Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan Indonesia memiliki target untuk penurunan sampah plastik di laut hingga 70 persen sampai dengan akhir tahun 2025.
Hal tersebut telah tertuang pada peraturan Presiden No 83 tahun 2018 yakni mengenai penanggung jawab pelaksanaan gerakan nasional bersih pantai dan laut.
Baca Juga
"Sejak tahun 2018 pemerintah indon sangat serius dalam upaya penanganan sampah laut komitmen pemerintah dalam penanganan sampah laut diatur oleh peraturan presiden Nomor 83 Tahun 2018. Rencana aksi nasional penanganan sampah laut tahun 2018 hingga 2025 yang memberikan arahan-arahan strategis bagi 20 kementerian lembaga terkait untuk menangani permasalahan laut," ujar Trenggono dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (4/10).
Advertisement
Trenggono menjelaskan pentingnya menjaga laut dari sampah plastik. karena sampah plastik akan menjadi micro plastik yang bisa dikonsumsi oleh ikan dan ikan tersebut akan ditangkap oleh nelayan lalu di konsumsi oleh para ibu yang sedang hamil maka generasi berikutnya akan mengalami kecacatan.
"Itu salah satu konsen dan kalau kita lihat beberapa laut di dunia khususnya di Indonesia begitu besarnya juga kita temukan sampah plastik yang mengapung di laut," terang dia.
langkah dasar yang dilakukan KKP adalah memberikan peneyederhanaan yang komperhensid kepasa semua pihak khsusunya masyaakat yang berkecimpung langsung di daerah lautta.
"Karena kita negara maritim dan halaman depan kita adalah laut maka seluruh nelayan kemudian kapal perikanan, kemudian kapal transportasi, kapal logistik, kapal penumpang semua kita himbau untuk kemudian tidak membuang sampah di laut," kata Menteri KKP.
Program Lain
Kemudian ada program yang juga dilakukan oleh KKP yakni dalam satu musim penangkapan atau bisa disebut tahun penangkapan ikan.
"Ada satu bulan yang kita minta untuk berhenti menangkap ikan tetapi kemudian mengambil sampah plastik yang ada di laut. Nah ini kita sampaikan kepada seluruh nelayan sekaligus juga nelayan industri untuk ada kesadaran yang mendalam terhadap itu. Nelayan-nelayan di seluruh Indonesia itu tentu kegiatan itu akan menanggung pendapatan mereka akan mengganggu aktivitas mereka kalau itu dihentikan," tuturnya.
KKP akan memberikan kompensasi yang sama kepada nelayan, dengan memberikan sesuai dengan harga ikan yang ditangkap nelayan seperti biasa.
"Nah ini gebrakan atau kegiatan ini sangat sederhana, apakah setiap dalam satu musim penangkapan itu dihentikan lalu itu bisa menyelesaikan masalah? saya kira tidak, tetapi ini tentu akan memebrikan penayadaran baika kepada parapelakua yang di laut maupun kepada masyarakat di seluruh dunia," tambahnya.
Advertisement
Emak-Emak Sedesa di Grobogan Banjir Duit dari Sampah Plastik, Begini Ceritanya
Sampah selalu menjadi masalah di mana-mana, terlebih sampah plastik dan botol plastik. Salah satunya di Grobogan, Jawa Tengah.
Tetapi, di tangan emak-emak di Kuwariron, Desa Kuwaron, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, sampah botol plastik justru jadi berkah. Mereka banjir duit lantaran memanfaatkan sampah plastik tersebut.
Ceritanya, emak-emak satu RT itu kompak menampung dan memilah sampah plastik. Lantas, sampah botol plastik itu dijual ke BUMDes Kawariron, desa setempat. Tiap hari, mereka meraup uang mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
BUMDes Kuwariron yang baru berusia dua tahun itu, sehari menerima botol plastik hingga 1 ton dengan harga kompetitif.
"Jika emak-emak mengumpulkan botol yang dibeli sendiri saja dan dilakukan secara berkelompok hasilnya akan besar," ungkap Sadzali, ketua BUMDes Kuwariron, kepada Liputan6.com, Senin (1/8/22).
BUMDes Kuwariron Grobogan juga telah menampung penjualan botol plastik dari Kabupaten Demak dan kabupaten Semarang. Botol plastik berbagai merk, kemudian dijual ke Jakarta yang langsung ditampung salah satu pabrik untuk didaur ulang dan diolah menjadi produk lain.
"Sampah botol plasti sudah sangat meresahkan. Waktu urai yang sangat lama membuat sampah makin menumpuk. Dengan langkah ini kami mengajak mengurangi sampah Engan mengubahnya jadi penghasilan," ucap dia.
Selama dua tahun berjalan, BUMDes Kuwariron, Kabupaten Grobogan terus melibatkan banyak ibu-ibu desa untuk terlibat dalam mengumpulkan sampah botol plastik untuk didaur ulang. Terkini, omzet BUMDes Kuwawiron telah mencapai ratusan juta.
Memikat BUMDes Lain untuk Belajar
Melihat keberhasilan itu, sejumlah pihak tertarik untuk belajar di BUMDes ini. Bahkan, keberhasilan itu juga memikat BUMDes dari kabupaten lain.
Pada Senin (1/8/2022), kades, perangkat dan pengurus BUMDes Plosorejo, Kabupaten Blora datang belajar ke BUMDes Kuwariron. Mereka mempelajari penanganan sampah sehingga bisa memiliki nilai ekonomi.
Tidak saja untuk sukseskan program Lingkungan Bersih Sehat (LBS), sampah nonorganik seperti botol plastik itu bisa dijual ke industri. Sedang sampah organik, diolah untuk pupuk.
Muslih, Kepala Desa Plosorejo, Kabupaten Blora, mengaku, sengaja datang untuk belajar pengelolaan sampah. Di Blora, BUMDes Margo Mulyo telah mengelola simpan pinjam hingga hasil jual beli produk pertanian. kini mereka akan belajar pengelolaan sampah khususnya sampah nonorganik botol plastik.
"Pengelolaan hasil pertanian kami boleh berbangga menjadi alah satu BUMDes terbaik. Tapi pengelolaan sampah BUMDes Desa Kuwaron jauh lebih baik," kata Muslih.
Tidak saja pengelolaan sampah, di Desa Kuwaron, BUMDes juga mampu menjadikan toko milik warga sebagai mitra.
"Pertanian organik juga diterapkan desa Kuwaron," tambahnya.
BUMDes Mergo Mulyo menarget mampu meniru BUMDes Kuwawiron. Pada tahap pertama, mereka berharap perputaran uang bisa antara Rp150 juta - Rp200 juta.
"Semoga pekan ini sudah bisa kirim perdana 7-10 ton botol plastik," ungkap Ali, yang juga ketua kelompok BUMDes Kabupaten Grobogan.
Advertisement