Aplikasi Krisna-Sakti Jadi Andalan Sri Mulyani Pangkas Birokrasi Anggaran

Kemenkeu dan Bappenas luncurkan aplikasi Krisna-Sakti untuk sederhanakan birokrasi alokasi anggaran.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Mar 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 19:00 WIB
Gedung Kementerian Keuangan di Jakarta Pusat. (Dok kemenkeu.go.id)
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan aplikasi Krisna-Sakti. (Dok kemenkeu.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan aplikasi Krisna-Sakti.

Peluncurkan aplikasi ini dalam angka memberikan kemudahan bagi pengguna anggaran yaitu seluruh Kementerian dan Lembaga dalam merencanakan, mendapatkan serta mempertanggungjawabkan anggaran.

Mengutip laman resmi Kemenkeu, Selasa (14/3/2023) Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa selama ini ada 13 kali prosedur yang digunakan terkait birokrasi alokasi anggaran.

Kemudian saat diluncurkannya aplikasi Krisna-Sakti, prosedur tersebut berhasil disederhanakan menjadi 8.

"Tapi kalau ini menjadi full interoperable dan kemudian menyederhanakan proses-proses yang repetitif itu baru namanya reformasi,” kata Sri Mulyani dalam acara "Launching Modul Sinkronisasi Krisna Renja – Sakti", di Jakarta, Rabu (14/03).

Menkeu pun menyampaikan harapan adanya aplikasi ini dapat mempersingkat waktu dan memperbaiki proses alokasi anggaran secara signifikan.

Reformasi Birokrasi

Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan reformasi dari regulasi dan birokrasi di lingkungan pemerintahan, meskipun dalam prosesnya membutuhkan waktu yang cukup panjang.

"Betapa lamanya birokrasi itu berubah dragging that fit. Kakinya tuh berat banget untuk melangkah memperbaiki, nah ini pelajaran yang sangat penting. Yang kita lakukan baik, tapi yang baik itu tidak memadai. Karena rakyat dan negara Indonesia, bangsa Indonesia membutuhkan even your best effort," tuturnya.

"Your best effort yang terbaik harus bisa dilakukan, bahkan dalam situasi tertentu apa yang kita sudah pikirkan terbaik pun itu juga belum memadai, itu menggambarkan betapa tantangan pembangunan di Indonesia itu luar biasa dan membutuhkan dedikasi semuanya," pungkas Sri Mulyani.

Urgensi Penyederhanaan Alokasi Anggaran Untuk Masalah Stunting Hingga Inflasi

Salah satu pedagang di Pasar Tradisional Kota Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Salah satu pedagang di Pasar Tradisional Kota Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Oleh karena itu, dukungan dan dorongan terhadap penyederhanaan seluruh proses alokasi anggaran terus disampaikan oleh Menteri Keuangan.

Menurut Sri Mulyani, hal ini agar betul-betul bisa dipergunakan untuk mencapai kemakmuran masyarakat termasuk dalam mengatasi masalah stunting, kemiskinan, dan inflasi di Indonesia.

"Saya sampaikan yang paling berat adalah mensimplifikasi birokrasi kita sendiri, bagaimana birokrasi tidak self serving yaitu hanya untuk sekedar naik pangkat, namun betul-betul bekerja menyelesaikan masalah yang ada di dalam perekonomian dan bangsa kita. Saya berharap ini adalah langkah awal yang sangat baik untuk perbaikan dan sinkronisasi dua aplikasi yang sangat menentukan semua K/L, karena semua K/L nggak bisa dapat anggaran tanpa masuk ke Krisna dan Sakti," terangnya.

Komitmen Kementerian Keuangan

Sri Mulyani
Forbes menjelaskan, jika Sri Mulyani dikenal mempromosikan kesetaraan gender dan anti-korupsi. Setelah ditunjuk kembali menjadi Menkeu pada 2016. [@smindrawati]

Menkeu berkomitmen, Kementerian Keuangan bersama-sama dengan Bappenas akan terus melakukan upaya untuk memperbaiki pelayanan kepada seluruh Kementerian/Lembaga agar dapat terwujud perencanaan, pengunaan, dan pertanggungjawaban anggaran yang dikelola secara baik demi masyarakat dan bangsa Indonesia yang semakin maju dan sejahtera.

"Jadi makin kita bisa menggunakan anggaran secara baik pasti masyarakat bisa merasakan manfaat dan perekonomian kita bisa menjadi tumbuh dan memiliki daya tahan dihadapkan pada situasi global yang betul-betul sekarang ini bukan situasi biasa-biasa saja. Turbulensi dan ketegangan serta berbagai kondisi dunia yang tidak mudah masih terjadi, jadi kita juga harus waspada," tutup Sri Mulyani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya