Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan telah menyiapkan sejumlah strategi hadapi potensi kelesuan ekonomi dan resesi global di 2023. Khusus untuk ekspor, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan akan melakukan penyederhanaan regulasi, dan mencari pasar-pasar ekspor baru.
"Jadi satu ekosistem yang kita sambungkan. Kita akan pertemukan UMKM dengan lokapasar, ritel, modern, dan bank," ujar Zulkifli Hasan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Lampung, Rabu (1/3).
Zulkifli mengatakan, jika ekosistem yang disiapkan saat ini berjalan baik, maka semua pihak akan mendapat manfaat yang besar. Dan kolaborasi merupakan kunci keberhasilan ekosistem.
Advertisement
Selain penyederhanaan regulasi ekspor dan menambah pasar-pasar ekspor baru, Zulkifli menuturkan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan dengan negara-negara mitra.
Dia juga mengatakan, Kemendag tengah mengembangkan ekosistem di dalam negeri untuk membantu meningkatkan kapasitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ekosistem ini, ditopang melalui empat pilar yaitu pelaku UMKM, lokapasar untuk mendukung akses digitalisasi, perbankan untuk mendukung akses pembiayaan UMKM, dan ritel modern untuk mendukung akses kemitraan.
Meski ekonomi global diprediksi tidak cukup cerah, Zulkifli optimis Indonesia dapat tetap bertahan. Kinerja positif ekonomi Indonesia pada 2022 pun dijadikan acuan untuk tahun 2023.
Rapat Kerja Kemendag tahun 2023 mengambil tema “Transformasi perdagangan mendukung pembangunan ekonomi bernilai tambah dan berkelanjutan”. Rapat Kerja digelar pada Rabu-Kamis, 1-2 Maret 2023. Turut hadir secara virtual, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Dalam dua tahun terakhir, perekonomian kita melemah dan banyak fasilitas publik ditutup. Di belahan dunia lain terjadi defisit. Setelah dua tahun ini, perekonomian kita masih tumbuh 5,3 persen pada 2022, bahkan lebih baik dari beberapa negara lainnya seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Tiongkok, dan Uni Eropa," sebutnya.
Curah Hujan Tinggi, Mendag Was-Was Harga Cabai Melejit
Komoditas cabai menjadi perhatian Kementerian Perdagangan menjelang bulan puasa atau masa Ramadan 2023. Pasalnya, curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai mulai terbatas.
"Saya kira secara umum, hanya saja paling cabai, karena cabai kalau musim hujan panennya susah padahal butuhnya banyak. Semua pakai cabe. Kalau lain lain saya kira ketersediaanya saya jamin," kata Mendag kepada awak media usai membuka rapat kerja Kemendag, di Lampung, Rabu (1/3/2023).
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengungkapkan, jelang Ramadan 2023, kenaikan tertinggi terjadi pada harga cabai yang mencapai 50 persen.
IKAPPI mencatat pada (23/2) harga cabai merah jenis TW sekitar Rp 65.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp30.000-an per kg. Kemudian, cabai rawit merah menjadi Rp60.000 per kg dari sebelumnya Rp 30.000 per kg.
Sejalan dengan hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta menyatakan terjadi penurunan pasokan pangan hortikultura dari daerah sentra ke Jakarta karena tingginya curah hujan. Pasokan pangan tercatat menurun pada pekan ketiga Februari 2023.
Adapun komoditas yang mengalami penurunan pasokan pada pekan ketiga Februari 2023 ini adalah cabai merah, cabai rawit hijau, dan bawang merah.
Kendati demikian, Mendag pun tak menampik, ketika memasuki bulan ramadan harga pangan mulai meningkat. Namun, Mendag memastikan kebutuhan pokok menjelang Lebaran tahun ini bisa terkendali.
"Tapi yang paling penting lebaran stoknya cukup. Saya lagi gencar untuk daging gula, bawang putih, minyak goreng dan terigu karena nanti orang beli kue. Kita kerja keras ini tinggal 18 hari lagi puasa. Jadi mulai masuk yang penting tersedia. Kalau lebaran itu memang naik sedikit, pedagang kadang-kadang kapan lagi untung nya selain saat seperti ini," pungkasnya.
Advertisement