Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan upaya dalam memperkuat industri pangan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendatangkan investasi ke sektor pangan dalam negeri. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa industrialisasi pangan merupakan bagian dari investasi utama, selain investasi pada hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).
Erick Thohir menjelaskan, BUMN sudah mulai menarik investasi secara aktif demi mengamankan pasokan bahan pangan utama. Salah satu contohnya adalah menarik investasi yang berkaitan dengan program-program mengurangi stunting di Indonesia, antara lain investasi di industri sapi, baik industri pengolahan daging maupun produksi susu.
Baca Juga
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
Tersingkir dari Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir untuk Latih Striker Timnas Indonesia
Khusus pengembangan industri susu menjadi salah satu yang krusial, mengingat 80 persen dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor. Langkah konkrit yang dilakukan Erick Thohir antara lain melakukan pembicaraan dengan perusahaan susu Belanda, Frisian Flag.
Advertisement
“Ini yang harus kita intervensi. Salah satunya bagaimana kita kerja sama untuk melihat cattle, bisnis industri sapi, baik daging maupun susu,” ujar Erick dalam keterangannya, Rabu (1/2/2023).
Dia mengatakan saat melawat ke Belanda, Frisian Flag ingin investasi 8.000 – 12.000 sapi. Menurutnya, hal tersebut harus didorong agar kedaulatan pangan bisa tercapai. Dia mengatakan salah satu tugas BUMN saat ini adalah mewujudkan hal itu agar industri pangan nasional makin kuat.
“Jadi kedaulatan pangan pun harus dipikirkan”, ujar Erick.
Holding BUMN Pangan
Sebelumnya, di bawah kepemimpinan Erick, bisnis BUMN berbasis pangan terus dilakukan penajaman dalam upaya industrialisasi pangan. Salah satunya membentuk Holding BUMN Pangan pada 7 Januari 2022. Holding BUMN Pangan ini terdiri atas PT RNI (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam.
Saat itu, Erick Thohir menegaskan bahwa pembentukan Holding BUMN ini dilakukan untuk menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model. Adanya holding BUMN Pangan juga menjadi prioritas utama dalam transformasi industri pangan mengingat Indonesia sebagai negara agraris.
Erick juga mulai menyentuh BUMN perkebunan. Salah satu langkah strategisnya adalah mempertajam bisnisnya pada dua produk utama, yaitu Kelapa Sawit dan Gula. Untuk pengembangan produk kelapa sawit, Erick mendorong agar pada setiap 1.000 hektar lahan kelapa sawit harus ada 1 pabrik pengolahan minyak makan merah, produk substitusi minyak goreng yang kerap kekurangan pasokan. Erick memasukan pembentukan Palm Co dalam rencana kerja utamanya tahun 2023 ini.
Advertisement
ID Food Bidik Pendapatan Rp 17 Triliun
Untuk diketahui, holding BUMN Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food membidik pendapatan Rp 17 Triliun di 2023. Sejumlah potensi pun dikantongi agar target itu bisa dicapai.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan menyebut target ini sudah ditetapkam melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pengesahan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja Anggaran Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (RKA TJSL) Tahun 2023.
"Kami menargetkan pendapatan di tahun 2023 sebesar Rp 17 Triliun dengan Ebitda Rp 1 Triliun," kata dia dalam keterangannya, Selasa (31/1/2023).
Sejumlah strategi yang dibawanya turut mengacu pada 5 prioritas Kementerian BUMN dan 12 inisiatif strategi utama dengan tema fix the fundamentals & unlock the value. Siantaranya ekspansi yang berkesinambungan, penciptaan nilai ekonomis dan pertahankan posisi keuangan yang berkesinambungan, transformasi keuangan, kemitraan petani, peternak dan UMKM.
Transformasi Model Bisnis
Kemudian, transformasi model bisnis, integrasi dalam supply chain, sentralisasi fungsi pendukung Holding, pengembangan ekosistem untuk peningkatan produksi pangan, otomatisasi proses bisnis, membangun fondasi Agriculture 4.0, membangun kemitraan lokal & global, optimalisasi aset, pengembangan talenta milenial dan BOD-1.
"Beberapa perbaikan fundamental perusahaan diantaranya transformasi keuangan jangka panjang termasuk transformasi EBITDA, Streamlining anak usaha, optimalisasi aset non core business dan non produktif," ungkap Frans.
Frans memerinci, potensi kinerja perseroan di operasional bisnis ID FOOD Group meliputi komoditas gula ditargetkan naik sekitar 13 persen dari tahun 2022. Yakni dengan target produksi Gula Kristal Putih (GKP) sebanyak 300.433 Ton, yang dikelola ID FOOD Group diantaranya PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II dan PT PG Candi Baru.
Komoditas perikanan, Frans menargetkan pada sektor yang dikelola anggota holding PT Perikanan Indonesia sebanyak 16.087 Ton produksi perikanan atau naik sekitar 24 persen dari yang diprogramkan tahun 2022. Begitupun pengelolaan pabrik pakan ikan ditargetkan produksi sekitar 4.328 Ton.
Advertisement