Pria Ini Ditunjuk Urus Jualan Tesla di Pasar Dunia, Saat Elon Musk Kewalahan Tangani Twitter

Eksekutif Tesla di China, Tom Zhu mendapat jabatan baru yang bertanggung jawab untuk mengawasi langsung pabrik perakitan pembuat mobil listrik itu.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Jan 2023, 15:51 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2023, 15:51 WIB
Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Foto yang diabadikan pada 26 Oktober 2020 ini menunjukkan kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China timur. (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Tesla cabang China, Tom Zhu menjadi sorotan setelah mendapat jabatan baru yang bertanggung jawab untuk mengawasi langsung pabrik perakitan pembuat mobil listrik itu. 

Selain pabrik, tugas baru Zhu juga akan mengawasi operasi penjualan Tesla di Amerika dan Eropa. 

Dilansir dari CNBC International, Rabu (4/1/2023) postingan internal Tesla menunjukkan bahwa gelar wakil presiden Zhu untuk China tidak berubah, dan dia juga mempertahankan tanggung jawabnya sebagai eksekutif paling senior perusahaan untuk penjualan di seluruh Asia.

Jabatan baru Zhu menjadikannya eksekutif Tesla dengan profil tertinggi setelah CEO Elon Musk, dengan pengawasan langsung untuk pengiriman di semua pasar utamanya dan pengoperasian pusat produksi utama.

Sementara itu, pihak Tesla belum memberikan komentar terkait bocornya kabar penunjukan jabatan baru untuk Zhu.

Penunjukan Zhu datang saat Musk  dikabarkan tengah kewalahan dengan akuisisi Twitter dan desakan dari analis serta investor untuk memperdalam bangku eksekutif senior Tesla, yang memungkinkan dia untuk fokus pada pembuat mobil listrik tersebut.

Di bawah kepemimpinan Zhu, pabrik Tesla di Shanghai berhasil pulih dengan kuat dari penguncian Covid-19 di China.

Tesla mengatakan pada Senin (2/1) bahwa mereka telah mengirimkan 405.278 kendaraan pada kuartal keempat 2022. Angka itu melampaui perkiraan Wall Street, menurut data yang dikumpulkan oleh Refinitiv.

Tesla juga telah mengirimkan 308.600 kendaraan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Profil Tom Zhu, Eksekutif Tesla China yang Naik Jabatan

Pengisi Daya Listrik Mobil Otonomos Tesla di Computex 2017. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Pengisi Daya Listrik Mobil Otonomos Tesla di Computex 2017. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Tom Zhu, merupakan pria kelahiran China dan kini memegang kewarganegaraan Selandia Baru. Dia bergabung dengan Tesla pada tahun 2014.

Sebelum Tesla, Zhu bekerja sebagai manajer proyek di sebuah perusahaan yang didirikan oleh rekannya di Universitas Duke, menasihati kontraktor China yang mengerjakan proyek infrastruktur di Afrika.

Selama lockdown Covid-19 di Shanghai, Zhu termasuk di antara kelompok pertama karyawan yang tidak pulang dan bermalam di pabrik karena mereka berusaha untuk mempertahankan operasional, menurut orang-orang yang bekerja dengannya.

Zhu kini diketahui telah tinggal di sebuah apartemen yang disubsidi pemerintah yang berjarak 10 menit berkendara dari Shanghai Gigafactory. Namun belum diketahui secara jelas apakah dia akan pindah setelah naik jabatan.

Dia kini bertanggung jawab atas pusat produksi utama Tesla pada saat perusahaan sedang mempersiapkan peluncuran Cybertruck dan versi sedan Model 3 yang diperbarui.

Tesla juga mengatakan sedang mengembangkan kendaraan listrik yang lebih murah tetapi belum memberikan perincian tentang rencana itu.

Ketika Tesla memposting gambar di Twitter bulan lalu untuk merayakan pabriknya di Austin, Texas, Zhu termasuk di antara ratusan pekerja yang tersenyum di lantai pabrik.

Saham Tesla Anjlok Imbas Penjualan Belum Sesuai Harapan

Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Saham Tesla anjlok lebih dari 11 persen pada awal perdagangan Selasa, 3 Januari 2023  karena penjualan global yang lebih lemah dari perkiraan menyebabkan penurunan besar-besaran terhadap harga saham perusahaan yang dimulai tahun lalu terus berlanjut.

Melansir CNN, ditulis Rabu (4/1/2023), Tesla melaporkan rekor penjualan 1,3 juta kendaraan pada 2022 atau naik 40 persen dari total 2021, tetapi jauh di bawah target pertumbuhan 50 persen yang ditetapkan perusahaan pada awal tahun. 

Meskipun telah diperingatkan akan meleset dari target setahun penuh yang agresif itu, penjualan kuartal IV sebanyak 405.278 mobil jauh lebih lemah dari yang ditakutkan. 

Ini mewakili pertumbuhan 31 persen dari tahun sebelumnya, dan jauh di bawah perkiraan rata-rata 431.000 menurut analis yang disurvei oleh Refinitiv.

Saham perusahaan mengakhiri 2022 dengan penurunan 65 persen, hal tersebut membuat kekayaan bersih dari CEO Tesla Elon Musk terpangkas dan menjatuhkannya dari posisi orang terkaya di dunia.

Dengan demikian, itu menjadi tahun terburuk bagi saham Tesla, yang naik 743 persen pada 2020 dan 50 persen lainnya pada 2021. Penurunan penjualan terjadi meskipun ada dua pemotongan harga perusahaan pada Desember untuk pembeli AS yang menyelesaikan pembelian mereka pada akhir tahun.  

Fakta penjualan global jauh di bawah 439.000 mobil yang dibuatnya pada periode tersebut menimbulkan kekhawatiran baru tentang melemahnya permintaan mobil Tesla dalam menghadapi berbagai hambatan.  

Adapun, suku bunga yang lebih tinggi, peningkatan persaingan EV dari pembuat mobil mapan bersama dengan pembuat EV pemula, dan serangan balik terhadap Elon Musk sejak pengambilalihan Twitter yang kontroversial pada awal kuartal.

"Permintaan keseluruhan mulai sedikit retak untuk Tesla dan perusahaan perlu menyesuaikan dan memangkas harga lebih terutama di China, yang tetap menjadi kunci cerita pertumbuhan. Perjalanan Cinderella berakhir untuk Tesla," kata Analis Teknologi Wedbush Securities, Dan Ives, dikutip dari CNN, Rabu (4/1/2023).

Saham Tesla Anjlok 65 Persen, Kapitalisasi Pasar Terpangkas Rp 10.901 Triliun

Tesla Ingin Bangun Pabrik Raksasa di Jepang?
Elon Musk ingin membuka fasilitas produksi baru diluar Amerika Serikat.

Sebelumnya, saham Tesla naik pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022 yang merupakan hari perdagangan terakhir pada 2022. Namun, saham Tesla menutup tahun terburuk dalam sejarah perusahaan.

Saham Tesla naik 1,12 persen ke posisi USD 123,18 per saham pada Jumat pekan ini. Saat ini, kapitalisasi pasar Tesla  sekitar USD 385,98 miliar atau sekitar Rp 6.009 triliun. Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (31/12/2022), saham Tesla anjlok sekitar 65 persen dari awal 2022 menyebabkan kapitalisasi pasar saham Tesla terpangkas USD 700 miliar atau sekitar Rp 10.901 triliun (asumsi kurs Rp 15.573 per dolar AS).

Investor telah membunyikan alarm pada permintaan yang melambat dan produksi kendaraan. Pangsa pasar yang lesu di China, kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed), dan pengambilalihan Twitter oleh CEO Tesla Elon Musk.

Aksi jual saham Tesla jauh melampaui kerugian indeks utama termasuk S&P 500 dan Nasdaq yang masing-masing turun 20 persen dan 33 persen pada 2022.

Namun, Elon Musk yang melihat kekayaan bersih pribadinya jatuh bersama saham Tesla telah mencoba mengabaikan tekanan saham Tesla tersebut.

"Jangan terlalu terganggu oleh kegilaan pasar saham. Saat kami terus menunjukkan kinerja yang luar biasa, pasar akan mengenalinya,” ujar dia kepada karyawan Tesla.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya