Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyampaikan bahwa keamanan siber merupakan isu serius yang perlu menjadi perhatian institusi-institusi di Indonesia. Untuk menangkalnya, LPS pun rela mengeluarkan dana hingga miliaran rupiah.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa bercerita, LPS bahkan sempat mengalami ancaman siber dari oknum yang hendak menggangu sistem IT LPS.
Baca Juga
"Waktu pertama saya masuk LPS, saya panggil hacker dalam suatu rapat agar mematikan homepage LPS. Saat itu, dalam setengah detik homepage-nya (langsung) mati," ungkap Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dalam konferensi pers di Westin Resort, Nusa Dua, Bali pada Rabu (9/11/2022).
Advertisement
"Sejak itu kita (LPS) terus dengan serius menaikan investasi di bidang siber hingga Rp 200 miliar dalam 4 tahun. Kita ambil orang-orang yang ahli di bidang IT, juga dilatih. Sekarang (keamanan siber) kita sudah bagus dan terjaga dengan baik," lanjut dia.
Dengan upaya itu, Purbaya menyebut, membuat LPS memiliki daya tahan pada ancaman siber yang cukup masif, di mana sempat menghadapi sekitar 200 ribu serangan.
"Tahun lalu ransomware sempat masuk ke kita lewat email. Tapi dalam 3 hari terdeteksi dan kita langsung handle hingga akhirnya bisa ditaklukkan," beber Purbaya.
LPS pun menyerukan agar perbankan di Tanah Air meningkatkan kapasitas pada keamanan siber.
"Perbankan harus meningkatkan keamanan sibernya, salah satunya mulai dengan uji coba apakah sistemnya bisa diterobos oleh hacker," tukasnya.
Tak sampai disitu, Purbaya Yudhi Sadewa juga menyatakan bahwa LPS siap membagikan pengalaman mereka kepada lembaga-lembaga pinjaman lainnya di dunia, terkait pemberantasan serangan siber.
"Kami bersedia bagikan pengalaman cyber security," katanya.
Jelang KTT G20, LPS Gandeng IADI Gelar Seminar Ekonomi Hijau
Bersama IADI ( International Association of Deposit Insurers), LPS menggelar seminar internasional yang mengumpulkan lembaga-lembaga pinjaman dari berbagai negara.
Seminar yang diselenggarakan di Westin Resort, Nusa Dua, Bali pada Rabu 9 November 2022 ini bertujuan membuat terobosan dalam isu ekonomi hijau berkelanjutan pada lembaga-lembaga pinjaman dunia.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan harapan dari LPS atas digelarnya seminar tersebut.
"Harapan kita adalah Lps-lps dunia menjadi sadar bahwa sustainability itu harus dijadikan program-program penjaminan ke depannya. Sampai sekarang IADI masih jarang memikirkan isu ini," kata Purbaya kepada wartawan di Nusa Dua, Bali pada Rabu (9/11/2022).
Purbaya menyebut, ini merupakan seminar pertama yang membawa isu ekonomi hijau berkelanjutan ke dalam institusi penjaminan dunia.
"Saya kira kedepannya lps-lps dunia bisa memikirkan bagaimana bisa memberi kontribusi lebih besar ke ekonomi hijau," tambahnya.
Advertisement