Top 3: Nah Lo, Harga Rokok Bakal Naik Dua Kali Lipat

Informasi mengenai kenaikan harga rokok ini menjadi berita yang paling banyak dibaca.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Nov 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2022, 08:30 WIB
20151103-Program-Pencegahan-Akses-Pembelian-Rokok-oleh-Anak-Jakarta--Wiwiek-Yusuf-IA
Petugas menempelkan papan peraturan penjualan rokok di gerai Indomaret, Jakarta, Selasa (3/11). Program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelarangan pembelian produk tembakau oleh anak di bawah 18 tahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Muhammad Mufti Mubarok, mewaspadai adanya kenaikan harga rokok di luar regulasi yang sudah ditentukan.

Fenomena itu bisa terjadi buntut dari kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) yang mengalami kenaikan 10 persen untuk 2023-2024.

Informasi mengenai kenaikan harga rokok ini menjadi berita yang paling banyak dibaca. Selain itu, masih ada berita lain yang tak kalah menarik.

Berikut daftar berita yang peling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Sabtu (5/11/2022):

1. Tarif Cukai Naik, Siap-Siap Harga Rokok Melonjak Dua Kali Lipat

Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Muhammad Mufti Mubarok, mewaspadai adanya kenaikan harga rokok di luar regulasi yang sudah ditentukan.

Fenomena itu bisa terjadi buntut dari kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) yang mengalami kenaikan 10 persen untuk 2023-2024.

Dalam hal ini, Mufti menyoroti harga jual eceran rokok yang nantinya bisa melonjak dua kali lipat lebih tinggi. Terlebih di tempat-tempat yang mengenakan beban tambahan untuk pembelian suatu produk.

"Disparitas harga ya makin tinggi. Kalau rokok saya lihat, regulasinya mungkin 10 persen, praktik bisa 100 persen. Apalagi di tempat-tempat tertentu, apalagi di mal," ujar Mufti kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Baca berita selengkapnya di sini


2. Ngotot UMP 2023 Naik 13 Persen, Buruh Geruduk Kantor Kemnaker

20160929-Demo-Buruh-Jakarta-FF
Ribuan buruh dari berbagai elemen melakukan longmarch menuju depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/9). Dalam aksinya mereka menolak Tax Amnesty serta menaikan upah minumum provinsi (UMP) sebesar Rp650 ribu per bulan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

KSPI menggelar aksi unjuk di Kantor Menteri Ketenagakerjaan pada hari Jumat, 4 November 2022. Dalam aksi ini, buruh mengusung empat tuntutan. Pertama menuntut kenaikan upah minimum 2023 sebesar 13 persen.

Kedua, menolak PHK dengan dalih resesi global karena di Indonesia tidak ada resesi. Ketiga, menolak omnibus law UU Cipta Kerja. Tuntutan keempat, mendesak agar RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) segera disahkan.

Selain di Kantor Menteri Ketenagakerjaan, aksi juga dilakukan di beberapa kota industri seperti Serang di Banten, Bandung di Jabar. Semarang di Jateng, Batam di Kepri, Medan di Sumut, dan di beberapa kota industri lain.

Presiden KSPI Said Iqbal menyampaikan, berdasarkan fakta-fakta yang dimiliki Partai Buruh dan KSPI, kabar mengenai 45 ribu pekerja garmen dan tekstil yang di PHK tidak benar. Termasuk, tidak benar ada PHK di sektor automotif.

Baca artikel selengkapnya di sini


3. Diduga Terlibat Peredaran Senyawa Perusak Ginjal, BPKN Bakal Seret Thailand

Kandungan Berbahaya Obat Batuk
BPOM ungkap 4 merk obat dari 2 perusahaan farmasi pelanggar sanksi pidana kasus gagal ginjal anak. (pexels.com/Chokniti Khongchum)

Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Rizal E Halim, menaruh kecurigaan pada Thailand, bahwa obat sirup mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) menggunakan bahan baku propilen glikol yang diproduksi Dow Chemical Thailand.

"Tidak tertutup kemungkinan. Karena kalau kemarin kita lihat, ternyata ada dua dari tiga perusahaan yang dipidana dengan ambang batas yang luar biasa dahsyat yang kalau kita konsumsi bisa sangat mematikan," katanya di Kantor BPKN, Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Adapun perusahaan farmasi yang disinyalir menggunakan bahan berbahaya tersebut adalah PT Universal Pharmaceutical Industry dan PT Yarindo Farmatama.

Meneruskan pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Rizal menyebut, kedua perusahaan tersebut mengambil sumber bahan baku yang sama, dow chemical dari Thailand.

Baca artikel selengkapnya di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya