Ekonomi AS Membaik, Rupiah Malah Loyo

Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 25 poin atau 0,16 persen ke posisi 15.120 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.096 per dolar AS.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Feb 2023, 10:12 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 10:12 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 25 poin atau 0,16 persen ke posisi 15.120 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.096 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah melemah pada Kamis dipicu membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 25 poin atau 0,16 persen ke posisi 15.120 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.096 per dolar AS.

"Pelaku pasar masih mempertimbangkan membaiknya data ekonomi AS setelah data tenaga kerja NFP AS bulan Januari menunjukkan pertumbuhan lebih dari dua kali dibandingkan bulan sebelumnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (3/2/2023) bahwa data ketenagakerjaan nonpertanian atau non farm payrolls (NFP) meningkat 517.000 pada Januari, jauh lebih baik dari yang diharapkan 187.000. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen, level yang tidak terlihat sejak Mei 1969.

Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan pasar sekarang menetapkan perkiraan puncak suku bunga di atas 5 persen setelah data pekerjaan yang kuat pada Jumat (3/2/2023).

Ariston menuturkan membaiknya data ekonomi AS tersebut bisa mendorong Bank Sentral AS atau The Fed untuk tetap menaikkan suku bunga acuannya.

Selain menegaskan penurunan inflasi, Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya yang lalu juga mengatakan bahwa jika data tenaga kerja terus menunjukkan hasil yang bagus, suku bunga bisa dinaikkan lagi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suku Bunga

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dini hari tadi petinggi The Fed sekaligus kolega Powell, Christopher Waller, juga menyatakan bahwa suku bunga bisa dinaikkan lagi melebihi ekspektasi bila inflasi masih tinggi karena membaiknya situasi ketenagakerjaan di AS.

Menurut Ariston, rupiah hari ini berpeluang bergerak melemah lagi karena sentimen tersebut. Potensi pelemahan berada di kisaran 15.080 per dolar AS ke arah 15.160 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan Rabu (8/2) naik 53 poin atau 0,35 persen ke posisi 15.096 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.148 per dolar AS


USD Dibikin Terkapar, Kurs Rupiah Menguat 3,89 Persen Awal 2023

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada awal 2023 nilai tukar Rupiah mengalami apresiasi, di mana sampai dengan 27 Januari 2023 menguat 3,89 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir Desember 2022.

"Dari sisi nilai tukar, rupiah mengalami penguatan yang mendukung stabilitas ekonomi," kata Menkeu dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Menurutnya, penguatan kurs Rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia 3,83 persen ( ytd), Filipina 2,30 persen (ytd), dan India 1,46 persen (ytd).

Penguatan tersebut didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga, imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan terkait sisi fiskal, APBN 2022 yang merupakan bagian dari serangkaian kebijakan fiskal di masa pandemi Covid-19 telah bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan kinerja APBN yang tetap sehat dan berkelanjutan.

Kinerja positif APBN 2022 terefleksi dari realisasi belanja negara yang sebesarRp3.090,75 triliun atau mampu tumbuh 10,92 persen (yoy).

APBN telah bekerja untuk melindungi daya beli masyarakat dan menopang pemulihan ekonomi melalui dukungan subsidi dan kompensasi, penebalan bantuan sosial, dukungan proyek strategis nasional, penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem, dukungan program JKN, serta layanan publik di daerah.


Ekonomi Pulih

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seiring kuatnya dukungan belanja tersebut, ekonomi dapat pulih dengan cepat dan dunia usaha dapat bangkit lebih kuat, sehingga berdampak positif terhadap pendapatan negara yang mencapai Rp2.626,42 triliun, tumbuh signifikan sebesar 30,58 persen (yoy) dan mencapai 115,90 persen dari target APBN (Perpres No. 98/2022).

Realisasi pendapatan tersebut meliputi realisasi penerimaan perpajakan yang mencapai Rp2.034,54 triliun (114,04 persen dari Perpres No. 98/2022) atau tumbuh sebesar 31,44 persen dari realisasi tahun 2021 dan realisasi PNBP yang mencapai Rp588,34 triliun atau 122,16 persen dari target Perpres No. 98/2022 atau tumbuh sebesar 28,32 persen (yoy).

"Kinerja pendapatan yang optimal tersebut terutama dipengaruhi pemulihan aktivitas ekonomi yang semakin menguat, masih tingginya harga komoditas, serta buah dari reformasi perpajakan," pungkasnya.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya