Menhub Rayu Korea Selatan Bangun MRT Jakarta dari Fatmawati ke TMII

MRT Jakarta Fase 4 akan dibangun dengan koridor timur-barat. Rencananya akan diintegrasikan dengan koridor utara-selatan yang sudah lebih dulu dibangun.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Okt 2022, 12:35 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2022, 10:30 WIB
Melihat Progres Pembangunan MRT Fase 2 di Monas
Konstruksi pembangunan proyek MRT Fase 2 di Monas, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Fase 2B memiliki total panjang jalur sekitar enam kilometer. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta Korea Selatan ikut andil dalam pengembangan MRT Jakarta fase 4. Alasannya, Indonesia dan Korea Selatan pernah sukses dalam pengembangan LRT Jakarta.

Tawaran ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada delegasi Korea Selatan di sela-sela kegiatan 28th ASEAN Transport Minister Meeting pada Senin (17/10/2022) di Bali.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut, Menhub juga menawarkan sejumlah proyek perkeretaapian di hadapan negara anggota dan mitra wicara ASEAN.

Adapun proyek perkeretaapian yang ditawarkan Menhub mencakup MRT Jakarta Fase 4, pengembangan LRT Jakarta, serta pengembangan LRT Bali.

"Kami sangat berharap Korea Selatan dapat berpartisipasi dalam pengembangan MRT Jakarta Fase 4 dan mengulang kerjasama baik yang pernah terjalin sebelumnya pada pengembangan LRT Jakarta fase pertama," ujarnya, dikutip Selasa (18/10/2022).

Paralel dengan kegiatan 28th ASEAN Transport Minister Meeting di Bali, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub juga mengadakan rapat dengan K-Consorsium di Jakarta. K-Consorsium merupakan konsorsium buatan Korea Selatan yang dibuat untuk menindaklanjuti usulan pembangunan MRT Jakarta Fase 4.

Dalam rapat tersebut, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Risal Wasal menyampaikan MRT Jakarta Fase 4 akan dibangun dengan koridor timur-barat. Rencananya akan diintegrasikan dengan koridor utara-selatan yang sudah lebih dulu dibangun.

"Ada setidaknya tiga usulan trase yang dikaji pada kajian awal MRT Jakarta Fase 4, yaitu opsi I dari Bandara Soekarno-Hatta sampai dengan Jakarta International Stadium, opsi II dari Pondok Gede sampai dengan Joglo, serta opsi III dari TMII sampai dengan Fatmawati," urai Risal.

 

Peluang dan Kendala

Melihat Progres Pembangunan MRT Fase 2 di Monas
Alat berat yang digunakan pada pembangunan proyek MRT Fase 2 di Monas, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Dengan hadirnya Fase 2 ini, total panjang jalur utara-selatan menjadi sekitar 27,8 kilometer. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Risal menjelaskan bahwa masing-masing usulan opsi lintas tersebut memiliki potensi dan kendalanya masing-masing. Kendati demikian, Risal menyampaikan bahwa telah dilakukan kajian awal untuk menyepakati opsi lintas yang akan ditawarkan kepada Korea Selatan.

"Berdasarkan kajian Multi-Criteria Analysis yang telah dilakukan, lintas yang paling memungkinkan untuk dibangun adalah lintas Fatmawati-TMII," tutur Risal.

Hal ini disebabkan lintas Fatmawati-TMII memiliki hambatan paling sedikit dan melewati banyak pusat kegiatan masyarakat sehingga diharapkan dapat mengangkut lebih banyak orang dibandingkan opsi lintas lainnya.

Lebih lanjut Risal menyampaikan bahwa MRT Jakarta Fase 4 untuk lintas Fatmawati-TMII ini nantinya akan dibangun secara melayang dan bawah tanah. "Koridor Fatmawati-TMII memiliki persentase jalan sempit sebanyak 31 persen sehingga jika dibangun secara melayang seutuhnya, akan memakan banyak sekali badan jalan," sambung Risal.

Baik dalam agenda 28th ASEAN Transport Minister Meeting di Bali maupun pada rapat yang digelar oleh DJKA di Jakarta, masing-masing perwakilan Korea Selatan menyampaikan antusiasmenya dalam berpartisipasi membangun infrastruktur di Indonesia.

Terlebih dengan pengalamannya membangun SDM dan infrastruktur pada proyek perkeretaapian di negaranya, delegasu Korea Selatan mengaku sangat optimis dapat menyelesaikan MRT Jakarta Fase 4 sesuai dengan target dan hasil yang maksimal.

ASEAN Sepakati Perjanjian Hubungan Udara dengan Uni Eropa

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam 28th ASEAN Transport Ministers Meeting. (Dok Kemenhub)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam 28th ASEAN Transport Ministers Meeting. (Dok Kemenhub)

Sebelumnya, pertemuan tingkat Menteri Transportasi se-ASEAN menghasilkan kesepakatan strategis. Salah satunya perjanjian hubungan udara antara ASEAN dan Uni Eropa.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pembahasan mengenai hal ini sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu. Tapi, baru menghasilkan perjanjian ketika Indonesia menjadi tuan rumah 28th ASEAN Transport Ministers Meeting.

Pertemuan tingkat Menteri Transportasi se-ASEAN menghasilkan kesepakatan strategis. Salah satunya perjanjian hubungan udara antara ASEAN dan Uni Eropa.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pembahasan mengenai hal ini sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu. Tapi, baru menghasilkan perjanjian ketika Indonesia menjadi tuan rumah 28th ASEAN Transport Ministers Meeting.

ASEAN Punya Posisi Strategis

28th ASEAN Transport Ministers Meeting.
28th ASEAN Transport Ministers Meeting.

Menhub Budi menambahkan, disepakatinya perjanjian hubungan udara dengan Uni Eropa menunjukkan kawasan ASEAN memiliki posisi yang strategis dan sangat diperhitungkan di mata internasional.

Lebih lanjut, Menhub mengapresiasi upaya bersama yang dilakukan para menteri dan delegasi dari negara anggota ASEAN, dalam menghasilkan beberapa kesepakatan yang akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan masyarakat ASEAN.

Perjanjian kesepakatan hubungan udara ASEAN-Uni Eropa ditandatangani oleh Permanent Secretary Singapore Mr. Loh Ngai Seng, Sekretaris Jenderal Kemenhub RI Novie Riyanto, Director General for Mobility and Transport European Union Mr. Henrik Hololei, Ambassador of Czech Mr. Jaroslav Dolecek, dan Secretary General ASEAN Mr. Dato Lim Jock Hoi.

Serta disaksikan langsung oleh Menhub RI Budi Karya Sumadi, para menteri dan perwakilan delegasi negara anggota ASEAN, serta mitra wicara ASEAN (Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, dan China).

Saling Bantu

Di tengah persaingan antar negara dan antar benua yang semakin kompetitif, Menhub berharap, negara-negara anggota ASEAN memiliki solidaritas yang tinggi untuk saling membantu dan menguatkan di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Baik itu masalah pandemi Covid-19, krisis energi, pangan, keuangan, serta kondisi geopolitik dunia.

Sejak Jumat, 14 oktober 2022 hingga Senin, 17 Oktober 2022 telah dilaksanakan sejumlah pertemuan dimana Indonesia melalui Kemenhub bertindak sebagai ketua/chairman. Pertemuan dilakukan di tingkat pejabat senior transportasi (54th ASEAN Senior Transport Officials Meeting) dan tingkat Menteri Transportasi (28th ASEAN Transport Ministers Meeting).

Selain dihadiri sejumlah menteri dan delegasi negara anggota ASEAN, pertemuan tersebut juga dihadiri para delegasi dari negara mitra wicara ASEAN yakni: Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, serta China. Agenda rutin tahunan ini pertama kalinya diselenggarakan secara tatap muka setelah selama dua tahun diselenggarakan secara daring.

Dengan kehadiran ratusan delegasi luar negeri yang hadir ke Bali, diharapkan dapat menggeliatkan kembali ekonomi dan wisata di bali setelah dua tahun lebih terdampak pandemi Covid-19.

  

Infografis MRT Era Baru Warga Jakarta
Infografis MRT Era Baru Warga Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya