Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau bakal mengembangkan platform BNI Direct agar bisa dipakai di cabang luar negeri. Saat ini, masih proses uji coba di cabang London, Inggris.
Perlu diketahui, platform BNI Direct saat ini baru bisa digunakan secara lengkap di dalam negeri. Melihat potensi di luar negeri, salah satu anggota Himpunan Bank Negara (Himbara) ini bakal memperluas ke cabang internasional dan ditarget terlaksana di akhir tahun.
Baca Juga
"Memang untuk sekarang itu nasabah kantor luar negeri masih (melakukan transkasi) melalui (kantor) cabang. Untuk BNI Direct kita kembangkan kesana, targetnya akhir tahun ini bisa selesai," kata General Manager Divisi Solusi Wholesale BNI Indra Gunawan, di kantor BNI, Kamis (20/10/2022).
Advertisement
Indra menerangkan, BNI memiliki banyak cabang di luar negeri. Kemudian, banyak juga korporasi yang memiliki cabang di luar negeri.
Dengan banyaknya korporasi yang juga target pasar dari BNI Direct di luar negeri, jadi satu alasan pengembangan penggunaan maksimal di cabang-cabang tersebut. Artinya, pengguna tak perlu lagi melakukan transaksi ke cabang yang ada.
"Banyak nasabah kita di KCLN (Kantor Cabang Luar Negeri) itu konsulat jenderal keduataan, walaupun kedutaan negara mana, mungkin nginduk ke tertentu," ungkapnya.
"Sekarang lagi piloting di KCLN London, yang lainnya di akhir tahun ini sudah bisa semua. Nanti akan mempermudah nasabah yang di kantor cabang London, sehingga bisa transaksi langsung tanpa harus ke kantor cabang," tambah dia.
Â
Kinerja BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) membukukan tren kinerja solid pada semester I 2022. Laba bersih BNI semester I 2022 ini tercatat mencapai Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 75,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjabarkan, pada periode tersebut, perseroan mencatatkan net interest margin yang stabil di kisaran 4,7 persen. Pencapaian non-interest income pada semester I 2022 mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0 persen yoy.
"Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja sampai dengan pertengahan tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi," kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Jumat (29/7/2022).
Â
Advertisement
Penyaluran Kredit
Penyaluran kredit pada semester pertama 2022 tercatat Rp 620,42 triliun atau naik 8,9 persen yoy. Salah satu program yang patut diperhitungkan sebagai pendorong realisasi kredit terutama di segmen kecil dan menengah adalah Program BNI Xpora.
"Selama semester I 2022 saja, BNI Xpora telah berhasil melakukan penyaluran kredit senilai Rp 7,2 triliun. Bahkan hingga Juni 2022, penyaluran kredit kepada debitur UMKM yang berorientasi ekspor telah mencapai Rp 22,1 triliun dengan jumlah debitur mencapai 39.000 debitur," imbuh Royke.
Kinerja penghimpunan dana masyarakat juga tetap kuat dengan nilai dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 691,84 triliun, naik 7,0 persen yoy.
DPK tersebut didominasi oleh dana murah (CASA), yang mencapai 69,2 persen dari total DPK terhimpun. Penyumbang terbesar CASA adalah nasabah tabungan yang aktif bertransaksi melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan giro dari nasabah pengguna cash management services pada BNI Direct.
Â
Bawa Bank Mayora
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menjalankan proses transformasi bisnis. Langkah ini telah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo memandang kalau transformasi bisnis BNI berhasil membawa perseroan bangkit dari pandemi Covid-19. Bahkan, turut berupaya mengembangkan bank digital dengan mengakuisi Bank Mayora pada Mei 2022.
Rencananya Bank Mayora akan ditransformasi menjadi Bank Digital dengan fokus utama pada segmen UKM. Ini merupakan segmen yang berbeda dengan bank digital yang telah ada saat ini.
"Kolaborasi antara group usaha Mayora sebagai salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good terbesar di Indonesia dengan BNI sebagai salah satu preferred bank di Indonesia akan menjadi salah satu keunggulan dari Bank Digital ini nantinya" ujar Okki dalam keterangannya, Minggu (16/10/2022).
Dia mengakui kondisi ekonomi ke depan masih cukup menantang dengan beberapa isu seperti perang Rusia dan Ukraina yang berdampak pada perekonomian dunia dan Indonesia. Terlebih, banyak negara kini dihadapkan pada risiko inflasi lebih tinggi sehingga berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Namun, sebagai bank milik pemerintah yang proaktif melakukan transformasi BNI tentunya tidak sekadar mengikuti arus. Tapi proaktif mencari ceruk pertumbuhan baru melalui Journey transformasi perusahaan.
Transformasi ke depan meliputi perbaikan end-to-end credit proses, crosss selling dan up selling nasabah Segmen Korporasi, peluncuran SMExporter HUB, pengelolaan Loan at Risk (LaR), solusi bisnis untuk klaster kelembagaan terpilih, dan lainnya.
"Journey transformasi perusahaan BNI ini telah dimulai sejak 2021, dan masih berlanjut hingga tahun ini. Kami harap upaya ini dapat semakin memperkuat kinerja pemulihan ekonomi." katanya.
Advertisement