Liputan6.com, Jakarta Dalam pelaksanaan KTT ASEAN-Amerika Serikat (AS) diluncurkan Kemitraan Komprehensif Strategis ASEAN-AS, yang diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi menghadapi situasi dunia yang sedang menghadapi tantangan yang luar biasa.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat berbicara sebagai negara koordinator dialog KTT ASEAN-AS yang dihadiri pemimpin ASEAN dan Presiden AS Joe Biden di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja, dikutip dari laman Kementerian Perekonomian, Minggu (13/11/2022).
Baca Juga
“Kemitraan ini diluncurkan di saat dunia sedang hadapi tantangan yang luar biasa. Saya ingin membacakan ringkasan ASEAN Common Sense, di mana kemitraan ASEAN-AS dapat berkontribusi menjadi bagian dari solusi,” kata Presiden Joko Widodo.
Advertisement
Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo mengusulkan tiga hal yang perlu dilakukan sekaligus sebagai solusi menjawab tantangan.
Hal pertama terkait dengan mewujudkan kemitraan bagi perdamaian dan stabilitas kawasan, dimana ASEAN menginginkan kehadiran AS di kawasan membawa energi positif bagi perdamaian.
“Dukungan AS terhadap sentralitas ASEAN juga harus diterjemahkan dalam aksi nyata khususnya peran ASEAN sebagai agenda-setter dinamika di kawasan dan pembentukan arsitektur kawasan yang inklusif,” ujar Presiden Joko Widodo.
Hal kedua yang disampaikan Presiden Joko Widodo yakni membangun kemitraan untuk ketahanan kawasan dan global. Sinergi kebijakan harus didorong untuk memastikan stabilitas sistem keuangan, dukungan likuiditas, dan efektivitas kebijakan ekonomi.
“Upaya membangun ketahanan pangan juga harus menjadi prioritas utama. Saya harap ASEAN dan AS dapat bekerja sama dalam peningkatan kapasitas produksi pangan, pengembangan bibit unggul, pemanfaatan teknologi pertanian, dan penguatan strategi ketahanan pangan di kawasan,” ujar Presiden Joko Widodo.
Ketiga, terkait dengan menciptakan kemitraan untuk masa depan berkelanjutan. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa ASEAN berkomitmen kuat mewujudkan masa depan berkelanjutan. Sebagai contoh, ASEAN akan tingkatkan penggunaan energi terbarukan hingga 23 persen pada 2025.
“Kami apresiasi komitmen AS untuk clean energy di kawasan. Kerja sama ASEAN-AS dapat diarahkan untuk mendorong investasi dan alih teknologi rendah karbon, membuka lapangan kerja baru dalam transisi energi, dan menciptakan kerangka regulasi dan pendanaan yang kondusif,” pungkas Presiden Joko Widodo.
Jokowi Beberkan Tantangan Negara ASEAN, Apa Saja?
Usai memimpin delegasi RI dalam Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN di hari pertama dan kedua, pada hari ketiga, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Pertemuan Pleno KTT ASEAN ke-40 di Phnom Penh, Kamboja, Jum’at (11/11/2022).
Konferensi Tingkat Tinggi yang diselenggarakan oleh para anggota ASEAN atau disebut juga dengan ASEAN Summit tersebut secara rutin digelar setiap tahunnya di negara-negara anggota ASEAN. KTT ASEAN sendiri merupakan pertemuan puncak antara pemimpinpemimpin negara anggota ASEAN.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menggarisbawahi pentingnya upaya maksimal negara ASEAN untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN.
Sementara itu, ASEAN saat ini juga tengah menghadapi dua tantangan yang sangat berat yaitu menavigasi rivalitas kekuatan besar yang semakin tajam dan bagaimana memastikan ASEAN tetap relevan dan patuh terhadap piagam ASEAN, serta menyelesaikan krisis di Myanmar.
“Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat, Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong,” tegas Presiden Joko Widodo, Jumat (11/11/2022).
Presiden Joko Widodo juga menegaskan agar para pemimpin ASEAN harus memaknainya secara konkret, karena kredibilitas dan relevansi ASEAN bergantung pada kesatuan dan sentralitas ASEAN.
Terdapat tiga poin penting yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sesi pleno tersebut yakni mendorong agar Piagam ASEAN dijalankan seutuhnya, mendorong penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN, dan penguatan peran ASEAN dalammewujudkan kawasan yang tangguh.
Advertisement
Ajakan Jokowi
Di akhir pengantarnya, Presiden Joko Widodo mengajak agar pemimpin ASEAN untuk membuktikan kepada rakyat ASEAN dan dunia, bahwa ASEAN matters dan relevan.
“Tetap menjadi jangkar stabilitas kawasan dan tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia. ASEAN matters, epicentrum of growth,” pungkas Presiden Joko Widodo.
Sejalan dengan hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa isu terkait pangan, energi, kesehatan, dan keuangan menjadi isu prioritas yang dibahas dalam Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN melalui payung ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF).