Liputan6.com, Jakarta - harga emas merosot ke level terendah dalam lebih dari 1 minggu pada perdagangan Senin. Pelemahan harga emas ini lebih dari 1 persen karena dolar AS memperpanjang kenaikan.
Sementara, perhatian investor saat ini tengah berada pada hasil rapat Bank Sentral AS di pekan yang cukup singkat karena ada hari libur di AS ini.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Selasa (22/11/2022), harga emas di pasar Spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.738,40 per ounce pada pukul 13.36 ET, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 10 November di USD 1.731,40 per ounce.
Advertisement
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,8 persen menjadi USD 1.739,6 per ounce.
"Secara keseluruhan, lingkungan makro masih melihat pada suku bunga lebih tinggi yang berdampak negatif pada logam mulia karena bank sentral terus berupaya menaikkan suku bunga," kata Presiden TIAA Bank Chris Gaffney.
Nilai tukar dolar AS naik 0,9 persen, membebani logam mulia terutama emas karena membuat mahal lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Risalah pertemuan The Fed bulan November dijadwalkan akan dirilis pada Rabu, dengan sebagian besar pelaku pasar bertaruh pada kenaikan 50 basis poin pada pertemuan bulan Desember. Beberapa melihat peluang 24,2 persen dari kenaikan 75 basis poin menyusul komentar terbaru dari pejabat Fed.
Suku bunga yang lebih tinggi merusak daya tarik emas, yang secara tradisional merupakan lindung nilai terhadap inflasi, karena meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan bunga.
"Kami mungkin akan melihat harga emas ke level terendah di USD 1.700-an. Itu adalah level support yang kemungkinan besar akan kami turunkan," kata kepala analis komoditas TD Securities, Bart Melek.
Harga Emas Diprediksi Naik Pekan Ini, Bisa Kembali ke USD 1.800 per Ounce
Harga emas masih belum memperlihatkan arah yang jelas pada pekan ini. Namun sebagian besar analis dan pelaku pasar melihat bahwa harga emas akan bergerak menguat tipis di pekan ini.
Pada pekan lalu, harga emas mampu menguat tetapi masih belum tinggi. Harga emas masih bertahan di sekitar level USD 1.750 per ounce.
Beberapa analis mencatat ada kecenderungan harga emas akan bullish pada pekan ini. Harga emas menuju konsolidasi yang sehat setelah mengalami kenaikan kurang lebih 11 persen dalam tiga pekan terkahir.
Dalam konsilidasi ini, harga emas kemungkinan besar akan didorong ke level USD 1.800 per ounce. Dengan begitu, selama November ini harga emas bisa terus membukukan kenaikan.
Co-director of commercial hedging Walsh Trading Sean Lusk menjelaskan, harga emas berlu berjuang lebih kuat pada minggu ini karena ia melihat Bank Sentral AS atau Federal Reserve terus memberi sinyal akan melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif.
"Pada akhirnya, inflasi tetap tinggi, sehingga Federal Reserve belum selesai menaikkan suku bunga," ujarnya dikutip dari Kitco, Senin (21/11/2022).
Namun, Lusk menambahkan, investor harus terus memperhatikan prospek jangka panjang. Emas dan perak akan terlihat menarik karena kenaikan suku bunga mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
"Saya melihat bisa membeli emas pada penurunan atau koreksi saat ini, tetapi tidak secara agresif, karena kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Fed," katanya.
"Investor harus bertanya pada diri sendiri, dengan datangnya resesi, apakah Anda ingin memegang ekuitas atau aset safe haven seperti emas." tambah dia.
Â
Advertisement
Bersabar
Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible memperkirakan harga emas akan bearish dalam waktu dekat ini.Tetapi ia memastikan akan tetap membeli emas jika harga lebih rendah.
"Saya pikir Anda hanya perlu bersabar," katanya. "Tugas The Fed belum selesai."
Streible mencatat bahwa kurva imbal hasil terbalik antara catatan dua tahun dan 10 tahun terus melebar, menandakan bahwa ekonomi AS berpotensi menuju resesi yang parah dan berkepanjangan.
Â