diuji

Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pengujian yang dilaksanakan selama Road Test B40 diantaranya penanganan dan analisis konsumsi bahan bakar, pengujian kualitas mutu bahan bakar dan pelumas, pengujian kinerja pada Chassis Dynamometer, pengujian Merit Rating komponen kendaraan, pengujian stabilitas penyimpanan bahan bakar uji, dan uji startability dan presipitasi bahan bakar uji.

Road Test B40 ini dilaksanakan oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi "Lemigas" dengan melibatkan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Untuk bahan bakar B0 dan HVO disediakan oleh Pertamina Grup (PT Kilang Pertamina Internasional) dan B100 oleh APROBI.

"Kami secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi untuk menghimpun saran dan masukan atas progress dan hasil sementara terhadap pengujian yang telah dilakukan. Kami mengapresiasi upaya dan dukungan seluruh pihak yang terus mendukung pengujian dan upaya transisi energi melalui pencampuran BBN jenis biodiesel. Kementerian ESDM terus berkomitmen untuk mendukung rencana implementasi B40 melalui fasilitasi dan koordinasi hal-hal yang dibutuhkan dengan K/L dan stakeholder terkait," pungkas Edi.

 

Indonesia Paling Terdepan

Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Indonesia saat ini masih merupakan negara yang paling advance dalam menerapkan pencampuran BBN jenis Biodiesel.

Dengan rencana implementasi B40 yang berada di depan mata, sekali lagi Indonesia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis Biodiesel.

Selain mendukung kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional, rencana implementasi B40 juga pastinya akan berdampak positif dalam hal penghematan devisa akibat menurunnya impor minyak solar, peningkatan nilai tambah CPO, membuka lapangan pekerjaan, dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Untuk program B30 di tahun 2022, ditargetkan dapat disalurkan biodiesel lebih dari 10 juta kl, yang dapat menghemat devisa sebesar USD7,82 miliar dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26,95 Juta Ton CO2e serta membuka lapangan kerja bagi lebih dari 1.2 juta orang, baik pekerja on farm maupun off farm.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya