Profil Perusahaan Induk Shopee dan Garena, Sea Limited

Shopee yang diluncurkan pada 2015 dimiliki oleh Sea Limited, perusahaan induk yang didirikan orang terkaya Singapura Forrest Li.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Feb 2023, 15:06 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2023, 15:02 WIB
Shopee Diluncurkan pada 2015 Dok Shopee
Shopee diluncurkan pada 2015 di sejumlah wilayah termasuk Indonesia. Dok Shopee

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi Shopee menjadi sorotan pada Senin, 6 Februari 2023. Bahkan Shopee sempat menjadi trending di Twitter.

Kicauan kata Shopee di atas 56 ribu. Kicauan tersebut lantaran pengguna Shopee mengeluhkan aplikasi yang alami gangguan. Mengutip Kanal Regional Liputan6.com, berikut sejumlah keluhan pengguna tersebut:

"Baru tadi pagi transfer ke shopee, pas mau check out tiba-tiba ke logout sendiri,” cuit seorang pengguna.

“Weh @ShopeeID. Akun gw knp tbtb logout, duit gw di situ smua wey,” kata pengguna lainnya.

Adapun penyebab aplikasi Shopee error hingga kini belum diketahui. Saat ini, aplikasi Shopee berangsur pulih dan beberapa pengguna menyatakan sudah dapat akses meski agak lambat. 

Mengutip Kanal Tekno Liputan6.com, Shopee mengatakan, saat ini layanan Shopee telah kembali normal. Shopee juga mengajak bagi pengguna untuk kembali login ke akun aplikasi Shopee untuk melanjutkan berbelanja.

"Halo Sobat Shopee, dapat kami informasikan bahwa saat ini layanan Shopee telah kembali normal. Silakan melakukan login ulang untuk mengakses aplikasi Shopee," kata pihak Shopee melalui media sosial.

Pihak Shopee juga mengatakan, jika ada pengguna yang masih terkendala, mereka diminta untuk menghubungi layanan pelanggan Shopee. "Kami ucapkan terima kasih atas kesediaannya untuk menunggu," ujarnya.

Bicara soal Shopee yang kini jadi sorotan, berdasarkan laporan survei BOI Research, Shopee menjadi platform e-commerce yang paling dipilih masyarakat Indonesia dalam setahun terakhir. BOI Research mengatakan, 3 dari 5 orang Indonesia menilai Shopee sebagai e-commerce favoritnya dengan 65 persen respon mengakui lebih memilih Shopee untuk belanja online.

Adapun survei BOI Research tersebut dilakukan pada 24 Juni-17 Juli 2022 dengan 587 respons berusia 18-44 tahun baik di perkotaan dan pedesaan. Survei dilakukan dengan memakai metode CASI (survei online) dengan pengambilan sampel kuota multi-tahap.

Menarik mengenal sekilas salah satu platform belanja online Shopee ini. Shopee diluncurkan pada 2015 di tujuh pasar di berbagai wilayah antara lain Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Taiwan, Vietnam dan Filipina. Plaform belanja online  ini sebuah platform yang disesuaikan untuk tiap wilayah dan menyediakan pengalaman berbelanja online yang mudah, aman dan cepat bagi pelanggan.

Platform identic dengan warna orange ini juga sebagai pelopor 9.9 super shopping daya pertama. Mengutip laman Shopee, platform belanja online ini meluncurkan 9.9 Super Shopping Day pada 2016 untuk jangkau pembeli mobile-first di Asia Tenggara dan Taiwan.

Shopee pun mengenalkan ShopeePay yang merupakan dompet seluler Shopee yang diluncurkan pertama kali pada 2018 di Indonesia. Saat ini ShopeePay telah tersedia bagi pengguna di Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sea Limited, Perusahaan Induk Shopee

Shopee.
ShopeePay turut mendorong akses digitalisasi finansial. (Foto: Istimewa)

Kemudian Shopee pun membuka kantor pusat regional di Singapura. Kantor baru ini dinilai sebagai tonggak pencapaian Shopee. Kantor pusat regional itu memiliki luas 244.000 kaki persegi dan dapat menampung hingga 3.000 karyawan.

Platform belanja online Shopee dimiliki oleh Sea Limited.  Sea Limited sebagai salah satu perusahaan global internet yang didirikan di Singapura. Kini fokus menjalankan tiga lini bisnis yaitu online game, belanja online dan pembayaran digital serta jasa keuangan.

Pada 8 Mei 2009, perseroan mendirikan Garena Interactive Holding Limited, perusahaan induk di Kepulauan Cayman. Pada 8 April 2017, perseroan mengubah nama perusahaan dari Garena Interactive Holding Limited menjadi Sea Limited.

"Sea Limited adalah perusahaan induk yang tidak memiliki operasi substantif. Kami menjalankan bisnis kami melalui anak perusahaan dan terkonsolidasi entitas yang berafiliasi,” demikian mengutip dari laporan tahunan Sea Limited.

Sea memulai bisnis hiburan digital pada awal Mei 2009. Sejak saat itu memperluas operasi game lokal di luar Asia Tenggara dan Taiwan ke Amerika Latin dan pasar lainnya. Perseroan mengembangkan Game Free Fire yang saat ini juga tersedia di lebih dari 130 pasar secara global.

Sea meluncurkan platform e-commerce Shopee di Asia Tenggara dan Taiwan pada Juni dan awal Juli 2015. Tidak berhenti di situ, Sea juga meluncurkan Shopee di Brasil pada kuartal IV 2019. Kemudian pada 2021, Sea memperluas bisnis Shopee di Amerika Latin yaitu Meksiko, Chili, Kolombia, Polandia dan Spanyol.

Selain itu, Sea juga meluncurkan platform layanan keuangan digital di Vietnam pada April 2014 dan di Thailand pada Juni 2014. Pada kuartal IV 2019, Sea memperkenalkan SeaMoney sebagai merek keseluruhan untuk bisnis layanan keuangan digital. Pada 2021, Sea semakin memperluas penawaran layanan keuangan digital di seluruh kredit, teknologi asuransi, dan layanan bank digital termasuk meluncurkan SeaBank di Indonesia.


Dibangun Forrest Li

Shopee Logo
Logo Shopee

Adapun pada 20 Oktober 2017, Sea menyelesaikan penawaran umum perdana dan mencatatkan American Depository Share (ADS) di bursa saham New York dengan simbol SE. Pada September 2021, Sea menerbitkan 12.650.000 ADS termasuk pelaksanaan penuh oleh penjamin emisi atas opasi penjatahan berlebih mereka.

Sea dibangun oleh Forrest Li. Ia mendirikan perusahaan game online dan e-commerce. Pria lulusan Master of Business Administration Stanford Graduate School of Business ini termasuk jajaran orang terkaya Singapura setelah mendaftarkan Sea di Bursa Efek New York pada Oktober 2017. Berdasarkan data Forbes, total kekayaan Forrest Li sebesar USD 4,4 miliar pada Senin, 6 Februari 2023.  Ia berada di posisi 11 dari antara 50 orang terkaya di Singapura.

Didukung oleh Tencent yang kini memiliki 20 persen saham, investor Sea lainnya termasuk perusahaan ekuitas swasta General Atlantic, dan putra Robert Kuok, Kuok Khoon Hua. Pada Maret 2022, Sea tutup unit e-niaga di Indonesia karena ketidakpastian pasar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya