Dana JETP USD 20 Miliar Bakal Dipakai Pensiunkan PLTU hingga Bangun EBT

Amerika Serikat disebut telah menyampaikan wacana pemberian USD 20 miliar untuk upaya menekan emisi karbon di Indonesia, termasuk melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

oleh Arief Rahman H diperbarui 29 Nov 2022, 21:58 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2022, 21:58 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin.

Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat disebut telah menyampaikan wacana pemberian USD 20 miliar untuk upaya menekan emisi karbon di Indonesia, termasuk melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ternyata, sejumlah proyek yang berkaitan dengan energi baru terbarukan juga jadi sasaran penggunaan dana tersebut.

Dana ini disalurkan melalui komitmen yang disebut Just Energy Transition adn Partnership (JETP) yang lahir dalam Presidensi G20 Indonesia. Ini disebut jadi komitmen negara G20 dalam menekan emisi karbon di dunia.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin menyebut beberapa sektor yang bakal dilirik penggunaan dana tersebut. Mulai dari pensiunkan PLTU hingga proyek pembangkit EBT.

"I thinks all above, semuanya. Karena itu bukan mauku ya, itu harapannya, kita mau fokus itu dulu, karena targetnya kan di power dulu, karena kan targetnya kan power sector emission ya," kata dia dalam Media Briefing JETP, di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Dia memang menegaskan untuk langkah awal, prioritasnya adalah untuk mendukung pensiun dini PLTU. Meski demikian, prosesnya akan dilakukan secara bertahap, dengan dana yang dikucurkan dari JETP juga per proyek pensiunan.

Selain itu, proyek yang bakal masuk kategori pendanaan dari JETP adalah co-firing PLTU. Sebut saja upaya pembangkit PLTU yang memanfaatkan hydrogen. Alasannya, ini jadi salah satu upaya yang masuk kategori menekan emisi karbon.

"Co-firing should be must masuk, jadi kalau mislakan ad ayang bikin projek untuk co firing baik itu hydrogen, mau bikin hydrogen untuk co-firing misalnya, harusnya kita bisa mintain ya, karena itu part of the emission reduction," paparnya.

Secara umum, pihaknya kini tengah melakukan perencanaan lebih lanjut pasca wacana itu dilempar saat KTT G20 di Bali. Waktu penyusunan berbagai rencana teknisnya dilakukan dalam waktu 6 bulan sejak KTT G20 berakhir.

Dengan begitu, Rachmat belum bisa merinci proyek yang dimaksudnya. Termasuk, PLTU-PLTU mana saja yang lebih dulu dipensiunkan.

 

AS Mau Beri Indonesia USD 20 Miliar

Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)

Di sela-sela KTT G20 pada hari pertama 15 November 2022, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan para pemimpin dunia lainnya mengumumkan peluncuran Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership, atau disingkat JETP) di Indonesia.

"Departemen Keuangan bangga bekerja dengan para mitra publik dan swasta untuk menyusun paket keuangan besar bersejarah ini, dengan fokus membantu transisi salah satu negara dengan emisi tertinggi di dunia menuju ekonomi yang adil dan berkelanjutan," puji Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang menghadiri acara peluncuran JETP di Bali soal kemitraan itu seperti dikutip dari keterangan tertulis Kedubes AS di Jakarta, Minggu (20/11/2022).

"Paket keuangan 20 miliar dolar ini adalah bukti luasnya kemitraan ini. Dana ini dirancang untuk merespons upaya Indonesia saat ini dan di masa depan, untuk menghilangkan hambatan dalam berinvestasi di bidang energi bersih serta mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap," imbuhnya lagi.

 

Percepat Transisi Energi Indonesia

ESDM
PLTB ini bisa mengaliri listrik 360 ribu pelanggan 450 KV. Proyek ini bagian dari proyek percepatan pembangunan pembangkit 35.000 MW, sekaligus bagian dari upaya Pemerintah mencapai target bauran energi nasional 23 persen dari EBT pada 2025.

JETP merupakan sebuah tonggak penting kemitraan jangka panjang yang dirancang untuk menjalankan transisi sektor energi yang ambisius dan adil di Indonesia, konsisten dengan proyeksi pencapaian batas pemanasan global 1,5 derajat celcius.

JETP akan secara signifikan mempercepat transisi Indonesia menuju masa depan energi yang lebih bersih, mengurangi kumulatif emisi gas rumah kaca lebih dari 300 megaton hingga 2030 dan pengurangan jauh di atas 2 gigaton hingga 2060 dari proyeksi Indonesia saat ini.

Kemitraan ini juga mencakup target, untuk pertama kalinya, tanggal target puncak 2030 untuk emisi sektor listrik Indonesia, termasuk dari sistem pembangkit listrik on-grid, off-grid, dan captive, menggeser proyeksi puncak emisi sekitar tujuh tahun lebih awal.

JETP akan fokus tidak hanya pada pengurangan emisi yang kuat, tetapi juga pada mendorong pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi, sementara melindungi mata pencaharian masyarakat dan pekerja di sektor yang terkena dampak.

 

Puji Ambisi Indonesia

Menurut informasi dari Kedubes AS di Jakarta, versama rekan pemimpin Jepang, Kantor Utusan Khusus Presiden untuk Iklim (SPEC) dan tim Departemen Keuangan telah bekerja erat dengan Indonesia dan negara-negara Kelompok Mitra Internasional (International Partners Group) selama sembilan bulan terakhir.

Kerja sama dilakukan untuk mengembangkan kemitraan yang menggabungkan ambisi iklim Indonesia tingkat tinggi, dengan dukungan senilai 20 miliar dolar AS dari mitra publik dan swasta -- untuk mendukung target transisi energi Indonesia yang cepat dan adil.

Utusan Khusus Presiden untuk Iklim John Kerry memuji komitmen Indonesia dengan target ambisiusnya, dan mengatakan, "Kemitraan luar biasa yang kami umumkan ... ditujukan untuk memulai pertumbuhan energi terbarukan yang tepat dalam dekade ini dan mengurangi emisi batu bara, di saat Indonesia menggandakan laju energi terbarukan. Kami berkomitmen kuat untuk bekerja bahu-membahu dengan para mitra kami di Indonesia dalam mempercepat respons terhadap krisis iklim," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya