Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan dalam periode transisi sistem transaksi non-tunai dan nirsentuh atau bayar tol tanpa berhenti lewat skema Multi Lane Free Flow (MLFF) belum akan dijalankan disemua pintu tol. Di tahap awal bayar tol tanpa sentuh akan diimplementasikan untuk 50 persen atau paling sedikit 20 persen dari gardu dulu.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Ali Rachmadi, dalam Diskusi Publik Peluang dan Tantangan Implementasi Sistem Bayar Tol Tanpa Henti, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga
Saat transisi, masyarakat masih bisa melakukan transaksi pembayaran menggunakan kartu atau e-toll di gardu untuk masuk atau keluar jalan tol.
Advertisement
"Metode transisi MLFF dengan sistem eksisting ini masih melakukan pembayaran dengan tapping melalui gardu tol. Nanti di transisi periode pembayaran melakukan kartu masih bisa dilakukan mungkin sekitar 50 persen, paling sedikit 20 persen dari gardu gerbang tol bisa mengakomodir pembayaran non tunai nirsentuh," ujarnya.
Namun, ketika penerapan bayar tol tanpa berhenti sudah menyeluruh di seluruh jalan tol Indonesia, maka tidak akan ada gardu tol. Pembayaran dikumpulkan melalui Global Navigation Satellite System (GNSS) dan law enforcement melalui Automatic number-plate recognition (ANPR).
Adapun Ali menyampaikan latar belakang rencana penerapan ayar tol tanpa berhenti atau MLFF ini berdasarkan pesan Presiden Joko Widodo kepada Kementerian PUPR pada rapat terbatas pada 26 April 2016. Presiden Joko Widodo meminta agar antrian di gerbang tol dihilangkan, dan diganti dengan aplikasi-aplikasi sensorik yang nanti langsung dihubungkan dengan account di bank.
"Kemudian pak Menteri kami dengan dasar hukum PP nomor 15 tahun 2005 tentang jalan tol, dimana kegiatan pengumpulan tol merupakan salah satu kegiatan dalam pengoperasian jalan tol, dan mengeluarkan Permen nomor 16 tahun 2017 tentang transaksi non tunai di jalan tol," ujarnya,
Namun dalam Permen nomor 16 tahun 2017 tersebut hanya terfokus pada penggunaan uang elektronik saja. Oleh karena itu, diterbitkan kembali Permen PUPR nomor 18 tahun 2020 tentang transaksi tol non-tunai nirsentuh di jalan tol.
Mulai Sosialisasi, Sistem Bayar Tol Tanpa Sentuh Bakal Uji Coba Sebentar Lagi
Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan sosialisasi sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) atau bayar tol tanpa sentuh dan tanpa henti. Sosialisasi ditujukan kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk juga pengguna jalan tol.
"Jadi, sekarang kita melakukan sosialisasi-sosialisasi kepada berbagai pemangku kepentingan," ujar Anggota BPJT Unsur Profesi Kementerian PUPR Koentjahjo Pamboedi dikutip dari Antara, Rabu (12/10/2022).
Sosialisasi bayar tol tanpa berhenti ini menjadi langkah penting sebelum sistem baru ini dipraktekkan.
Koentjahjo mengatakan, hal serupa pernah dilakukan oleh Kementerian PUPR saat penerapan transaksi uang elektronik (e-money) di jalan tol dalam rangka mengantisipasi first user.
Kementerian PUPR saat itu mengadakan gerai-gerai untuk pembelian top up dan kartu e-money perdana kepada pengguna jalan tol yang belum atau baru mengetahui penerapan transaksi tol dengan menggunakan kartu emoney.
"MLFF pun akan kita lakukan seperti itu, sosialisasinya sampai seberapa, lalu kita monitor penetrasinya sampai seberapa," kata Koentjahjo.
Terkait dengan sosialisasi MLFF di daerah pelosok, tentunya Kementerian PUPR juga akan melakukan sosialisasi yang menyasar para pengguna jalan tol atau masyarakat pengguna kendaraan yang bisa masuk ke jalan tol.
"Jadi sekarang bareng-bareng ini, persiapan untuk instalasi dan sosialisasi," ujar Koentjahjo.
Advertisement
Teknologi Bayar Tol Tanpa Berhenti Bakal Diintegrasikan Sistem Pemantauan Truk ODOL
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan uji coba teknologi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLLF) di akhir 2022. Nantinya tenologo bayar tol tanpa berhenti ini alan diintegrasikan dengan sistem pemantau kendaraan obesitas atau ODOL di jalan tol.
Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan I BPJT Kementerian PUPR Galuh Permana Waluyo mengatakan, Kementerian PUPR akan melakukan sejumlah uji coba, sebelum akhirnya akan meluncurkan teknologi tersebut kepada masyarakat untuk digunakan transaksinya. Uji coba akan dilakukan di akhir 2022.
Teknologi MLFF merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna jalan tol melakukan proses bayar tol tanpa berhenti. MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan memungkinkan pengguna tol melakukan transaksi melalui aplikasi khusus di smartphone.
Ke depan, teknologi MLFF ini akan diintegrasikan dengan sistem pemantau kendaraan Overload and Over Dimensions (ODOL). "Jadi nanti ketika ada teknologi weight in motion (WIM) yang bisa diintegrasikan dengan sistem kamera (MLFF) kita sehingga databasenya bisa menjadi satu," kata Galuh dikutip dari Antara, Jumat (7/10/2022).
Aplikasi Khusus
Kementerian PUPR sendiri menggunakan teknologi MLFF dengan tujuan agar teknologi-teknologi canggih bidang infrastruktur jalan tol pada masa mendatang, misalkan seperti vehicle to vehicle communication atau vehicle to infrastructure bisa digunakan dengan teknologi MLFF.
"Jadi masih banyak yang bisa kita lakukan, makanya kenapa kita memilih teknologi MLFF dengan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS)," kata Galuh.
Sebelumnya, BPJT Kementerian PUPR mengungkapkan sistem MLFF menggunakan teknologi GNSS dan melakukan transaksi melalui aplikasi khusus jalan tol di ponsel pintar atau smartphone.
Selanjutnya GPS akan menentukan lokasi yang ditentukan oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di central system. Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem kemudian akan melakukan kalkulasi tarif.
Dengan penerapan sistem ini pengendara tidak perlu lagi berhenti dan kendaraan dapat terus berjalan seperti biasa untuk membayar masuk tol, sehingga tidak ada lagi antrean di gerbang tol.
 Â
Advertisement