Liputan6.com, Jakarta - Ketidakpastian global kembali meningkat seiring kebijakan tarif besar-besaran yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap negara-negara mitra dagang.
Sentimen risk-off yang ditimbulkan berdampak luas, mulai dari koreksi tajam di pasar saham global, pelemahan nilai tukar Rupiah, hingga meningkatnya aksi jual di pasar kripto domestik.
Advertisement
Baca Juga
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencatat aksi panic selling dan Rupiah terus melemah terhadap dolar AS, dengan nilai tukar USD/IDR spot menyentuh Rp16.864 dan sempat melampaui Rp17.000 di pasar offshore. Di tengah kondisi ini, pelaku pasar mulai mengadopsi pendekatan defensif.
Advertisement
Chief Marketing Officer Tokocrypto Wan Iqbal menilai, situasi makro saat ini memaksa investor untuk lebih berhati-hati, terutama terhadap aset berisiko. Bitcoin sempat mengalami koreksi lebih dari 25% dari titik tertingginya, dan altcoin juga menunjukkan hal yang sama.
Ia menuturkan, penurunan volume perdagangan serta minimnya minat beli menandakan pasar masih dalam fase konsolidasi, dengan tekanan jual yang belum sepenuhnya mereda.
"Kondisi ini mendorong investor untuk sementara waktu mengalihkan fokus ke aset mayor seperti Bitcoin dan stablecoin, sembari menghindari altcoin spekulatif yang cenderung lebih rentan terhadap fluktuasi tajam,” kata Wan Iqbal seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (10/4/2205).
Kendati Presiden Trump sempat mengumumkan penghentian sementara tarif selama 90 hari untuk 75 negara yang tengah bernegosiasi, kebijakan tarif terhadap China justru diperketat.
Ia mengatakan, tarif terhadap Negeri Tirai Bambu kini dinaikkan menjadi 125% dan berlaku segera, memicu kekhawatiran eskalasi konflik dagang jangka panjang.
USDT Jadi Pilihan Utama Investor Lokal
“Di tengah fluktuasi nilai tukar dan gejolak global, investor kripto di Indonesia terlihat mulai beralih ke aset yang lebih stabil seperti stablecoin, khususnya Tether (USDT),” kata Wan.
Data dari Bappebti menunjukkan USDT telah menjadi aset kripto paling banyak diperdagangkan di Indonesia selama dua tahun terakhir, mengungguli Bitcoin, Ethereum, hingga Solana. Menurut data yang dihimpun dari CoinMarketCap, volume perdagangan USDT di tiga bursa kripto terbesar Indonesia telah melampaui angka $7 miliar sejak awal 2024.
“Di Tokocrypto, pasangan perdagangan USDT/IDR menyumbang lebih dari 25% dari total volume harian dalam 24 jam terakhir. USDT telah menjadi jangkar utama dalam aktivitas trading lokal,” ujar dia.
Selain menawarkan stabilitas harga, USDT juga digunakan investor sebagai alat lindung nilai terhadap volatilitas rupiah.
“Dominasi ini juga memperkuat posisi USDT sebagai gateway untuk masuk ke berbagai platform DeFi atau aplikasi crypto lainnya,” kata Iqbal.
Iqbal menambahkan,stabilitas USDT membantu mempertahankan likuiditas dan menjadi alternatif menarik bagi investor yang ingin menjaga arus kas tanpa perlu terpapar risiko fluktuasi harga kripto secara langsung.
Advertisement
Strategi Bertahan di Tengah Tekanan
Melihat kondisi pasar saat ini, Iqbal merekomendasikan beberapa pendekatan strategis, antara lain fokus pada aset mayor seperti Bitcoin, penggunaan strategi Dollar Cost Averaging (DCA), serta menghindari altcoin spekulatif.
Selain itu, diversifikasi sebagian portofolio ke stablecoin seperti USDT atau USDC dapat menjadi langkah protektif terhadap depresiasi Rupiah. Bagi investor yang tetap ingin menjaga imbal hasil, eksplorasi produk staking yang bisa menjadi opsi untuk menjaga cash flow selama periode volatilitas.
Investor dapat memanfaatkan fitur staking untuk mendapatkan pendapatan pasif dari aset kripto yang dimiliki, tanpa harus menjualnya di tengah kondisi pasar yang belum stabil.
Namun, penting untuk tetap memperhatikan aspek likuiditas dan risiko lock-up, agar strategi ini tetap sejalan dengan kebutuhan jangka pendek dan tujuan investasi masing-masing.
"Pasar kripto tidak hanya soal spekulasi, tetapi juga manajemen risiko. Dalam situasi seperti sekarang, penting bagi investor untuk tetap waspada dan mengambil langkah cerdas dalam mengelola portofolio mereka,” kata Iqbal.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
