Usai Pandemi, Industri Keramik Perlahan Mulai Bangkit

Industri properti dan industri keramik berhasil bangkit dari pandemi, ditandai dengan permintaan pasar yang terus meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2023, 09:09 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 21:25 WIB
Roman
Industri properti dan industri keramik berhasil bangkit dari pandemi, ditandai dengan permintaan pasar yang terus meningkat.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai pemimpin pasar ubin granit dan ubin keramik premium, Roman menatap era pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dengan optimisme yang tinggi.

Sejalan dengan itu, Roman mengangkat tema “Recover Better, Recover Bigger, Recover Stronger”di Keramika yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) 23-26 Februari 2023. Di pameran ini, Roman meluncurkan koleksi-koleksi baru untuk memenuhi tren desain dan gaya hidup kekinian. 

General Manager PT Satya Langgeng Sentosa (Roman), Jimin Suman mengatakan, dampak pandemi Covid-19 telah mempengaruhi seluruh sendi kehidupan.

Namun industri properti dan industri keramik berhasil bangkit ditandai dengan permintaan pasar yang terus meningkat. Dalam masa pemulihan ekonomi ini, Roman telah melakukan recovery  dengan sangat baik sehingga menjadi lebih besar dan lebih kuat.  

“Selain lebih kuat dari sisi produk, Roman juga menjadi perusahaan yang lebih kuat dan tahan banting setelah melewati  pandemi,” kata Jimin.

Di Keramika 2023, Roman langsung tancap gas dengan meluncurkan sejumlah koleksi baru. Produsen ubin granit dan keramik premium ini menyajikan solusi penutup permukaan yang lebih mewah dengan desain kekinian yang tengah diminati pasar.  

Mengikuti tren desain teranyar, Roman melengkapi portofolio produk Rectificado Wall Tiles dengan ukuran baru yang lebih langsing.  

“Selama ini, Roman dikenal dengan produk Rectificado yang berukuran 30x60 dengan proporsi 2 berbanding 1 yang populer. Mengantisipasi tren desain yang mengarah ke proporsi langsing, maka diperkenalkan keramik dinding dengan perbandingan 3 berbanding 1 yakni Roman Rectificado 30x90 SLIM,” kata Jimin.

 

Keramik Dinding

Roman
Produsen ubin granit dan ubin keramik premium, Roman, telah mengekspor produk RomanGranit dan Roman Ceramics ke lebih dari 90 negara di dunia selama 35 tahun.

Selain keramik dinding yang mewah, Roman juga menampilkan ubin granit big size RomanGranit Grande dalam beberapa ukuran terdiri dari 100x100 cm, 80x80 cm dan 120x60 cm.

Salah satu koleksi terbarunya dNorwich 80x80 cm dirilis dalam dua varian Chiaro dan Grigio. Ubin granit ini memiliki permukaan matte dengan kemampuan antislip yang tinggi sehingga dapat dipergunakan pada area basah seperti kamar mandi dan area outdoor.

Untuk solusi penutup lantai outdoor yang super kuat, RomanGranit juga memiliki jajaran produk di kategori HardRock dengan ketebalan kepingan 2 cm.

Ada tiga koleksi HardRock dengan format ukuran baru 60x30 cm yang diluncurkan, yakni dAgora, dPumori dan dAndesit. Sebelumnya sudah ada HardRock dengan ukuran 60x60 cm dan 30x30 cm.

Selain itu, koleksi-koleksi menarik lainnya meluncur di Keramika termasuk kategori Gloss Mood, Stone Mood dan Wood Mood.

Roman menempati area yang cukup luas di Hall A Booth 15 Keramika 2023. Booth Roman menampilkan konsep residensial kekinian. Pengunjung dapat melihat koleksi-koleksi terbaru dari RomanGranit dan Roman Ceramics untuk memenuhi kebutuhan berbagai gaya desain arsitektur dan interior.

 

Kemenperin Golongkan Industri Keramik di Sektor Kritikal saat PPKM

PT Satya Langgeng Sentosa (Roman) hadirkan Showroom House of Roman di Semarang
Ilustrasi keramik.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan bahwa industri keramik masuk ke dalam sektor kritikal saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hal ini karena karena pembangunan infrastruktur publik masih tetap berjalan sehingga membutuhkan dukungan industri keramik.

"Selama PPKM, pembangunan infrastruktur publik masih tetap berjalan. Oleh karena itu, Kemenperin mengelompokkan industri keramik sebagai sektor kritikal yang dapat terus beroperasi 100 persen selama masa PPKM," kata Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kemenperin Muhammad Khayam, dikutip dari Antara, Rabu (4/8/2021).  

Khayam pun terus memonitor penerapan protokol kesehatan dan IOMKI di industri keramik. Sebab, industri keramik merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam memasok kebutuhan pembangunan infrastruktur dan properti.

Ketika meninjau PT Mulia Keramik di Cikarang, perusahaan ini terpantau telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik untuk para karyawan dan lingkungan kerjanya. Selain itu, perusahaan ini termasuk yang taat melaporkan IOMKI secara berkala sesuai ketentuan berlaku.

"Kami sangat mengapresiasi perusahaan-perusahaan industri binaan kami yang sudah dapat menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin serta melaporkan pelaksanaan operasional dan mobilitas kegiatan industrinya dengan tepat waktu," ungkap Khayam.

Pada SE Menperin 3/2021, terdapat kewajiban pelaporan yang lebih efektif. Perusahaan yang telah memiliki IOMKI wajib menyampaikan laporan pelaksanaan operasional dan mobilitas kegiatan industri secara berkala dua kali dalam satu minggu, setiap Selasa dan Jumat, secara elektronik melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional atau SIINas (siinas.kemenperin.go.id).

Khayam mengemukakan industri keramik Indonesia saat ini menduduki peringkat kedelapan dunia dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta m2 per tahun dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 150 ribu orang.

Meningkatnya pembangunan di sektor infrastruktur dan properti, seperti real estat, perumahan, apartmen, dan bangunan lainnya, membuat permintaan pasar dalam negeri semakin bertambah.

Perlindungan

Roman
Produsen ubin granit dan ubin keramik premium, Roman, telah mengekspor produk RomanGranit dan Roman Ceramics ke lebih dari 90 negara di dunia selama 35 tahun.

Selain itu, pemerintah yang gencar dalam pembangunan infrastruktur, serta meningkatnya kebutuhan perumahan atau tempat tinggal oleh pekerja usia produktif, menjadi peluang pangsa pasar bagi industri keramik nasional untuk meningkatkan konsumsi keramik nasional dan memperluas pangsa pasar dalam negeri.

"Dalam rangka meningkatkan industri keramik nasional, Kemenperin telah melakukan berbagai upaya, antara lain pemberian insentif harga gas bumi sebesar 6 dolar AS per MMBTU, mendorong revitalisasi permesinan, penerapan industri 4.0, dan revisi terhadap Peraturan Menteri Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Keramik," imbuh Khayam.

Selain itu, perpanjangan safeguard ubin keramik, pengajuan tata niaga impor yang saat ini menunggu pembahasannya di tingkat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya